"aku takut jika suatu saat nanti aku tak akan bisa melihat indahnya dunia."
~~ ~~
Kwon Ssaem membuat Jurina kesal sore ini. Bagaimana tidak? Ia yang tadinya mau bergegas pulang kerumah malah disuruh wali kelasnya untuk mengantarkan setumpuk kertas keruang guru. Kenapa Kwon Ssaem tak menyuruh anak kebanggaannya saja? Kenapa harus dirinya?
BRUK!
"Sial," umpat Jurina.
Kini kertas yang tadi ia bawa sudah berhamburan dilantai bersamaan dengan dirinya yang jatuh tersungkur dilantai karena tersandung kaki kursi yang ada dilorong menuju ruang guru.
Jurina memungut selebaran kertas itu dengan cepat.
"whoa.. apa kau buta sampai tak melihat kursi yang ada didepanmu?" sindir Yoongi yang kebetulan melihat kejadian yang dialami Jurina tadi.
Jurina tak menjawab, ia malah sibuk memungut kertas dilantai. Baginya, kata-kata kasar Yoongi sudah merupakan makanan sehari-harinya. Setelah selesai memungut kertas tadi, ia bangkit berdiri. Namun ia heran, kenapa Yoongi masih berada disini?
"apa perlu kubelikan kau kacamata?" sindir Yoongi lagi.
"tak perlu," jawab Jurina penuh penekanan. Lalu, ia segera meninggalkan Yoongi yang masih berdiri ditempatnya.
"aneh. Apa ada masalah dengan penglihatannya?" gumam Yoongi sembari melihat kursi yang membuat Jurina jatuh tadi.
Yoongi menggelengkan kepalanya.
"kenapa aku jadi ingin tahu banyak tentangnya?"
~~ ~~
Jurina melihat kalender yang terpajang didinding kamarnya. Ia melingkari tanggal hari ini, memberi tanda jika ia telah melalui hari ini. Jurina membuka kalender lebih jauh lagi. Dan ia menemukan sebuah lingkaran merah dibulan agustus.
Bulan dimana kedua orangtuanya meninggal.
Jurina cukup terpukul dengan sepeninggal kedua orangtuanya. Kata polisi, ayahnya yang saat itu baru pulang dari okinawa bersama dengan ibu dan adiknya tengah mengantuk hingga mengakibatkan mobil ayahnya menabrak pembatas jalan hingga masuk kedalam jurang yang dalam.
( sebelum kepindahannya ke Seoul, Jurina tinggal di Tokyo, Jepang. )
Jurina tak mudah percaya dengan apa yang diucapkan polisi. Ia yakin, ada yang aneh dengan kematian orangtuanya. Bukan kasus pembunuhan berencana. Namun, kasus kesehatan ayahnya.
Jurina selalu heran dengan ayahnya yang tak bisa melihatnya dari jauh lagi. Ayahnya yang selalu menabrak sesuatu jika berjalan. Ada yang aneh dengan penglihatan ayahnya. Tak mungkin jika minus mata ayahnya bertambah. Ya, ayah Jurina menggunakan kacamata sejak lama. Ia yakin, ada sesuatu yang salah dari kesehatan mata ayahnya.
Dan saat proses pemakaman berakhir, Jurina segera membongkar laci dikamar ayahnya dan menemukan sebuah surat dari rumah sakit.
Penurunan warna retina.
Jurina tak percaya jika selama ini ayahnya mengidap penyakit mata yang membahayakan. Dan sekarang, Jurina tahu penyebab pasti kecelakaan itu. Ayahnya tidak mengantuk, tapi tidak menyadari keberadaan pagar pembatas jalan.
Jurina membaringkan dirinya ditempat tidurnya. Kini ia yakin, penyakit mata yang sempat diderita ayahnya, kini ia alami sendiri. Jurina tak menutup kemungkinan jika nantinya ia akan buta dan tak bisa melihat indahnya dunia lagi.
"Yoongi benar, aku buta."
![](https://img.wattpad.com/cover/118101474-288-k39769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End