Chapter 12 ( Run pt. 2 )

2.5K 312 1
                                    

"Lupakan sejenak permusuhan kita."

~~ ~~

Jin dan Nareum bisa bernafas lega karena akhirnya mereka berhasil lolos dari kejaran pria kekar tersebut. Kini, mereka sedang jalan berdua. Mereka berjalan dalam diam.

KRUUK... KRUUK...

Nareum memengang perutnya yang sudah berbunyi minta diisi. Ia belum makan dari siang dan kini ia lapar.

"Kau lapar?" Tanya Jin. Nareum menggeleng. Berusaha menyembunyikan rasa laparnya. Mudah-mudahan laki-laki itu tak mendengar suara perutnya.

"Aku bisa mendengarnya," ujar Jin.

"Mendengar apa?" Tanya Nareum balik.

"Suara perutmu," lanjut Jin sambil tertawa menyindir.

"Kau belum kapok ku pukul?" Tanya Nareum berusaha menahan rasa malunya.

"Aku kan hanya bertanya apa kau lapar?" Ungkap Jin.

Kini mereka sudah berada didepan kedai yang menjual berbagai macan cemilan. Nareum langsung tergoda dengan cemilan yang begitu banyak dan baunya menyengat.

"Ahjumma, tolong 2 porsi cumi kering," pesan Jin.

.....

Yoongi mengomel tak henti-henti. Untung saja mereka bisa kabur dari kejaran laki-laki itu. Bagaimana bisa Jurina jatuh disaat-saat genting tadi? Dan kini, dirinya juga harus repot-repot membeli obat merah dan juga perban di apotik hanya untuk seorang Jurina.

"Yak! Jangan banyak bergerak," pekik Yoongi pada Jurina. Ia kesusahan mengobati kaki Jurina karena gadis itu banyak bergerak.

"Kau yang tak bisa mengobati orang terluka. Ini sakit, Pabo-yaa," bela Jurina. Yoongi menekan luka Jurina dengan kuat karena kesal dengan mulut Jurina yang tak hentinya berucap sedari tadi.

"Yak!" Ringis Jurina. Jika saja kakinya tidak luka, maka ia akan menendang Yoongi dengan kuat.

Yoongi kembali mengobati luka Jurina dan membalut luka yanh cukup besar itu dengan perban. Yoongi masih penasaran. Jurina selalu saja tersandung sesuatu yang bahkan masih bisa dilihat oleh orang-orang sepertinya.

"Apa matamu bermasalah?" Tanya Yoongi. Jurina mengerutkan keningnya. Apa sebegitu parahnya dia sampai-sampai Yoongi curiga padanya.

"Kau mengataiku, huh?" Tanya Jurina dengan nada ketusnya. Yoongi memutar bola matanya malas.

"Aku kan hanya bertanya. Kau aneh. Kenapa kau tersandung dengam sesuatu yang bahkan bisa dilihat dari jauh?" Tanya Yoongi penuh kecurigaan.

Jurina gelagapan. Ia tak tahu harus menjawab apa. Tak mungkin kan ia jujur pada musuhnya sendiri?

"Aku gugup. Makanya aku tersandung tadi," jawab Jurina asal.

"Kau tak sedang berbohong kan?" Tanya Yoongi dan dengan cepat Jurina menggelengkan kepalanya.

"Jika kau berbohong, kudoakan kakimu tak akan sembuh," sumpah Yoongi.

"Yak! Min Yoongi!" Pekik Jurina geram.

......

Hara dan Taehyung sama-sama bisa mendengar deru nafas masing-masing. Kini mereka bersembunyi diantara 2 tembok yabg mengharuskan mereka berdua berdiri dengan jarak yang sangat dekat. Tentu saja mereka belum lolos dari kejaran 2 pria berbadan kekar tersebut. Ini semua karena Hara yang larinya sama seperti siput. Lambat.

Setelah mendengar derap langkah yang semakin menjauh,akhirnya mereka bisa bernafas lega.

Taehyung langsung menjatuhkan kepalanya di pundak Hara. Ia lelah dan ia butuh istirahat sebentar.

"Yak! kim Taehyung angkat kepalamu dari pundakku," pekik Hara pelan. Tentu saja pelan. Siapa tahu 2 pria itu belum jauh dari tempat mereka sembunyi.

"Biarkan seperti ini sebentar saja," pinta Taehyung.

Hara berusaha mengalah. Taehyung sudah membantunya tadi. Lagipula hanya sebentar bukan?

"Hara-ssi," panggil Taehyung.

"Hmm," gumam Hara.

"Lupakan sejenak permusuhan kita. Hari ini saja," pinta Taehyung.

Hara mengerutkan dahinya. Apa ada yang salah dengan Taehyung? Diperpustakaan tadi ia dengan santainya menimpuk kepala Hara dengan pulpen berkali-kali dan sekarang? Dengan mudahnya Taehyung berkata demikian.

"Tak bisa. Hari ini dan selamanya kau musuhku," jawab Hara.

Taehyung diam. Ia memejamkan matanya. Entah kenapa, ia jadi suka bau tubuh Hara walaupun gadis itu sudah berkeringat banyak. Taehyung sama sekali tak mencium bau keringat Hara. Yang masuk kedalam indra penciumannya adalah bau Vanilla.

~~ ~~

Setelah saling menelpon menanyakan apakah mereka semua baik-baik saja, Jungkook memutuskan agar mereka bertemu di pinggir sungai Han. Dan mereka semua setuju.

Jin dan Nareum sampai lebih dulu. Kini mereka tengah menikmati cumi keringnya sambil memandang sungai Han. Lalu, di susul dengan Jungkook dan Hayeon. Mereka mengambil tempat duduk dipinggir teman mereka masing-masing.

Tak berapa lama, Jurina dan Yoongi muncul. Yoongi membantu Jurina berjalan dikarenakan kaki Jurina yang terluka.

"Jurina-chan, kau kenapa?" Panik Nareum.

"Jatuh. Aku tersandung sesuatu tadi," jawab Jurina. Nareum menyodorkan cumi keringnya pada Jurina. Ia yakin, Jurina juga lapar.

"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Hayeon dan Jurina langsung mengangguk. "Hanya luka kecil," jawabnya.

Paruru dan Hoseok menyusul. Mereka juga segera duduk karena mereka sangat lelah.

"Hei, kalian berdua bau," kata Yoongi.

"Dia yang menyeretku sembunyi di dekat tempat sampah. Seperti tak ada tempat persembunyian lain saja," ucap Paruru.

"Hei, jika kita tak sembunyi disana. Aku yakin sekarang kita berdua sudah bonyok," jawab Hoseok berusaha memberikan pembelaan.

Sakura dan Jimin datang dengan bando rusa yang masih menempel di kepala Jimin. Wajah mereka berdua kusut karena kelelahan. Lalu, Jimin segera membaringkan dirinya dirumput dengan paha Hoseok sebagai tumpuannya.

Tak berapa lama, Soomi dan Namjoon muncul dengan menggunakan baju kaos yang sama.

"Kalian?" Kata Jungkook heran.

"Ini bagian dari pelarian diri," sela Namjoon karena ia tahu pembicaraan Jungkook mengarah ke baju yang ia kenakan.

Hara dan Taehyung menyusul. Mereka berlari menghampiri teman-temannya lalu membaringkan tubuhnya di rerumputan. Mereka berdua lah yang paling banyak mengeluarkan keringat.

"Kalian lama sekali," kata Jungkook pada Taehyung.

"Gadis itu berlari seperti siput. Sangat lamban," sindir Taehyung.

"Siapa suruh kau ikut lari denganku?" Gumam Hara kesal.

Mereka ber 14 saling diam dan memejamkan matanya. Mereka mengingat kembali kejadian di perpustakaan hingga kejar-kejaran. Mereka sudah menghabiskan banyak waktu bersama hari ini.

Apa ini ada hubungannya dengan kutub magnet?

Mereka yang ditakdirkan untuk bersama seperti 2 kutub magnet yang berbeda namun bisa disatukan.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang