Chapter 45 ( Separation )

2.8K 262 0
                                    

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Janji juga tak selamanya bisa dipenuhi sekalipun janji jtu sangatlah berharga.

~~ ~~

Namsan tower terlihat cukup ramai sore ini. Jimin dan Sakura tengah berjalan-jalan disekitaran Namsan tower. Seperti pasangan kekasih lainnya, mereka juga tak lupa untuk memasang gembok mereka disana.

"Lihatlah. Gembok kitalah yang paling cantik," kata Jimin sembari memperhatikan warna gemboknya.

Sangat cantik.

Sakura mengangguk.

Ya. Sangat cantik.

Angin musim semi bertiup sepoi-sepoi membuat Jimin dan Sakura terbuai sesaat. Menikmati hembusan angin yang menerpa kulit mereka.

"Kapan kau akan kembali?" Tanya Sakura.

Jimin menerawang jauh kedepan. "8 tahun lagi."

Sakura mengangguk. Ia juga tak bisa menghalangi Jimin untuk pergi ke LA.

Demi masa depan Jimin.

"Jadi kau mau menungguku kan?" Tanya Jimin lagi.

"Ya. Aku akan menunggumu. Sekalipun itu 8 tahun lagi," jawab Sakura pelan.

Menunggu bukanlah sesuatu yang mengenakkan bukan?

"Ingat. 8 tahun lagi di tanggal dan waktu yang sama mari bertemu disini. Ditempat yang sama sekarang," ungkap Jimin serius.

Sakura menatap Jimin dalam.

"Kau akan datang?" Tanya Sakura.

Jimin menganggukkan kepalanya. Ia tak akan pernah mengingkari janji yang ia buat sendiri.

"Baiklah. 8 tahun lagi," balas Sakura sembari memberikan senyum termanisnya, membuat Jimin ingin segera mencium kekasihnya ini.

"Jadilah dokter yang baik nantinya. Luluslah tepat waktu," ingat Sakura.

Jimin mengangguk. "Kau juga. Beasiswa itu hanya datang sekali. Kuliahlah dengan benar. Jadilah dokter juga sepertiku."

Sakura mengangguk kemudian tersenyum.

Jimin segera merengkuh tubuh Sakura. Mendekapnya lembut seakan tak mau melepaskannya.

Kenapa begitu cepat?

Tak bisakah waktu berhenti bak sedetik saja?

"Ingat. Aku akan selalu mencintaimu sampai kapanpun," ucap Jimin. Sakura mengangguk dalam pelukan Jimin.

Bolehkan ia menangis sekarang?

Jimin melepaskan pelukannya. Matanya menatap mata Sakura dalam. Perlahan, jari Jimin mengusap lembut pipi Sakura.

Ah, ia pasti akan sangat merindukan gadis ini nantinya.

"Kau tak mau memberikan ciuman selamat tinggal untukku?" Tanya Jimin.

"Kau masih saja mesum Jim," kesal Sakura.

Jimin tertawa. "Aku tak memaksa."

Sakura langsung mengecup singkat bibir Jimin. Membuat laki-laki itu tersenyum senang.

"Sekali lagi," pinta Jimin.

Sakura kembali mengecup bibir Jimin sebentar.

"Ah, itu kecupan. Yang aku mau itu ciuman," sergah Jimin kecewa.

"Baiklah. Baiklah," tawa Sakura.

Perlahan, gadis itu memajukan wajahnya kemudian menempelkan bibirnya ke bibir Jimin. Sakura mulai meneteskan air matanya.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang