Chapter 1 ( Begin )

8.6K 390 22
                                    

"Hidup itu Punkish"

~~ ~~

Guru kedisiplinan, atau biasa dipanggil dengan Kang Ssaem menggebrak meja dengan keras. Kang Ssaem berniat membuat 7 siswi di hadapannya ini terkejut dan menunduk karena takut, namun yang didapat Kang Ssaem adalah tatapan bertanya dan mengejek. Mata ke 7 siswi tersebut seakan mengejek Kang Ssaem "kenapa harus menggebrak meja?"

"jelaskan padaku, apa alasan kalian berkelahi dengan siswa sekolah lain?" tanya Kang Ssaem. Mata tajamnya melihat satu persatu siswi yang duduk dihadapannya. 7 siswi yang tak punya rasa takut dan berjiwa pemberontak.

"Soomi tak sengaja menendang kaleng minuman kosong dan sayang sekali, tepat sasaran. Kaleng minuman itu mengenai kepala si ketua genk sekolah sebelah," jelas Hayeon -Pemimpin grup pemberontak-

Kang Ssaem melotot tak percaya.

"kami sudah meminta maaf, namun mereka memaki Soomi dan mendorong Soomi hingga ia jatuh tersungkur di aspal," sambung Hayeon.

Kang Ssaem memicingkan matanya, tak percaya.

"akhirnya, terjadilah peperangan antara 2 kubu. Mereka yang tak mau mengalah dengan kami," tutup Hayeon.

Kang Ssaem menghela nafas pelan, pusing. Apa yang harus ia lakukan? Hukuman apa yang harus mereka terima lagi? Kang Ssaem rasa, semua hukuman sudah ia berikan. Mulai dari membersihkan wc selama 1 minggu, memungut sampah selama 3 hari, membersihkan lapangan indoor selama 2 minggu, membersihkan kelas menggantikan petugas piket selama 4 hari, dan yang terakhir di skors selama 3 hari. Kang Ssaem menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mereka ber 7 adalah siswi tingkat akhir dan sebentar lagi akan lulus. Tak mungkin Kang Ssaem memberikannya hukuman Skors apalagi sampai dikeluarkan dari sekolah. Kang Ssaem juga memikirkan masa depan murid-murid pemberontak seperti mereka.

"kembali kekelas dan ingat, pulang sekolah kembali lagi kesini. Jangan mencoba kabur karena aku akan memberikan kalian hukuman," usir Kang Ssaem. 7 siswi itu beranjak dari tempat duduk mereka dan segera berjalan menuju kelas 3-1.

"Eomma ku marah karena nilai ujian semester ku kecil," buka Soomi. Mulutnya tak henti mengunyah permen karet sejak mereka dipanggil ke ruang kedisiplinan. Mungkin, permen karet itu tak lagi berasa manis seperti diawal.

"aku juga," sahut Nareum. Namun, tak ada rasa sedih sama sekali diwajahnya. Bahkan ia terlihat tenang-tenang saja.

"kita sudah banyak tertinggal materi dikelas 1 dan 2. Maka dari itu, nanti jika ujian umum sudah hampir tiba, kita harus menerapkan sistem belajar kebut semalam," kata Hayeon memberikan usulan. Usulan yang selalu sama dalam 2 tahun terakhir.

"itu percuma. Siswi pemberontak seperti kita tak akan diterima di universitas manapun. Kalian tahu kan kalau nama kita sudah banyak di buku hitam sekolah? Kita juga sudah mendapatkan puluhan poin dari sekolah," kata Jurina. Memang tak mungkin bagi mereka untuk belajar kebut semalam. Lagipula apa untungnya bagi mereka? Mereka tak akan pernah bisa masuk ke universitas negri yang bagus dan akreditasi tinggi.

"kita hanya sampah masyarakat," sambung Sakura.

Mereka ber 7 mengangguk setuju. Kalimat itu selalu mereka dengar dari guru satu sekolah dan juga siswa-siswi seangkatan dan yang dibawah mereka. "sampah masyarakat"

"kenapa kita selalu dihina?" tanya Paruru. Gadis pendiam itu akhirnya buka suara.

"karena kita selalu dianggap sebelah mata," jawab Hayeon, matanya menerawang kedepan. Melihat beberapa siswi yang menatap mereka dengan tatapan mengejek.

"memangnya apa bedanya kita dengan siswi lainnya? Kita bertingkah seperti ini karena kita menginginkan kebebasan dan kita juga berlaku sesuai dengan diri kita sendiri," kali ini Hara ikut menimpali. Gadis itu memang tak suka jika harus menjadi siswi kutu buku yang pintarnya minta ampun. Bahkan bisa dikatakan, Hara bukanlah gadis yang pandai dalam setiap pelajaran akademik maupun non akademik. Sama dengan yang lainnya, mereka tak pandai dalam segala hal. Selera pakaian mereka juga buruk, tak seperti siswi kebanyakan yang fashionable. Bahkan mereka tak suka jika memakai make up seperti semua siswi perempuan disekolahnya.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang