Chapter 34 ( Back Hug )

2.3K 275 0
                                    

"Ini perpustakaan, Park Jimin!"

~~ ~~

Karena tadi pagi Sakura dan Hara di keluarkan dari kelas, maka mereka berdua jadi ketinggalan materi Matematika yang amat sangat penting. Sakura merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa ia dan Hara bisa berbicara sebesar itu? Dan akhirnya, Sakura harus rela tak makan siang demi mengulang materi yang tadi Kang Ssaem ajarkan.

Perpustakaan kini benar-benar ramai dikunjungi oleh murid-murid tingkat akhir. Ada beberapa orang yang Sakura kenal. Ada juga yang tak Sakura kenal. Dan yang lebih parahnya, ketika Sakura masuk kedalam perpustakaan, pandangan mata semua orang langsung tertuju padanya.

Sakura segera mengambil tempat paling pojok yang nyaman untuk dirinya sendiri. Kemudian, ia langsung membuka buku catatan yang sudah ia pinjam dari Paruru.

"Ini sulit," gumam Sakura. Kini ia tengah mencermati apa yang Paruru catat. Cukup sulit untuk mendeskripsikannya karena ia tak mendengarkannya langsung dari Kang Ssaem.

Sakura menghembuskan nafasnya pelan. Ia berusaha sabar saat ini. Kemudian, ia segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju rak-rak buku. Ia harus mencari referensi lainnya juga. Karena buku catatan Paruru saja tak cukup. Apalagi bagi Sakura ini merupakan materi yang sulit di pahami.

Sakura berhenti di satu rak buku. Matanya menelusuri setiap buku yang ada di rak tersebut. Tak lama kemudian, matanya terhenti di salah satu buku bersampul hijau.

Sakura membuka buku tersebut kemudian tersenyum saat melihat isi buku tersebut.

Tiba-tiba saja senyuman Sakura berganti menjadi sebuah pekikan kecil saat ia merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Wah, pacarku ini ternyata rajin juga,"

Sakura hafal betul suara itu. Jimin. Itu suara pacarnya sendiri.

"Jimin, lepaskan pelukanmu atau kau ku pukul," ancam Sakura.

"Memangnya kenapa?" Tanya Jimin. Kenapa ia tak boleh memeluk pacaranya sendiri?

"Ini perpustakaan Park Jimin!" Bisik Sakura. Ia berharap tak ada yang melihat Jimin memeluknya.

"Biarkan seperti ini sebentar. Aku merindukanmu," bisik Jimin yang langsung membuat Sakura merinding.

"Ck, kita sudah sering bertemu. Alasanmu klise tuan Park," kesal Sakura. Gadis itu marah-marah karena ia berusaha menutupi kegugupannya.

"Oh, coba kau buka lembaran terakhir buku itu," suruh Jimin cepat.

Sakura menuruti apa yang diperintahkan Jimin. Ia membuka seluruh lembaran buku tersebut hingga sampailah di lembaran terakhir. Matanya membulat sempurna saat tahu apa isi lembaran terakhir itu.

"Kau sering membaca buku ini?" Tanya Sakura. Ia melihat begitu banyaknya nama Jimin di halaman belakang buku tersebut. Tentu saja Jimin yang menggoreskan tinta-tinta hitam di kertas putih itu.

Jimin mengangguk pelan. Ini buku rumus favoritnya. Dari dulu sampai sekarang, ia suka sekali membaca buku tersebut.

"Kau mengotori buku perpustakaan Jim," ucap Sakura.

Jimin melepaskan pelukannya dan kini ia berdiri disamping Sakura.

"Kau juga harus menuliskan namamu disana," suruh Jimin.

"Tidak mau!" Kata Sakura cepat sembari pergi meninggalkan Jimin.

~~ ~~

Jimin menjelaskan materi tadi pada Sakura sedikit demi sedikit. Awalnya memang susah ditangkap, tapi karena Jimin yang terlalu sabar mengajari Sakura, gadis itu kini jadi paham. Ya setidaknya ia sudah bisa mengerjakan 2 soal yang diberikan Jimin.

"Pacarku ternyata sangat pintar," puji Jimin sambil mengacak-acak rambut Sakura.

Sakura langsung memukul kepala Jimin dengan pulpen miliknya.

"Hei, pukulanmu itu menyakitkan," omel Jimin.

"Sudah kubilang ini perpustakaan Jim. Kita bisa bermesraan di tempat lain. Yang pasti jangan disini," bisik Sakura.

Jimin melebarkan senyumnya.

"Benarkah? Kau janji?" Tanya Jimin memastikan.

Sakura menganggukkan kepalanya pelan.

"Baiklah. Pulang sekolah kita jalan-jalan, bagaimana?" Tawar Jimin.

Sakura tampak berpikir sejenak. Tak ada salahnya juga menghabiskan sore hari ini bersama dengan Jimin.

"Baiklah," kata Sakura.

"Aku tunggu di parkiran!" Bisik Jimin dan langsung mendapat senyuman dari Sakura.

~~ ~~

Hara membaringkan tubuhnya diatas rerumputan. Kini ia berada dihalaman belakang sekolah. Ia membaringkan tubuhnya dibawah pohon Sakura yang sebentar lagi akan tumbuh bunga. Hara memang tak sabar untuk melihat bunga Sakura bermekaran.

Saat Hara tengah santainya menikmati angin sepoi-sepoi sambil menutup matanya, gadis itu merasakan jika ada orang lain yang turut serta baring di sebelahnya.

"Tae?" Tanya Hara.

Taehyung memperlihatkan senyum manisnya. Senyum kotak yang diam-diam sangat Hara sukai.

"Kau mengambil tempat kesukaanku Hara-yaa," tuduh Taehyung.

"Tak ada plakat jika ini tempatmu Tae," balas Hara.

"Oke, kau selalu menang nona Jung," gumam Taehyung.

Hening. Tak ada yang memulai percakapan lagi setelah itu. Hara masih diam menikmati angin sembari menutup matanya. Sedangkan Taehyung kini tengah melihat Hara dari samping.

"Kau cantik," kata Taehyung dan langsung membuat Hara menolehkan wajahnya kesamping. Kini mereka berdua saling bertatapan satu sama lain.

"Klasik," kesal Hara.

"Tapi kau suka kan?" Goda Taehyung.

Hara langsung mengalihkan wajahnya ke sisi lainnya. Wajahnya benar-benar memerah sekarang. Ia benar-benar malu.

"Hei," ucap Taehyung dan langsung membuat Hara menolehkan kembali wajahnya kearah Taehyung.

"Aku ingin memelukmu," kata Taehyung blak-blakan.

"Bodoh!" Rutuk Hara. Taehyung bukan siapa-siapanya Hara.

"Sudah yang ke seratus kali kau mengataiku bodoh Hara-yaa," kesal Taehyung.

"Soalnya kau itu benar-benar bodoh. Aku bukan pacarmu, kenapa kau minta pelukan?" Omel Hara.

"Kalau begitu. Mulai hari ini kau adalah pacarku," ucap Taehyung.

"Tidak. Aku tidak mau," jawab Hara.

Taehyung mengerutkan keningnya.

"Kenapa kau tidak mau?" Bingung Taehyung. Jangan bilang jika selama ini perasaannya tak berbalas sama sekali.

"Kau itu mudah sekali cemburu Tae. Nanti jika aku dekat dengan laki-laki lain kau pasti akan cemburu dan langsung marah padaku. Dan pastinya akan susah membuatmu memaafkanku," jelas Hara panjang lebar.

Taehyung tertawa keras. Jadi, hanya karena itu?

"Aku cemburu jika itu sudah diluar batas Hara-yaa," ucap Taehyung.

"Tapi tetap saja. Aku tak mau jika nanti kau mendiami ku," gumam Hara pelan.

Taehyung tersenyum lalu berkata, "tawaranku hanya berlaku hari ini. Aku tidak tahu lagi kapan punya waktu untuk menyatakan perasaanku padamu lagi. Jadi kalau kau ti-"

Penjelasan Taehyung terpotong cepat.

"Aku mau Kim Taehyung!" Ucap Hara cepat.

Taehyung kembali tersenyum. Gadis ini benar-benar agresif sekarang.

"Kau ini jahat sekali," kata Hara.

Taehyung mengacak rambut Hara gemas. Sekarang Taehyung bisa men cap Hara sebagai gadisnya.

Dan Hara adalah miliknya. Selamanya.

SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang