Mei 2017
Jin mengusap wajahnya kasar. Perasaannya campur aduk sekarang. Bagaimana bisa ia dijodohkan dengan Shin Nareum? seorang gadis yang bahkan berani meninju wajah tampannya.
"Ayah tak bisa mengambil keputusan seenaknya!" Ungkap Jin. Ia tak bisa menerima perjodohan sepihak ini.
Apa-apaan? Seenaknya menjodohkan anaknya sendiri dengan gadis yang terlihat buruk dimatanya.
"Demi kelancaran perusahaan. Ini sangat menguntungkan Jin-ah," jawab Tn. Kim. Ia tersenyum senang. Setidaknya, anak satu-satunya ini tak akan pernah bisa menolak suruhannya.
"Jika aku tak mencintainya bagaimana?" Tanya Jin.
"Belajarlah mencintainya. Cinta datang karena terbiasa," jawab Tn. Kim santai.
~~ ~~
September 2017
Dapur rumah Jin benar-benar berantakan sekarang. Ini semua ulah Nareum. Setidaknya, itu benar-benar membuat Jin kesal. Jin baru saja mengetahui sebuah fakta bahwa Nareum tak bisa memasak.
Wajah Jin berubah masam saat ia mencoba masakan yang Nareum buat.
"Bagaimana?" Tanya Nareum antusias.
"Benar-benar tak bisa dimakan," jujur Jin sembari membuang makanan tersebut di tempat sampah.
"Penghinaan yang terang-terangan. Setidaknya tak bisakah kau memberi jawaban yang menyenangkan untukku?" Kesal Nareum.
Jin menggelengkan kepalanya. "Memang tak bisa."
Nareum melepaskan celemeknya kemudian bergegas meninggalkan dapur yang benar-benar kacau. Bagaimana bisa ia konsentrasi memasak jika sedari tadi Jin membuat kinerja jantungnya bekerja 2x lebih cepat?
Bahkan Jin tadi sempat menyinggung jika Nareum menjadi istrinya, maka ia akan memberikan hukuman diranjang karena dirinya tak bisa memasak.
Langkah Nareum terhenti saat ia mendengar obrolan ayahnya dengan Tn. Kim. Sebenarnya, tak ada maksud untuk menguping. Tapi, karena Nareum dilanda rasa penasaran yang begitu besar maka ia memantapkan niatnya untuk menguping sedikit pembicaraan mereka.
Setidaknya, Dosa yang ia lakukan tak akan sebesar Dosa membunuh orang.
"Hei, kau menguping? Sangat tidak sopan," tutur Jin dari arah belakang. Membuat Nareum terlonjak kaget dan menatap Jin marah. Jika sampai dirinya ketahuan karena hal itu, maka ia akan menyalahkan Jin dan tak akan segan-segan meninju wajah Jin lagi.
"Sstt! Kau bisa diam tidak? Sepertinya pembicaraan mereka serius. Aku mendengar mereka menyebutkan nama kita berdua," bisik Nareum.
Tubuh Jin menegang. Tanpa perlu menguping, ia sudah tahu apa yang dibicarakan oleh kedua orangtua mereka.
Perjodohan.
"Aku tak sabar. Perjodohan ini pasti tak akan ditolak oleh anak-anak kita," ucap Tn. Shin sembari tertawa senang.
"Jika perjodohan ini berjalan dengan lancar, maka aku yakin perusahaan kita akan menjadi tambah besar!" Ucap Tn. Kim antusias.
Nareum membulatkan matanya. Tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Tak mungkin.
Ia tak mau jika harus dijodohkan dengan Jin.
"Sudah kubilang jangan menguping!" Kata Jin.
Kini mau tidak mau Nareum harus menerima kenyataan dan keadaan.
Perjodohan yang tak akan mungkin bisa ia tolak.
"Ayo batalkan. Gagalkan perjodohan ini!" ajak Nareum.
"Aku juga ingin menolak. Tapi, kau tahu sendiri jika 2 laki-'laki itu membuat keputusan pasti kita tak akan bisa menolak," jawab Jin.
Ya benar. Mereka tak akan pernah bisa menolak.
~~ ~~
Nareum dan Jin tampak serasi malam ini. Seperti biasa, jika perusahaan mengadakan pesta relasi bisnis, maka Jin akan datang.
Butuh banyak waktu untuk membujuk Nareum agar ia mau datang keacara ini. Dan itupun dengan sedikit paksaan.
Jin akui, malam ini Nareum terlihat berbeda. Ada sesuatu yang menarik dari Nareum malam ini. Tidak, bukan karena dress mahal yang dikenakan Nareum. Bukan pula karena make-up yang dikenakan Nareum.
Sesuatu hal kecil yang membuat Nareum terlihat begitu spesial malam ini.
Entahlah. Jin tak bisa mendeskripsikannya.
Tn. Kim selaku presdir besar bergerak naik keatas podium. Membuat semua mata tertuju padanya.
"Malam ini saya akan mengumumkan sebuah pengumuman penting," buka Tn. Shin. Wajahnya tak henti mengembangkan senyuman.
Jantung Jin berdebar 2x lebih cepat.
Wajah Nareum memucat. Ia panik dan tentunya ia masih belum siap.
Sebelum melanjutkan kalimatnya, Tn. Shin lebih dulu menghela nafasnya. "Kim Corp. Dan Shin Corp akan menggabungkan perusahaan mereka dan memulai sebuah kerja sama baru."
Semua tamu yang ada diruangan tersebut bersorak. Penggabungan yang besar-besaran dan pastinya 2 perusahaan tersebut akan maju dan sukses besar. Tentunya ini akan berdampak pada karyawan-karyawan yang bekerja disana.
"Dan juga, anakku dan anaknya Tn. Shin setelah mereka lulus sekolah, mereka akan bertunangan," lanjut Tn. Shin dengan bangganya.
Langsung, semua mata tertuju pada Nareum dan juga Jin.
Nareum benci ini. Ia sangat membenci perjodohan ini.
~~ ~~
Jin menghentikan langkah Nareum. Kini, mereka berdua tengah berdiri di balkon gedung. Membiarkan udara dingin menembus masuk melalui pori-pori kulit. Nareum tak masalah jika pulang ini ia masuk angin. Baginya, masuk angin malah tidak ada apa-apa nya daripada masalah perjodohan konyol ini.
"Jin, kumohon batalkan itu. Aku ingin mencari cintaku sendiri. Dengan usahaku sendiri. Bukan karena perjodohan gila ini," ucap Nareum. Ia hampir saja menangis.
"Nareum-ssi, kau kira hanya kau saja yang tak mau dijodohkan? Aku juga. Aku juga tak mau menikah dengan gadis yang tak kucintai," balas Jin.
Nareum menghela nafasnya pelan.
"Jadi bagaimana?" Tanya Nareum. Ia benar-benar tak mau.
"Terima perjodohan ini dan lihatlah aku sebagai pria," ucap Jin serius.
"Kau gila? Kau tak main-main kan dengan ucapanmu? Kita ini musuh. Dan musuh tak mungkin bisa bersatu," kesal Nareum.
Jin tersenyum simpul.
"Cinta hadir karena terbiasa. Biasakan dirimu untuk mencintaiku. Maka kuyakin, kita bisa menjalani ini," tambah Jin.
"Jika tak bisa?" Tanya Nareum lagi.
Jin kembali menghela nafasnya pelan.
"Setelah beberapa bulan menikah nanti, mari kita bercerai."
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End