"Matematika dasar saja tidak bisa. Bagaimana kalian akan menghadapi ujian akhir nanti?"
~~ ~~
Kelas 3-1 mulai ricuh. 7 gadis pemberontak itu tak hentinya protes kepada Kwon Ssaem. Bukan hanya mereka saja yang protes, melainkan seluruh murid dikelas tersebut.
"Keputusan saya sudah bulat. Kuharap kalian semua dapat bekerja sama," ucap Kwon Ssaem.
Kemudian, dengan santainya Kwon Ssaem keluar dari kelas sambil tersenyum. Ia harap, 7 gadis pemberontak itu dapat memperbaiki nilainya.
15 menit yang lalu, Kwon Ssaem baru saja mengumumkan adanya tugas akhir untuk kelas 3. Mereka diuntungkan karena ini bukanlah tugas individu, melainkan tugas kelompok dimana mereka bisa mengerjakan tugas tersebut secara bersama-sama. Setidaknya mereka bisa bertanya ke teman kelompoknya jika ada materi yang tak dimengerti.
Namun, pembagian kelompok tersebut di protes oleh segala pihak. Mereka tak suka dengan kelompok mereka. Mereka tak mau berbaur dengan murid-murid yang tak berasal dari kelompok mereka."Apa-apaan Kwon Ssaem, seenaknya saja memasukkan kita kedalam kelompok mereka," kesal Soomi. Bagaimana mereka tak kesal? Mereka ber 7 satu kelompok dengan 7 pangeran sekolah, musuh mereka sendiri. Sudah pasti mereka tak akan bisa berkutik disana. 7 pangeran sekolah itu sangat suka belajar. Mereka juga tak suka mengulur-ulur waktu.
Sementara di lain sisi, 7 pangeran sekolah itu terlihat biasa-biasa saja. Tidak heboh seperti 7 gadis pemberontak. Ya, mereka diuntungkan kali ini. Jika 7 gadis pemberontak itu tak bisa mengerjakan tugas kelompok, dengan entengnya mereka akan memarahi mereka. Dan tentu saja, itu menyenangkan bagi mereka ber 7.
~~ ~~
Disinilah mereka. Perpustakaan sekolah.
Karena hari sudah sore, tentu saja perpustakaan sekolah ini sangat sepi. Yang tersisa hanya beberapa murid berkacamata tebal yang tengah asyik dalam dunia non fiksi mereka. Entah apa yang mereka pelajari dari buku tebal itu. Yang pastinya, para murid berkacamata tebal itu adalah penghuni tetap perpustakaan sekolah.
Jungkook dan Jimin mengeluarkan laptop mereka kemudian menyambungkannya pada sambungan internet milik perpustakaan. Dan setelah itu, tanpa basa basi lagi mereka segera membuka e-mail.
"Ada 120 soal. Dari matematika dasar sampai dengan yang tersulit," sahut Jimin. Teman-temannya mengangguk paham. Tentu saja mereka senang karena bagi mereka tugas tersebut sangat mudah. Mereka bisa saja mendapat nilai sempurna untuk tugas akhir ini.
Beda halnya dengan 7 gadis itu. Bahkan mendengar kata matematika saja bulu kuduk mereka sudah meremang. Mereka bahkan tak pernah mengerjakan soal-soal matematika sejak pertama masuk sekolah. Kalaupun ada ulangan mendadak, mereka tak akan mengerjakan soal tersebut dan membiarkan lembar jawaban mereka kosong melompong.
"Aku yakin kita bisa mengerjakannya, tapi aku meragukan kemampuan mereka," sindir Jungkook. Dan tentu saja langsung membuat 7 gadis itu murka. Apa Jungkook mau merasakan tinjuan mereka?
120 soal matematika harus mereka kerjakan bukan? Bisa-bisa 7 gadis itu muntah dikarenakan rumus-rumus matematika.
Taehyung kembali duduk di kursinya setelah selesai mencetak soal tadi. Kemudian memberikan selembar kertas pada 7 gadis tersebut.
"Ini soal termudah. Jangan sampai kalian tak bisa mengerjakannya," ingat Taehyung.
Sementara 7 pangeran sekolah mengambil soal yang bisa dibilang cukup rumit tersebut.
.....
7 pria itu menatap gadis-gadis yang ada didepan mereka dengan tatapan kesal. 3 jam sudah mereka mengerjakan soal tersebut. Dan tentu saja 7 pria itu sudah selesai mengerjakannya. Harusnya mereka sudah pulang sekarang. Dan apa ini? Mereka harus menunggu 7 gadis itu menyelesaikan tugas mereka. Dan bahkan mereka bisa melihat dari tempat mereka berada jika lembaran soal itu belum ada isinya."Yak! Mau sampai kapan kalian disini?" Gumam Yoongi. Ini membuang-buang waktunya saja.
7 gadis itu segera menatap Yoongi. Mata mereka seolah-seolah bilang "sabar" pada 7 pria tersebut.
"Apa sebegitu gengsinya kalian meminta bantuan pada kami?" Tanya Hoseok.
Tentu saja mereka gengsi. Meminta bantuan pada musuh mereka? Itu sama saja dengan menjatuhkan harga diri. Setidaknya, harga diri mereka sudah jatuh dikarenakan tak bisa mengisi soal matematika dasar.
30 menit berlalu, dan kini ke 7 pria itu menatap 7 gadis itu dengan emosi yang sudah memuncak. Ini sudah malam dan lihatlah! Bahkan jawaban mereka salah semua.
"Soal mudah saja kalian tak bisa. Argh... aku pusing," keluh Namjoon. Tentu saja ia yang paling pusing karena dia lah yang menyambet gelar peringkat pertama selama 2 tahun terakhir.
"Kalau begitu kalian saja yang mengerjakan. Bagi kalian pasti mudah. Dan itu akan membuat kalian cepat pulang," timpal Hayeon. Benar bukan? Untuk apa mereka capek-capek menunggu 7 gadis bodoh ini menyelesaikan 35 soal matematika dasar jika mereka ber 7 saja bisa mengerjakannya?
"Ini tugas kelompok. Jadi semua anggota kelompok harus ikut berpartisipasi," tekan Taehyung. Benar. Ini tugas kelompok.
"Kalau kami tidak bisa mau bagaimana lagi?" Geram Hara.
"Terpaksa. Kami akan mengajari kalian sampai bisa," ucap Jimin.
~~ ~~
"Yak. Ayo cepat kerjakan. Aku sudah mengulangi materi ini 5x," gumam Taehyung.
Dengan kesal, Hara mengerjakan soal hitungan persamaan variabel itu.
TOK!
"Yak! Kim Taehyung!" Pekik Hara sembari mengusap kepalanya yang kena timpuk Taehyung dengan pulpen.
"Pabo-ya, tentu saja hasilnya tak ketemu. Ini harusnya dikali bukan ditambah," jelas Taehyung.
"Bisa tidak jangan memukul kepalaku?" Tanya Hara lagi.
"Aku tidak akan berhenti memukul kepalamu sampai kau bisa mengerjakan soal ini dengan benar," ucap Taehyung.
Sementara itu, Jurina mendekatkan wajahnya kearah kertas. Ia akan susah melihat jika malam hari. Maka dari itu, ia agak sulit melihat simbol-simbol matematika.
"Yak! Ini tambah bukan perkalian," pekik Yoongi
Sedangkan Jurina harus kembali menghapusnya. Tentu saja ia tak bisa melihat dengan jelas. Baginya tanda tambah terlihat sama seperti tanda perkalian.
"Bisakah kau tidak berteriak ditelingaku? Suaramu cempreng," sahut Jurina sambil menghapus kembali jawaban salahnya.
.....
7 pria itu masih sibuk mengajari partner belajar mereka. Jungkook dan Hayeon yang selalu berdebat hanya dikarenakan rumus Jungkook yang terlalu panjang.Jin yang tak henti-hentinya mengoceh karena Nareum tak hafal perkalian.
Hoseok yang kesal karena Paruru yang tak pernah mengerti dengan apa yang sudah ia jelaskan. Dan yang membuat Hoseok kesal adalah ia sudah menjelaskan materi ini sampai mulutnya kaku dan Paruru dengan entengnya meminta ia megulanginya lagi. Mengesalkan bukan?
Sakura dan Jimin yang berkelahi hanya karena Jimin tak sengaja menyenggol lengan Sakura hingga kertasnya tercoret. Sebenarnya tak ada masalah, Sakura bisa mengulanginya lagi. Sakura marah bukan karena kertasnya yang tercoret, tapi ia melampiaskan kekesalannya pada Jimin karena ia tak bisa mengerjakannya.
Yoongi yang masih sibuk mendikte kan soal-soal matematika pada Jurina karena bagi Yoongi, Jurina tak bisa membedakan Simbol-Simbol matematika.
Namjoon yang kesal setengah mati karena Soomi benar-benar buta matematika. Gadis itu tak tahu bagaimana caranya memecahkan soal akar.
Dan juga Taehyung yang tak henti-hentinya menimpuk kepala Hara dengan pulpen karena gadis itu tak bisa mengerjakan soal-soal persamaan Variabel.
Petugas perpustakaan juga sudah menegur mereka supaya jangan berisik karena itu akan mengganggu aktivitas pengunjung. Tapi, mereka malah tak berhenti berdebat. Kwon Ssaem telah salah membagi kelompok. Lihatlah, mereka seperti kucing dan tikus yang tak akan pernah akur dan terus bermusuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
أدب الهواة[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End