Chapter 44 ( Competition )

2K 252 4
                                    

"Maaf karena tak bisa memberikan yang terbaik,"

~~ ~~

Jurina gugup. Benar-benar gugup saat ini. Ia takut. Takut jika matanya kembali bermasalah. Ia takut permainan pianonya akan hancur. Ia takut mengecewakan teman-temannya dan juga Yoongi.

Sebentar lagi namanya akan dipanggil. Ya, Yoongi menjadi pembuka dan dirinya menjadi penutup.

Dress putih selutut tampak mempercantik penampilan Jurina saat ini.

Yoongi mengambil tempat duduk disamping Jurina. Menggenggam tangan gadis itu, kemudian meremasnya pelan.

"Aku yakin kau bisa," ucap Yoongi.

Jurina menggelengkan kepalanya. Ia tak bisa. Penglihatannya berkurang.

"Jangan gugup. Aku disampingmu," ucap Yoongi lagi.

Jurina menghembuskan nafasnya pelan. Kemudian meremas tangan Yoongi pelan.

"Aku akan berusaha menampilkan yang terbaik," jawab Jurina.

~~ ~~

Jurina memainkan pianonya dengan indah. Melodi piano tersebut membuat siapapun yang mendengarnya terpesona.

Namun, saat dipertengahan lagu permainan Jurina mulai kacau dan berantakan. Membuat semuanya saling memandang satu sama lain.

Hitam.

Jurina tak dapat melihat.

Ia buta.

Penghlihatannya menghilang.

Tidak. Ini bukan waktu yang tepat.

Jangan sekarang.

Jurina ingin..

Jurina ingin membuat Yoongi dan teman-temannya tersenyum.

~~ ~~

Jurina duduk di kursi tunggu dalam diam. Ia tak bergeming sama sekali. Bahkan pandangannya lurus kedepan dan kosong.

Percuma. Yang Jurina lihat saat ini adalah kegelapan.

Ia tak bisa melihat warna langit lagi. Ia tak bisa melihat tawa teman-temannya lagi dan juga ia tak bisa melihat senyum Yoongi lagi.

"Ju," panggil Sakura. Ia duduk disebelah Jurina.

"Hmm?"

Sakura tersenyum lalu menggenggam tangan Jurina erat.

"Permainan piano mu bagus," puji Sakura.

Jurina tersenyum kecut.

"Jangan bohong. Permainan pianoku hancur berantakan," balas Jurina.

Sakura menggeleng.

"Tidak. Itu sangat bagus walaupun agak sedikit berantakan di akhir," balas Sakura lagi.

"Kau sudah memberikan yang terbaik," ucap Hayeon.

"Kami bangga padamu," sambung Paruru.

Jurina menundukkan kepalanya. Andai saja ia bisa memberikan sesuatu hal yang lebih bagus. Andai saja penglihatannya tak menghilang hari ini.

"Maaf karena tak bisa memberikan yang terbaik," sesal Jurina.

Hara menepuk pundak Jurina pelan.

"Itu adalah melodi yang indah. Kau hebat. Sangat hebat," puji Hara sembari menahan tangis.

Temannya buta sekarang. Tak bisa melihat dunia lagi. Bukankah Tuhan begitu kejam pada Jurina? Orangtuanya meninggal dan kini penglihatannya diambil.

Apalagi yang akan diambil Tuhan nantinya?

Yoongi memberi isyarat agar ia bisa ditinggalkan berdua dengan Jurina. Setelah teman-temannya pergi, kini tinggallah Yoongi dan Jurina berdua saja.

"Ekhm,"

Yoongi berdehem pelan. Mengalihkan pandangan Jurina yang tadinya menunduk menjadi terarah kesumber suara.

"Yoongi?" Tanya Jurina berusaha memastikan.

"Kau hebat," puji Yoongi pelan.

Jurina tersenyum. Ia tak bisa melihat pria semanis gula ini tersenyum lagi.

"Kau juga," balas Jurina.

Ia tahu jika Yoongi ingin menenangkannya saja. Tak bisa berkata jujur jika permainan piano Jurina sangatlah berantakan.

"Yoong, aku buta sekarang. Pasti kau akan meninggalkanku kan?" Tanya Jurina.

Yoongi menggeleng pelan.

Tidak. Sampai kapanpun Yoongi tak akan pernah meninggalkan Jurina.

"Aku tak akan pernah meninggalkanmu," jawab Yoongi.

"Janji?" Tanya Jurina sembari mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji," balas Yoongi kemudian mereka saling menautkan jari kelingking masing-masing.

Yoongi memeluk Jurina erat. Seakan tak mau melepaskan gadis yang kini ia cintai.

"Aku mencintaimu. Sangat-sangat mencintaimu," gumam Yoongi. Kemudian ia mencium puncak kepala Jurina dengan lembut.

Jurina menangis. Kata-kata yang dikeluarkan Yoongi berhasil membuat air mata yang sedari tadi ia simpan berhasil keluar. Ia juga mencintai Yoongi. Sangat-snagat mencintai pria yang tengah memeluknya kini.

Malam ini... Jurina menangis bersama dengan Yoongi. Mencurahkan isi hatinya.

Tuhan, jangan hilangkan Yoongi dari hidupnya.

Itu yang ia minta.

Tak apa jika ia tak bisa melihat lagi.

Tak apa jika ia buta selamanya.

Tapi, tolong jangan rebut Yoongi.

Tolong jangan hilangkan kebahagiaannya.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang