"Apa? Aku harus belajar dengannya?"
~~ ~~
"Dasar anak nakal! Sudah Eomma bilang, rajinlah belajar!"
Wanita paruh baya itu tak henti-hentinya mengomel. Anak pertamanya ini sungguh membuat kepala pusing. 3 tahun sudah ia memendam amarah ini. Berharap, anak pertamanya ini bisa merubah sikap dan juga nilainya. Namun, apa yang kini ia lihat? Nilai yang sama sekali tak ada perubahan.
"Aish, Eomma... aku akan berubah. Lagipula sudah hampir ujian akhir bukan?" Kesal Soomi-anaknya-.
"Eomma tak percaya dengan omonganmu. Sudah berapa kali Eomma tertipu dengan perkataanmu itu?" Tanya ibunya.
"Kali ini aku tak bohong," kata Soomi.
Namun, karena Soomi sudah berapa kali berbohong, ibunya tetap saja tak percaya."Ibu tak mau tahu, malam ini ikut ibu ke rumah teman ibu. Dia memiliki seorang anak pintar. Ibu akan menyuruhmu untuk belajar dengannya," ucap ibunya penuh penekanan.
"Eomma, aku bisa belajar sendiri," rengek Soomi.
"Kau pilih, mau belajar dengannya atau Eomma kurung di rumah?" Ancam ibunya geram.
"Arraseo. Aku belajar dengannya," ucap Soomi akhirnya. Daripada ia dikurung di rumah dan tidak melakukan apapun, lebih baik ia menyetujui perkataan ibu nya dan membuat yang mengajarnya kelak menjadi tidak betah dan memulangkannya pada ibunya.
Soomi tersenyum jahat. Sedangkan ibu nya hanya menatap Soomi sambil bergumam, "anak ini kenapa?"
~~ ~~
Soomi dan ibunya telah sampai di rumah besar. Kata ibunya, anak bibi ini sangat ramah dan juga baik. Ibunya yakin, Soomi akan betah jika belajar dengannya. Soomi menenteng renselnya malas. Biasanya, di jam segini ia tengah menonton drama kesayangannya. Oh, astaga... ia baru ingat. Ia akan ketinggalan satu episode setelah ini.
Ibunya menekan bel pintu dan tak berapa lama muncullah seorang wanita yang kira-kira seumuran dengan ibunya. Menyambut kedatangan ibu dan anak ini dengan ramahnya.
"Masuklah. Diluar dingin," suruh bibi itu.
Soomi kesal bukan main. Apa-apaan ini? Ibunya malah menjelek-jelekkan nya di depan bibi ini. Soomi jadi malu sendiri. Astaga, ibunya melebih-lebihkan cerita. Bagaimana bisa dia punya ibu seperti ini? Sedangkan bibi itu hanya tertawa mendenger ocehan ibunya Soomi.
"Begitulah remaja. Mereka sedang dalam fase pertumbuhan," kata bibi itu.
Soomi menyetujui perkataan bibi itu. Akhirnya, ada juga yang membelanya.
"Sebentar lagi anakku pulang. Ia tadi pamit mau pergi kerumah temannya," lanjut bibi itu. Ibu Soomi mengangguk.
Tak berapa lama, suara mesin mobil terdengar di pekarangan rumah. Dapat Soomi tebak jika anak bibi ini sudah pulang kerumah.
"Eomma, aku pulang,"
Soomi mengerutkan keningnya. Ia rasa, ia pernah mendengar suara laki-laki ini. Suaranya bahkan sangat familiar bagi Soomi.
Soomi mengambil minuman yang disediakan bibi itu untuknya. Saat ia tengah meminum minumannya, bibi itu memperkenalkan anaknya.
"Ini anakku. Kim Namjoon,"
UHUK!
Soomi tersedak minumannya sendiri. Untung saja ia tak menyemburkan minumannya.
Apa? Kim Namjoon?
Soomi menolehkan kepalanya kearah anak bibi itu dan
Apa?
Ia menemukan sosok yang paling tak mau ia temui itu tengah tersenyum pada ibunya Soomi. Sedangkan Soomi masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Tuhan, selamatkan Soomi dari neraka yang nantinya dibuat oleh Namjoon!
~~ ~~
"Oh astaga... ayolah Soomi. Aku sudah mengajarimu pelajaran ini 10x dan kau masih belum mengerti?" Kesal Namjoon.
Soomi kembali menghapus coretannya. Ini sudah yang ke sepuluh kali ia menghapus coretannya.
"Kau mengajarinya terlalu cepat," gusar Soomi.
"Kau menyalahkanku? Salahkan otakmu itu," sindir Namjoon.
"Kau mengejekku huh?" Tanya Soomi. Matanya sudah hampir keluar saat ini. Laki-laki dihadapannya ini... membuat dirinya naik darah.
"Sepertinya otakmu itu sudah lumutan karena tak pernah kau pakai!" Namjoon kembali menyindor Soomi.
"Oh Tuhan, aku ingin mencakar wajahmu sekarang juga," geram Soomi.
Namjoon kembali menyuruh Soomi untuk fokus pada materi. Tak ada gunanya jika mereka berdebat disini. Hanya membuang-buang waktu.
Soomi memperhatikan Namjoon yang sedang menjelaskan materi padanya. Bagaimana bisa laki-laki seperti Namjoon ini sangat pintar?
"Kau terpesona denganku Nona Jeon?" Tanya Namjoon yang mendapati jika sedari tadi Soomi malah menatapnya.
Soomi segera mengerjapkan matanya dan kembali melihat kertasnya. Gawat! Ia tertangkap basah sedang memperhatikan Namjoon.
"Lanjutkan lagi yang kau jelaskan tadi," kata Soomi gelagapan. Ia malu sekarang.
"Aku tak mau lagi mengulanginya. Kau kerjakan saja soal itu," suruh Namjoon.
"Pelit!" Gumam Soomi.
Soomi mulai mengerjakan soal yang diberikan Namjoon padanya. Ia mulai mengutak-atik rumus IPA yang tadi Namjoon catat dan jelaskan.
Namjoon memperhatikan Soomi. Bagaimana bisa gadis ini sangat cantik kalau sedang kebingungan?
Astaga, apa yang Namjoon pikirkan? Namjoon berusaha menghilangkan pikiran gilanya itu. Ingat, itu Soomi.
"Yak! Aku masih belum mengerti," kesal Soomi. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
Namjoon mendengus pelan. Lalu ia mengambil sesuatu dari dalam lacinya.
"Sepertinya kau harus istirahat," kata Namjoon. Kemudian ia menyodorkan sebelah earphone nya pada Soomi.
"Untuk apa?" Tanya Soomi.
"Untuk menjernihkan otakmu," jawab Namjoon sarkatis. Setelah mengucapkan kalimat itu, Namjoon segera memasangkan earphone tersebut ke telinga kanan Soomi.
Baru saja musik dimulai Soomi langsung protes pada Namjoon.
"Aku tak suka genre musik Hip Hop. Itu membuatku pusing," keluh Soomi.
"Kau ini cerewet," balas Namjoon. Lalu ia mengganti genre lagunya.
Soomi tersenyum.
"Jangan diganti. Aku mau mendengarkan lagu ini,"ucap Soomi.
Soomi menikmati setiap alunan musik yang ia dengar. Lambat laun, ia merasa otaknya sudah mulai kosong dan tak berat lagi.
Setelah 10 menit mendengarkan musik, Soomi tersenyum pada Namjoon.
"Ayo kita lanjutkan belajarnya," kata Soomi antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End