"Kau tahu, aku adalah gadis terbodoh yang sudah jatuh pada pesona seorang Park Jimin."
~~ ~~
Sakura tak henti-hentinya mengomel karena malam ini Jimin memaksanya untuk pergi ke sebuah Cafe yang berada tak jauh dari rumah Sakura. Ini sudah pukul 7 malam dan Sakura sangat letih hari ini. Apa alasan Jimin ingin mengajak Sakura bertemu?
Sementara itu, Jimin tak henti-hentinya melihat Jam tangannya. Ia sengaja datang lebih awal karena tak mau membuat Sakura menunggu lama.
"Hei," sapa Seulgi. Jimin mendongakkan kepalanya, melihat Seulgi yang ada didepannya, pria itu tersenyum.
"Boleh aku duduk?" Tanya Seulgi dan langsung mendapat anggukan dari Jimin.
"Kau sedang menunggu seseorang?" Tanya Seulgi seakan ingin tahu apa yang Jimin lakukan di Cafe malam-malam begini.
"Menunggu pacarku," kata Jimin. Seulgi mangut-mangut. Tentu saja ia tahu siapa yang dimaksud Jimin.
"Lalu kau sedang apa disini?" Tanya Jimin.
"Ah, aku sedang ingin minum kopi. Jadi aku mampir kesini," jawab Seulgi.
Seulgi bercerita banyak pada Jimin tentang kehidupannya. Mereka juga sesekali tertawa karena cerita Seulgi. Sedangkan Sakura baru saja sampai di Cafe dan melihat Jimin bersama dengan Seulgi membuat dadanya bergemuruh. Sakura tak berniat masuk kedalam. Ia masih berdiri didepan pintu Cafe sambil memandangi Jimin dan Seulgi.
"Nona, permisi. Anda menghalangi jalan," ucap salah satu pelayan.
Namun Sakura hanya diam. Ia bahkan tak menggubris panggilan kuat dari pelayan tersebut.
"Nona, anda menghalangi jalan," ucap pelayan itu sekali lagi dengan volume yang lebih keras.
Jimin mengalihkan pandangannya. Ia melihat Sakura tengah berdiri di pintu dan meminta maaf pada pelayang tersebut. Lalu gadis yang ditunggu Jimin itu pergi meninggalkan Cafe.
"Seulgi-ssi, aku harus pergi," pamit Jimin.
Seulgi heran kenapa Jimin tiba-tiba langsung pergi. Bukannya Sakura belum datang?
~~ ~~
Sakura mempercepat langkahnya saat ia mendengar Jimin memanggil namanya dari arah belakang.
Ia tak mau berbicara dengan Jimin saat ini. Ia mau pulang kerumah.
"Sakura," panggil Jimin sembari menahan tangan Sakura.
Sakura terpaksa menghentikan langkahnya. Kemudian ia membalikkan tubuhnya kearah Jimin.
"Jimin, aku mau pulang," kata Sakura sembari melepaskan tangan Jimin yang mencengkram tangannya.
"Hei, kita bahkan belum makan bersama. Kau kenapa?" Tanya Jimin lembut.
Sakura menatap Jimin. Dapat ia rasakan kini kedua matanya sudah mulai berakhir. Entah kenapa ia ingin menangis. Kemudian Sakura mulai menangis kencang dihadapan Jimin. Gadis itu kini berjongkok didepan Jimin, lalu membenamkan wajahnya pada kedua lututnya. Sakura terus menangis.
Semua orang memperhatikan Sakura yang menangis dengan kencang di Jalan raya. Orang-orang kini menatap Jimin dengan tatapan tajam.
"Sakura-ssi," panggil Jimin. Kini laki-laki itu juga ikut berjongkok di depan Sakura sembari mengusap kepala gadis itu. Sedangkan Sakura tambah menangis kencang karena perlakuan Jimin.
"Kenapa menangis?" Tanya Jimin. Kemudian Sakura mengangkat kepalanya dan melihat kearah Jimin sambil sesekali sesegukan.
"Aku ini bodoh," ucap Sakura dan langsung mendapat gelengan dari Jimin.
"Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Jimin.
"Kau tahu, aku adalah gadis terbodoh yang sudah jatuh pada pesona seorang Park Jimin," lanjut Sakura.
Jimin mengerti. Sakura sudah jatuh cinta padanya. Dan, apa tadi Sakura cemburu melihat ia dan Seulgi di cafe?
Sakura berdiri, diikuti oleh Jimin yang juga ikut berdiri setelahnya.
"Jadi, kau sudah jatuh cinta padaku ya?" Tanya Jimin sambil tersenyum.
Detik itu juga, Sakura langsung memeluk Jimin dengan erat. Rasanya, ia tak ingin melepaskan pelukan itu. Jimin tersenyum, lalu membalas pelukan Sakura.
"Aku takut suatu saat nanti kau akan pergi meninggalkanku," kata Sakura.
Jimin mengelus punggung Sakura lembut lalu berkata, "aku tak akan pernah meninggalkanmu."
"Hatiku terasa aneh saat aku melihatmu bersama Seulgi tadi," jujur Sakura. Tentu saja hatinya panas melihat Jimin dan Seulgi berdua.
Jimin bersumpah tak akan pernah berhenti tersenyum.
"Kau cemburu?" Goda Jimin.
Sakura melepaskan pelukannya. Ia menatap Jimin dengan tatapan kesal. Harusnya ia tak mengakui perasaannya pada Jimin.
"Chagi-yaa," panggil Jimin.
"Sejak kapan aku pacarmu Jimin?" Tanya Sakura heran.
"Sejak 1 menit yang lalu. Aku sudah pernah bilang padamu untuk jadi pacarku bukan? Berhubung kau baru saja menyatakan perasaanmu padaku, itu artinya kita sudah resmi pacaran," kata Jimin antusias.
"Heol," ucap Sakura.
~~ ~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfic[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End