Chapter 27 ( Cafetaria )

2.1K 289 0
                                    

"Lupakan permusuhan dan mari kita berteman!"

~~ ~~

7 gadis pemberontak itu tengah makan siang di kantin sekolah sembari berdiskusi tentang lagu yang telah selesai mereka tulis. Mereka juga membicarakan impian mereka masing-masing.

"Semoga saja Sakura bisa jadi dokter," pinta Hayeon. Ia sangat ingin melihat Sakura mengenakan jas putih ala dokter. Pasti sangat keren. Sakura tertawa dan meng-amin-kan permintaan Hayeon.

"Ah, Hara-yaa, kau benar mau melanjutkan pendidikan di Jepang?" Tanya Paruru.

Hara mengangguk. Ibunya pernah bilang, jika nanti Hara sudah tamat SMA, maka dirinya harus melanjutkan pendidikan di Jepang bersama dengan Jennie. Ibunya bilang jika pendidikan di Jepang sangatlah bagus dan juga berkualitas.

"Kita akan kehilangan Hara," ucap Soomi sedih.

"Hei, aku akan selalu menelfon kalian," tawa Hara.

"Paruru, apa cita-citamu?" Tanya Jurina.

Paruru diam. Ia bahkan tak punya cita-cita. Pantas saja ayahnya marah.

"Aku tidak kuliah," jawab Paruru.

Teman-temannya bingung.

"Kenapa?" Tanya Nareum.

"Aku akan membuka toko bunga setelah lulus," jawab Paruru.

"Wah....daebak!!! Aku akan kesana setiap hari," kata Hayeon.

"Kita juga bisa minum teh setiap sore disana," tambah Soomi.

"Kuharap Jurina segera dapat donor mata," mohon Hara.

Jurina tersenyum.

"Kemungkinan mendapatkan donor mata itu 1,6%. Jadi aku tidak terlalu berharap," kata Jurina.

Percakapan mereka terhenti karena 7 pangeran sekolah ikut bergabung dengan mereka.

"Kenapa disini?" Tanya Hayeon.

"Apa salah jika kami mau makan disini?" tanya Jungkook.

7 pangeran sekolah tersebut langsung mengambil posisi duduk mereka masing-masing.

"Lupakan permusuhan dan mari kita berteman," tawar Taehyung.

7 gadis pemberontak itu langsung tersedak.

"Kami tak salah dengar?" Tanya Soomi.

Taehyung mengangguk.

"Kita sebentar lagi akan lulus. Jadi, ada baiknya jika kita tak berperang lagi," jelas Namjoon.

7 gadis pemberontak itu mengangguk.

~~ ~~

"Yak! Park Jimin. Kau mau membawaku kemana?" Tanya Sakura. Kini ia telah berada di mobil Jimin.

"Ke suatu tempat," ucap Jimin.

Selama perjalanan Sakura dan Jimin saling diam. Tak berapa lama, kini mereka sudah sampai di sebuah taman yang dipenuhi oleh rumput-rumput hijau.

Jimin segera menarik Sakura keluar lalu mereka berdua sama-sama duduk di rerumputan.

Jimin membaringkan tubuhnya diatas rumput dengan paha Sakura sebagai tumpuannya.

Jimin menutup matanya.

"Aku akan kuliah di Amerika," buka Jimin. Sakura diam.

"Kau akan merindukanku nantinya," lanjut Jimin.

"Aku tak akan merindukanmu," balas Sakura.

Jimin tersenyum, kini ia sudah membuka matanya.

"Benar, kau tak akan merindukanku?" Tanya Jimin dan langsung mendapat anggukan dari Sakura.

"Aku akan mengabulkan satu permintaanmu sebelum aku pergi," ungkap Jimin.

"Jadi, kau mau minta apa?" Tanya Jimin.

"Jangan pergi," kata Sakura.

"Jadi, kau sudah mulai mencintaiku, huh?" Goda Jimin.

"Belum. Aku masih bingung dengan perasaanku sendiri," kata Sakura.

"Jika nanti aku pergi. Kau mau kan menungguku kembali?" Tanya Jimin.

"Tidak. Aku tak mau menunggumu," jawab Sakura cepat.

Jimin terkekeh pelan. Ia akan menunggu sampai ia mendengar dari mulut Sakura jika gadis itu memang mencintainya.

"Saranghae," ucap Jimin.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang