Namjoon Special Part

1.8K 239 0
                                    

Desember 2017

Bermain-main sedikit dengan Soomi tak masalah bukan?

Ya, pikiran itu muncul dengan sendirinya di otak Namjoon. Entah apa yang ia pikirkan saat ini, yang pasti ia ingin bermain sebentar dengan Soomi.

"Berhenti menggangguku, Namjoon!" Keluh Soomi.

Soomi kesal dikarenakan Namjoon yang selalu mengambil barang-barang di kotak pensilnya. Membuatnya kesal setengah mati. Kenapa pula Kwon Ssaem selalu memindahkan tempat duduknya?

Ia tak masalah jika harus duduk bersama dengan yang lainnya. Kenapa malah Namjoon yang menjadi pasangan duduknya?

"Dasar pelit. Aku hanya mau meminjam pena mu. Pena ku habis," sergah Namjoon.

"Ini milikku. Setidaknya kau bisa bilang padaku jika ingin meminjam. Jangan langsung ambil saja," keluhnya.

"Bilang saja tak mau memberikan. Dasar gadis pelit," sindir Namjoon.

"Bekas tinjuanku kemarin belum hilang. Kau mau kutinju lagi?" Ancam Soomi.

"Hei, kau cantik jika marah," goda Namjoon.

BLUSH!

Soomi tiba-tiba tak bisa berkata-kata. Namjoon sedang tak main-main dengannya kan?

"Ah, wajahmu memerah," goda Namjoon lagi.

"Gila," umpat Soomi.

~~ ~~

"Kenapa memperhatikanku?" Tanya Soomi heran. Saat ini mereka tengah berada di perpustakaan. Tentu saja Namjoon yang sudah buat janji dengan ibunya Soomi untuk mengajarkan Soomi bahasa inggris.

"Kau punya mata yang indah," ucap Namjoon.

Soomi mendengus pelan. Astaga, sudah keberapa kali Namjoon mengucapkan kalimat menjijikan itu. Kalimat yang bisa membuat jantung Soomi berdebar.

"Berhenti mengucapkan hal-hal konyol," gumam Soomi.

"Aku hanya mengungkapkan apa yang kulihat saat ini. Bagaimana bisa kau mempunyai mata yang indah?" Tanya Namjoon.

"Entahlah. Tanyakan saja pada ibuku," jawab Soomi asal.

Namjoon tersenyum simpul. Gadis ini mudah sekali untuk dipermainkan. Bahkan hanya dengan pujian seperti tadi saja sudah membuat wajah Soomi memerah.

"Aku seperti melihat bulan dimatamu," tambah Namjoon.

"Berhentilah Namjoon. Aku tak suka jika kau mempermainkanku," kesal Soomi.

Shit!

Gadis ini terlalu peka.

"Ah, baiklah. Sepertinya kau akan ku cap sebagai musuh tersayang- Akh!" Perkataan manis Namjoon langsung terganti dengan suara ringisan sakit.

"Jangan mengucapkan hal itu lagi!" Geram Soomi.

~~ ~~

Bertemu setiap hari dan menggoda Soomi membuat Namjoon berpikir keras.

Mempermainkannya?

Ya, itu tujuan awalnya. Bahkan ia tak tertarik dengan Soomi. Masih banyak gadis cantik lainnya disini.

Menyukainya?

Entahlah. Namjoon masih meragukan hal itu. Ia sama sekali tak bisa menebak perasaannya. Apakah ia hanya ingin mempermainkan Soomi atau malah menyukai gadis itu.

Soomi menyenderkan bahunya di kursi perpustakaan. Kepalanya berdenyut pelan. Hari ini badannya kurang enak dan itu membuatnya tak bisa konsentrasi belajar. Membuat Namjoon sedari tadi melirih frustasi karena Soomi tak bisa mencerna apa yang ia jelaskan.

"Kumohon berhenti sebentar," keluh Soomi. Ia memijit kepalanya pelan. Kepalanya benar-benar sakit sekarang.

"Kenapa? Kau ini malas sekali," kesal Namjoon. Ia masih banyak pekerjaan saat ini. Dan ia tak mau membuang waktu berharganya hanya untuk mengajari Soomi yang bahkan sama sekali tak menangkap pembahasannya.

Soomi memejamkan matanya sejenak.

Namjoon melihat keringat yang mengalir dari dahi Soomi. Disini tidak panas dan tentu saja pendingin ruangan disini berfungsi maksimal. Bahkan beberapa siswa tak ada yang berkeringat termasuk dirinya sendiri.

Namun, kenapa gadis disebelahnya ini malah mengeluarkan keringat?

Tangan Namjoon bergerak. Menempelkan telapak tangannya ke dahi Soomi.

Panas.

Itu yang dirasakannya.

"Hei, kau sakit?" Tanya Namjoon. Ia panik. Suhu tubuh Soomi benar-benar panas.

Soomi mengangguk.

"Seharusnya kau bilang jika sakit. Jadi kau bisa langsung pulang dan istirahat," kata Namjoon.

"Kau tak mau mendengarku tadi," lirih Soomi pelan hampir tak terdengar.

Ya, Namjoon tak memberikan Soomi untuk berbicara sepatah katapun tadi. Dirinya langsung menyeret Soomi menuju perpustakaan tanpa tahu jika gadis itu tengah sakit.

"Namjoon-ssi, kau mau menolongku tidak?" Tanya Soomi.

"Apa?" Tanya Namjoon.

"Boleh aku pinjam bahumu? Sekali saja. Kepalaku sakit," pinta Soomi.

Namjoon tak langsung menjawab. Ia harus berpikir dulu saat ini.

"Y-ya," jawab Namjoon terbata-bata.

Soomi menyenderkan kepalanya di bahu Namjoon. Dan hal itu entah kenapa membuat darah Namjoon berdesir pelan. Kinerja jantungnya juga bertambah cepat.

Menyukainya?

Tentu. Namjoon terjebak dalam permainan yang ia buat sendiri. Kini, keadaan terbalik.

Ia sudah jatuh cinta pada Soomi. Padahal tak ada yang menarik dari gadis itu.

"Soomi-ssi,"

"Hmm,"

"Kau mendengarnya?" Tanya Namjoon.

"Ya. Aku mendengar omelan berisikmu. Jangan menggangguku," jawab Soomi sekenanya.

Bodoh. Apa kau mendengarnya? Mendengar suara debaran jantungku? Ini sangat kuat dan aku tak bisa menghentikannya.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang