"Kita akan buat acara kelulusan tahun ini tak akan pernah dilupakan."
~~ ~~
Para pangeran sekolah tengah berkumpul di ruang latihan dance sekolah. Bukan hanya Baby Blossom saja yang akan tampil di acara kelulusan sekolah, melainkan Pangeran sekolah dan Putri sekolah juga akan menampilkan performance terbaik mereka. Banyak dari para siswa dan siswi yang tak sabar menunggu penampilan mereka. Istilahnya seperti comeback.
"Lagunya sudah selesai kan?" Tanya Jin. Ia tengah berlatih dance bersama dengan Hoseok. Ada beberapa gerakan yang sangat susah untuk Jin pelajari.
Yoongi dan Namjoon mengangguk. Bukan hanya pintar, Yoongi dan Namjoon juga pandai menciptakan lagu. Perlu dicatat,Ayah Yoongi memiliki studio musik.
"Ah, kita sudah seperti idol saja," canda Jimin. Kini, ia tengah meregangkan otot-otot badannya.
"Penampilan kita bahkan ditunggu oleh penghuni sekolah," tambah Taehyung dan langsung dibenarkan oleh yang lainnya.
"Kita akan buat acara kelulusan tahun ini tak akan pernah dilupakan," ucap Namjoon.
~~ ~~
Sementara itu diruang dance lainnya, para Putri sekolah juga baru selesai latihan dance.
"Whoa, apa lagu kita sudah selesai dibuat?" Tanya Sowon pada teman-teman lainnya.
"Aku belum mendapat kabar dari Taejin," gumam Yerin.
Yerin memiliki sepupu yang pandai membuat lirik lagu dan meng aransemen musik. Lagu-lagu mereka juga Taejin yang buat. Bahkan, lagu-lagu itu cukup populer di sekolah dan sering diputar di radio dan pengeras suara sekolah.
"Kuharap lagu kita kali ini bisa lebih bagus lagi," pinta Eunbi.
"Kalian tahu, 7 gadis pemberontak itu juga akan tampil diacara kelulusan," kata Umji. Kini mereka tengah duduk membentuk sebuah lingkaran kecil.
"Ah, aku juga sudah dengar kabar itu," timpal Yuju.
"Mereka terlalu percaya diri," kata Sowon sambil tertawa hambar.
"Aku penasaran dengan lagu mereka," tambah Yerin.
"Apa mereka buat lagu sendiri atau malah membayar orang untuk membuat lagu?" Tanya Umji.
"Kita lihat saja nanti," ujar Eunha.
~~ ~~
Sementara diruang musik, gadis pemberontak juga baru selesai latihan. Mereka merasa puas dikarenakan permainan alat musik mereka. Choi Ssaem bahkan memuji penampilan mereka.
"Whoa, kurasa kita akan bisa tampil bagus," kata Soomi. Ia tersenyum senang.
Teman-temannya mengangguk.
"Lagu kita juga fantastis," tambah Hayeon.
"Aku paling suka bagian reff nya," kata Hara.
"Kudengar bukan hanya kita saja yang tampil di hari kelulusan," tutur Jurina. Semuanya mengangguk. Tentu saja, ada pangeran sekolah dan putri sekolah yang akan ikut tampil.
"Kuharap lagu kita bisa diterima dan penampilan kita tidak dihina," pinta Sakura.
"Tenang saja, usaha keras tak akan mengkhianati," ucap Hayeon.
"Ayo, kita latihan lagi," ajak Paruru semangat.
~~ ~~
Kwon Ssaem menceramahi anak muridnya. Kwon Ssaem mengingatkan jika ujian akhir akan semakin dekat dan para muridnya harus meningkatkan kualitas belajar mereka. Mereka harus membanggakan sekolah.
"Sekolah kita sudah 4 tahun berturut-turut menduduki peringakat pertama untuk nilai ujian akhir tertinggi. Kalian juga harus mendapatkan nilai akhir tertinggi!" Ucap Kwon Ssaem penuh semangat.
Para murid jadi ikut bersemangat. Ya, untuk apa mereka sekolah jika nanti ujian akhir mereka mendapat nilai kecil? Itu sama saja dengan membuang-buang uang orangtua.
Kali ini 7 gadis pemberontak itu memperhatikan penjelasan Kwon Ssaem. Terutama Sakura. Ia harus mendapat nilai tinggi jika ingin kuliah di fakultas kedokteran. Ia juga berniat untuk mendaftar masuk kuliah lewat jalur beasiswa.
Sedangkan Paruru lebih banyak diam. Ia memang mendengarkan apa yang dijelaskan Kwon Ssaem. Namun pemikirannya masih melayang pada ayahnya. Semenjak kejadian itu, Paruru tak berniat pulang kerumah. Bahkan sekarang ia tinggal dirumah saudaranya yang sama-sama orang korea.
Hoseok memperhatikan gerak-gerik Paruru. Setiap kali mereka bertemu, Hoseok selalu mendapati Paruru yang hendak bunuh diri. Hoseok tersenyum sendiri saat mengingat kejadian di rooftop dan juga Jembatan sungai Han. Laki-laki itu bertekad akan melindungi Paruru apapun yang terjadi.
Kwon Ssaem mengakhiri kelasnya. Kini, para murid bersiap-siap pulang kerumah masing-masing. Sekolah ini cukup berbeda dengan sekolah lainnya. Dimana mereka hanya belajar dari pukul 7.30 pagi sampai dengan pukul 3.30 sore. Bahkan mereka tak ada jam tambahan ataupun jam malam. Para guru juga memikirkan kondisi kesehatan para muridnya. Mereka tak mau jika murid mereka stress karena tingkat pembelajaran yang padat.
"Mau pulang bersama?" Tanya Hoseok pada Paruru.
Paruru menggeleng, "aku bisa pulang sendiri."
"Aku tak suka penolakan," kata Hoseok.
Paruru mendesah pelan.
"Baiklah. Ini yang terakhir kali," ucap Paruru.
......
Hoseok memberhentikan mobilnya didepan rumah Paruru. Hoseok melihat kearah Paruru yang terlihat tak mau turun dari mobilnya.
"Kau tak mau turun?" Tanya Hoseok. Paruru tersadar dari lamunannya dan melihat kearah Hoseok.
"Dirumah sedang ada teman ayahku. Bisakah kita pergi ketempat lain dulu?" Tanya Paruru.
Hoseok mengerti keadaan Paruru. Kemudian, Hoseok melajukan mobilnya menuju suatu tempat.
Hoseok dan Paruru keluar dari dalam mobil. Kini mereka tengah berada di jembatan sungai Han. Paruru yang meminta.
"Mau bunuh diri lagi?" Tanya Hoseok cemas. Paruru menggeleng dengan cepat.
"Tidak. Aku suka pemandangan disini," jawab Paruru.
"Ingat, jangan pernah bunuh diri lagi," tegas Hoseok dan ditanggapi oleh anggukan dari Paruru.
"Hoseok-ssi, gomawo," kata Paruru sambil tersenyum.
"Untuk apa?" Tanya Hoseok.
"Karena kau selalu menyelamatkan hidupku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End