Chapter 35 ( Don't Leave Me )

2.2K 295 1
                                    

"Jangan pernah meninggalkanku,"

~~ ~~

Jungkook dan Hayeon telah menghabiskan waktu seharian di game Arcade. Karena mereka tak diizinkan masuk ke sekolah, mereka memutuskan untuk bolos dan bermain game disalah satu pusat perbelanjaan di Apgujong.

Jungkook menyodorkan sebuah es-krim untuk Hayeon.

"Untukku?" Tanya Hayeon. Jungkook mengangguk. Tentu saja untuk Hayeon. Siapa lagi yang akan Jungkook tawari es-krim?

"Ah, gamsahamnida," kata Hayeon. Jungkook mengambil tempat duduk di sebelah Hayeon. Kemudian, mereka makan es-krim bersama-sama.

Tak ada yang berani memulai percakapan terlebih dahulu. Di Arcade tadi pun, mereka bermain permainan yang berbeda. Bahkan, mereka seolah saling tak mengenal. Tentu saja mereka gugup untuk saling bertemu. Apalagi Jungkook. Ia sudah mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya pada gadis di sebelahnya kini.

Mulut Hayeon terbuka lebar, matanya tak berkedip sama sekali. Matanya menangkap sosok orang yang ia kagumi. Byun Baekhyun, kakak kelasnya sewaktu SMP. Mungkin sekarang, Baekhyun sudah memasuki bangku perkuliahan semester 4.

Jungkook mengikuti arah pandangan Hayeon. Dan ia juga terkejut. Hayeon terpesona dengan laki-laki yang sedang berdiri didepan butik baju? Jungkook akui, pria itu memang tampan. Tapi, bukankah ia lebih tampan?

"Song Hayeon," panggil Jungkook.

Hayeon bahkan tak mendengar panggilan Jungkook. Ia masih terpesona dengan Baekhyun. Ah, pria itu memang tampan.

"Song Hayeon!" Panggil Jungkook sekali lagi. Namun hasilnya tetap sama. Hayeon seakan tuli sesaat.

Karena kesal, Jungkook segera mencium pipi Hayeon. Sontak, Hayeon langsung tersadar dan mengalihkan pandangannya kearah Jungkook.

"Yak! Siapa yang memberimu izin untuk mencium pipiku?" kesal Hayeon.

Hatinya berdegup kencang karena perbuatan Jungkook. Bagaimana nantinya jika ia terkena serangan jantung mendadak?

"Aku sudah memanggilmu 2 kali dan kau tidak menjawab," sela Jungkook membela diri.

"Aish, menyebalkan!! Kau bukan siapa-siapa ku. Tapi sudah berani menciumku," sebal Hayeon. Jungkook selalu seenaknya sendiri.

Hayeon memakan es-krimnya yang hampir mencair itu dengan geram. Bahkan ia memakan es-krim itu dengan sekali gigitan. Tak mempedulikan seberapa ngilu giginya sekarang.

"Jangan pernah melihat pria lain," ucap Jungkook.

Uhuk!

Hayeon tersedak es-krim nya sendiri. Padahal anak kecil saja tak tersedak jika makan es-krim.

"Hei, makan es-krim itu pelan-pelan," ucap Jungkook khawatir melihat Hayeon yang terbatuk-batuk karena tersedak es-krim ( ? ).

"Di dunia ini banyak sekali pria tampan. Jadi kenapa aku tak boleh melihat pria lain?" Protes Hayeon.

Jungkook membuang nafasnya kasar. Gadis ini bodoh atau pura-pura bodoh? Ayolah, itu hanya sebuah perumpamaan.

"Karena kau milikku. Dan hanya boleh melihatku!" Jawab Jungkook. Nadanya naik 2 oktaf lebih tinggi. Membuat Hayeon agak memundurkan badannya.

"Yak! Kau kenapa sih?" Tanya Hayeon. Jungkook berlebihan bukan?

Jungkook mengacak rambutnya frustasi.

"Lupakan," sergah Jungkook cepat. Jungkook segera berdiri,berniat pulang duluan dan meninggalkan Hayeon sendirian disini. Ia sudah terlampau kesal.

"Kau mau kemana?" Tanya Hayeon.

"Pulang!" Jawab Jungkook sekenanya.

"Yak! Jeon Jungkook, tunggu!" Pekik Hayeon.

~~ ~~

Jungkook berhenti tiba-tiba dan itu membuat Hayeon menabrak punggung Jungkook. Hayeon ingin memarahi Jungkook, namun ia segera mengurungkan niatnya karena ia melihat Jungkook sedang memperhatikan seorang wanita paruh baya yang sedang bermesraan dengan seorang laki-laki yang terlihat masih muda.

Hayeon memperhatikan tangan Jungkook yang mengepal kuat. Hayeon penasaran, siapa wanita itu sebenarnya?

"Eomma!" Teriak Jungkook.

Wanita paruh baya itu menoleh kearah Jungkook kemudian memperlihatkan senyum tanpa dosanya pada Jungkook. Dengan langkah besar, Jungkook menghampiri wanita yang ia panggil Eomma tadi.

Bugh!

Jungkook meninju laki-laki yang sedang bersama dengan ibunya itu. Bagaimana bisa ibunya bermesraan dengan laki-laki lain sedangkan ayahnya sedang susah-susah membanting tulang di negri orang.

"Yak! Jeon Jungkook!" Bentak ibunya. Kemudian ia segera menampar pipi Jungkook kuat.

"Ini yang Eomma lakukan dibelakang ayah?" Bentak Jungkook. Ia hampir saja menangis. Namun air matanya berhasil ia tahan.

Ibunya tertawa pelan. Bisa Jungkook katakan jika ibunya ini tidak waras?

"Anak kecil,kau tidak tahu. Bisa saja ayahmu juga berselingkuh dengan wanita lain di China sana," ucap ibunya sarkatis.

Jungkook tak terima jika sang ibu berbicara seperti itu. Jungkook jamin, ayahnya tak akan melakukan hal kotor seperti itu.

"Sayang, kau tidak apa-apa?" Tanya Ibunya Jungkook pada pria muda disampingnya.

Pria itu mengangguk pelan. Ibunya bisa melihat jika sudut bibir kekasihnya itu berdarah.

"Sebaiknya kita pergi saja," ibu Jungkook langsung menarik laki-laki simpanannya itu menjauh dari parkiran.

Sebelum pergi, wanita itu melihat Hayeon sekilas.

Jungkook jatuh di lantai. Ia rasa kakinya lemah untuk berdiri sekarang. Dan sekarang, air mata Jungkook keluar. Kemana ibunya yang dulu? Ibunya yang selalu bilang jika dirinya mencintai ayahnya sampai ajal menjemput dan tak akan pernah selingkuh?

Bahu Jungkook bergetar hebat. Kesal dengan sikap ibunya.

"Gwenchana,"

Hayeon mengusap pucuk kepala Jungkook lembut.

Jungkook masih menangis. Tak peduli seberapa lembut Hayeon mengusap kepalanya. Ia akan tetap menangis.

Rasanya Hayeon juga ingin menangis. Ia tak tahan jika melihat Jungkook menangis.

Seketika, Hayeon langsung memeluk Jungkook erat.

"Gwencana-yoo," ucap Hayeon sembari menepuk-nepuk punggung Jungkook.

Jungkook membalas pelukan Hayeon. Ia memeluk tubuh gadis itu dengan erat. Kemudian menempelkan wajahnya dipundak Hayeon dan menangis disana.

"Hayeon-ssi," panggil Jungkook.

"Hmm?"

"Jangan seperti Eomma-ku,"

Hayeon diam.

"Jangan pernah meninggalkanku," lanjut Jungkook.

Hayeon sadar, sekeren apapun Jungkook. Ia juga merupakan seorang manusia yang bisa menangis.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang