"Aku akan mendengarkan ceritamu,"
~~ ~~
"Hayeon-yaa, ini sudah larut malam. Sebaiknya kau cepat tidur!" Suruh Ibunya.
Sesekali Hayeon menguap. Ia memang berniat untuk mematikan televisinya. Namun, salahkan acara yang sedang ia tonton sekarang. Ini menarik dan ia tak mau ketinggalan.
"Sebentar lagi, Eomma!" Balas Hayeon.
Ny. Song kini berdiri didepan anaknya sambil berkacak pinggang.
"Eomma!! Kau menghalangi pandanganku," kesal Hayeon sambil sedikit merengek. Lagipula besok hari Sabtu dan sekolah diliburkan.
"Eomma tidak mau jika besok kau bangun siang. Kau sudah berjanji pada Eomma untuk belanja ke pasar pagi-pagi buta!" Jelas Ny. Song panjang lebar.
Hayeon merutuki mulut manisnya ini. Ia memang susah untuk bangun pagi jika ia tidur melewati pukul 10 malam. Dan kini, astaga... sudah pukul 11.30 malam.
TOK TOK TOK
Belum sempat Hayeon membela dirinya, pintu rumahnya lebih dulu diketuk oleh seseorang.
Ibu dan anak itu saling memandang satu sama lain. Siapa yang bertamu malam-malam seperti ini? Ditengah hujan gerimis pula.
"Biar Eomma lihat,"
Hayeon menganggukkan kepalanya.
Ny. Song membuka pintu dan terkejut ketika melihat seorang pemuda yang berdiri dengan wajah yang kusut serta berantakan.
"Eomma si-, astaga.. Jeon Jungkook?" Kaget Hayeon.
Ya, pemuda yang tampak berantakan itu adalah Jungkook.
"Temanmu?" Tanya Ny. Song.
Hayeon mengangguk.
"Sepertinya temanmu itu sedang ada masalah. Sebaiknya kau temani dia dan dengarkan ceritanya. Eomma masuk dulu," ucap Ny. Song cepat.
Kini tinggal Jungkook dan Hayeon berdua saja.
"Jungkook-ssi," panggil Hayeon.
Jungkook melangkahkan kakinya mendekat kearah Hayeon. Lalu menenggelamkan wajahnya di pundak Hayeon.
"Wae? Apa yang membuatmu seperti ini?" Tanya Hayeon.
Jungkook tak menjawab. Bahkan kini, Hayeon bisa merasakan jika bajunya basah.
Jungkook menangis.
Kemudian, pria itu memeluk Hayeon. Berharap gadis itu tahu jika ia sedang ada masalah.
Hayeon tak bisa berkata-kata. Sudah 2 kali Jungkook menangis di hadapannya.
Kemana Jungkook yang kuat pergi?
Apakah ini sisi kelam Jungkook yang tak pernah Hayeon ketahui?
~~ ~~
Hujan gerimis tadi seakan menggambarkan perasaan Jungkook. Kini, Hujan tersebut sudah berhenti.
Hayeon dan Jungkook duduk dibangku dekat halaman rumah Hayeon. Sebelumnya, Hayeon sudah meminta izin terlebih dahulu pada ibunya.
Sudah 15 menit mereka duduk disana dan tak terjadi percakapan apapun.
"Kau tak ingin cerita?" Tanya Hayeon membuka percakapan.
Jungkook menggelengkan kepalanya. Lebih baik, ia simpan sendiri masalahnya. Tak mungkin ia menceritakan masalahnya pada Hayeon. Ia tak tahu apa-apa.
"Aku akan mendengarkan apa yang ingin kau ceritakan. Walaupun aku tak bisa merespon apa yang kau ceritakan. Setidaknya, biarkan aku menjadi pendengar yang baik," jelas Hayeon.
Jungkook menghembuskan nafasnya pelan.
"Ibu dan ayahku akan bercerai," ucap Jungkook tanpa basa basi lagi.
Hayeon tak bisa berkata-kata. Ia hanya bisa mendengarkan saja.
"Setidaknya aku bahagia jika ayah menceraikan ibu. Tapi, kenapa ayah malah bersujud pada ibu dan meminta ibu untuk tetap disisinya?" Lanjut Jungkook. Matanya menatap langit kosong. Tak ada bintang malam ini.
"Bodoh! Jika ayah tahu ibu sudah selingkuh dibelakangnya. Maka kujamin ayah tak akan kehilangan harga dirinya di depan ibu!" Kesal Jungkook.
Hayeon bisa melihat jika sekarang telapak tangan Jungkook mengepal kuat. Tanpa perlu ditanya, Hayeon tahu jika sekarang Jungkook sedang marah besar. Dan Hayeon tak mau membangunkan singa yang tengah tidur.
Hayeon hanya bisa mengangguk dan mendengarkan cerita Jungkook. Ia tak berani berucap. Karena dirinya masih tak tahu apa-apa.
Jungkook menyadarkan kepalanya dipundak Hayeon. Membuat gadis itu sedikit terkejut karena perbuatan Jungkook.
"Aku iri padamu," kata Jungkook.
"Eh? Iri padaku?" Tanya Hayeon.
Jungkook mengangguk.
"Kau punya keluarga yang bahagia. Ibu dan ayahmu tak pernah mengingkari janji suci yang mereka ucapkan di altar pernikahan," jelas Jungkook.
Hayeon tersenyum.
"Jungkook-ssi, aku.. aku akan selalu berada disampingmu," kata Hayeon. Dadanya berdetak 2 kali lebih cepat saat ia mengatakan kalimat-kalimat tadi.
Jungkook mengalihkan kepalanya dari pundak Hayeon. Lalu matanya menatap Hayeon lekat.
"Janji. Kau akan selalu berada disampingku?" Tanya Jungkook.
"Janji," kata Hayeon.
Jungkook menggenggam tangan Hayeon. Sementara Hayeon malah menatap Jungkook.
"Saranghae," ucap Jungkook lembut.
"Eh?" Kaget Hayeon.
Jungkook berdecak pelan.
"Saranghae," ucap Jungkook kuat-kuat.
Dan sontak Hayeon langsung menutup mulut Jungkook dengan tangannya.
"Yak! Kau gila? Bagaimana jika ada orang yang mendengar?" Kesal Hayeon sembari menyingkirkan tangannya dari bibir Jungkook.
"Salahkan dirimu. Kenapa kau malah bersikap seakan-akan tak mendengar perkataanku," balas Jungkook.
"Tarik kembali ucapanmu Tn. Jeon!" Kesal Hayeon.
Bisa saja laki-laki didepannya ini berbicara yang tidak-tidak dikarenakan tengah banyak masalah.
Jungkook mencintai Hayeon?
Tidak mungkin.
Apa ini permainan yang dibuat Jungkook?
Membuat Hayeon jatuh cinta kemudian mencampakkannya begitu saja?
"Wae? Aku tak mau menariknya. Sudah kubilang aku mencintaimu," balas Jungkook.
"Berhentilah berbicara yang tidak-tidak. Kau sedang banyak pikiran, jadi kuanggap tadi itu-"
Hayeon tak menyelasaikan ucapannya dikarenakan bibir Jungkook yang sudah lebih dulu membungkamnya.
Ciuman lembut dan tak menuntut dari Jungkook.
Awalnya Hayeon ingin melepaskan ciuman sepihak itu, namun lama-lama Hayeon mulai mengikuti alur yang dibuat Jungkook.
Mereka saling menikmati.
Jungkook mengakhiri ciuman itu terlebih dahulu, lalu menempelkan dahi mereka hingga hidung mereka bersentuhan.
Hayeon masih menutup matanya. Tak berani menatap Jungkook.
"Aku mencintaimu,"
Kemudian, Jungkook kembali mengecup bibir Hayeon singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfic[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End