Jungkook Special Part

2K 234 0
                                    

Desember 2017

"Jungkookie, jika nanti kita menikah, kau mau punya anak berapa?" Tanya Hayeon antusias.

Jungkook berpikir sejenak? Berapa kira-kira?

2,3 atau 5 mungkin?

"Aku ingin punya sepasang. Laki-laki dan perempuan," jawab Jungkook tak kalah antusiasnya.

"Kau bersemangat sekali sayang," canda Hayeon.

"Aku tak sabar menunggu datangnya hari pernikahan kita," ucap Jungkook.

"Kenapa waktu terasa lama?" Sambung Jungkook lagi.

"Lihatlah, matahari terbenamnya sangat cantik," puji Hayeon.

"Ya. Cantik sepertimu," lanjut Jungkook.

"Kookie, kau benar-benar mencintaiku kan?" Tanya Hayeon.

"Jadi kau meragukan cintaku?" Tanya Jungkook kesal.

Hayeon menggelengkan kepalanya.

Jungkook mengusap pelan pipi Hayeon. Lembut sangat lembut.

"Saranghae,"

"Nado, Saranghae,"

Jungkook mendekatkan wajahnya kearah wajah Hayeon. Berniat mencium gadis yang amat sangat ia cintai. Namun, disaat jarak mereka sudah terkikis dan hanya meninggalkan beberapa senti...

Krriinnggggg

"Argh... sial!" Umpat Jungkook. Ia membanting alarm nya dengan kasar.

"Aku memimpikannya lagi. Mimpi yang sama setiap malamnya. Aneh," ucap Jungkook.

Kenapa gadis yang ia benci selalu muncul didalam mimpinya? Kenapa harus Hayeon? Dan kenapa mimpi itu terlihat nyata dan jelas. Kenapa juga ia memimpikan tentang pernikahan?

"Ah, gila. Kau benar-benar gila Jungkook,"

~~ ~~

"Yak! Aku sudah mengajarimu naik sepeda. Sekarang traktir aku makan es-krim!" Tagih Hayeon.

Ia dan Jungkook baru saja selesai mengelilingi pekarangan taman dengan Sepeda. Dan itu membuat Hayeon sedikit lelah.

"Baiklah. Baiklah," ujar Jungkook.

Kini, mereka sudah berada di kedai es krim terdekat.

"Mau rasa apa?" Tanya Jungkook.

Hayeon melihat rasa-rasa es krim yang terpampang didepannya. Ada banyak pilihan rasa dan itu benar-benar membuatnya bingung.

"Coklat,"

Jungkook langsung memesan 2 cup es krim berbeda rasa. Sedangkan Hayeon menunggu didepan dengan senyuman yang mengembang.

"Ah, gamsahamnida," ucap Hayeon.

Hati Jungkook berdesir pelan tatkala Hayeon tersenyum dengan lembut kearahnya. Senyuman yang sering ia lihat diam-diam saat dikelas.

Bukankah mencintai secara diam-diam itu menyakitkan?

Hanya karena mereka bermusuhan, membuat interaksi mereka tak terlalu banyak.

Hari inilah mereka berdua mengobrol lebih banyak.

~~ ~~

Januari 2018

Jungkook kembali memikirkan perasaannya yang sebenarnya. Beberapa minggu lalu, ia dan Hayeon kembali bertemu di kedai kopi tanpa sengaja. Dan tentu saja mereka berdebat masalah pembayaran.

Jungkook dibuat kelas dengan kata-kata Hayeon. "Aku lebih tua 2 bulan darimu."

TOK TOK TOK

"Jungkook, ini Hyung,"

"Hmm, masuklah Hyung. Tidak dikunci," jawab Jungkook dari dalam kamar.

Pintu kamar Jungkook terbuka. Menampilkaan sosok pria tinggi tampan berbadan tegap. Jeon Junki, kakak laki-laki Jungkook.

"Kau tak makan malam? Ibu menunggumu di meja makan," ucap Junki. Kini ia duduk disebelah Jungkook.

"Sedang tak nafsu makan Hyung," balas Jungkook sekenanya.

"Wae? Ada yang kau pikirkan?" Tanya Junki. Biasanya Jungkook tak pernah absen untuk makan.

Jungkook mengangguk pelan. Tentu saja masalah perasaannya.

"Mau berbagi cerita? Sudah lama sekali kita tidak berbagi cerita," tawar Junki diiringi senyuman manis dan sedikit tawa.

Jungkook menghela nafasnya pelan. Semoga, Junki tak menertawakan Jungkook.

"Hyung, apa jadinya jika seorang gadis yang bahkan tak pernah kupikirkan masuk kedalam mimpiku selama berhari-hari lamanya?" Tanya Jungkook. Matanya menerawang langit-langit kamar.

"Memangnya kau memimpikan apa?" Tanya Junki. Ia dilanda rasa penasaran.

"Aku bermimpi jika kami menikah dan memiliki anak- ah sudahlah Hyung, aku tak mau melanjutkannya," tutur Jungkook.

Junki tertawa kecil karena ia bisa melihat jika sekarang Jungkook itu tengah malu.

"Berarti kau menyukainya," ucap Junki serius.

"Hyung, masalahnya kami memiliki hubungan yang tidak baik. Aku dan dirinya selalu saja berkelahi jika bertemu. Tapi kenapa aku bisa memimpikan hal itu?" Heran Jungkook.

"Itu yang membuat kau menyukainya. Kalian punya interaksi lebih. Walaupun setiap bertemu kalian bertengkar, tapi bukankah kalian menikmatinya?" Tanya Junki.

Jungkook diam. Ia kembali memikirkan perkataan Junki benar-benar.

"Wah, adik Hyung sudah besar rupanya," tawa Junki sambil mengacak rambut Jungkook.

"Hyung, rambutku jadi berantakan!" Kesal Jungkook.

"Cinta pertamamu ya? Setahu Hyung kau tak pernah tertarik dengan wanita," tanya Junki lagi.

"Ya. Cinta pertama," jawab Jungkook.

Jungkook memang terkenal disekolah. Tapi bukan berarti Jungkook mudah membuka hatinya untuk seorang gadis. Bahkan, Eunha yang statusnya sebagai teman wanita dekat pun hanya ia anggap sebagai teman biasa, tak lebih.

"Oh ya, biasanya cinta pertama itu susah dilupakan," lanjut Junki.

Benar. Hayeon susah dilupakan. Seberapa keras dirinya ingin melupakan Hayeon tapi bayangan gadis itu selalu muncul dalam pikirannya.

~~ ~~

School, Januari 2017

"Hei Tn. Jeon, cepat bersihkan papan tulis. Mau kulaporkan ketua kelas kalau kau tak piket?" Ancam Hayeon.

Jungkook berdecak pelan. Kini tinggal mereka berdua didalam kelas. Tentu saja yang lain sudah menyelesaikan tugasnya.

"Cerewet," kesal Jungkook lalu ia merampas penghapus itu dari tangan Hayeon.

"Pemalas!" Balas Hayeon tak mau kalah.

"Bodoh,"

"Idiot,"

"Kasar,"

"Ah, mendengar ocehanmu membuatku sakit kepala. Aku selesai!" Ucap Hayeon kesal. Ia menyambar tas nya lalu segera pergi meninggalkan Jungkook.

"Tapi kau cantik. Song Hayeon, aku tertarik padamu," gumam Jungkook tatkala Hayeon sudah pergi meninggalkan kelas.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang