"Aku serius!"
~~ ~~
"Aku.. mencintaimu,"
Sakura terdiam sejenak. Memandang Jimin dengan tatapan tak percaya. Lalu tak berapa lama, Sakura tertawa.
"Aku tak percaya dengan kebohonganmu Jimin," ucap Sakura sembari tertawa di hadapan Jimin.
"Aku serius," kata Jimin dengan nada seriusnya. Kini, ia menatap Sakura lekat. Seakan tak mau melepaskan Sakura dari pandangannya.
Sakura diam sejenak. Ia masih belum percaya dengan pengakuan Jimin terhadapnya.
"Kita itu musuh. Dan kita selamanya tak akan pernah bisa bersama," ungkap Sakura. Ia merasa ada yang aneh dengan hatinya saat kata-kata itu ia keluarkan.
Jimin menghembuskan nafasnya kasar.
"Lupakan permusuhan kita dan jadilah pacarku," ulang Jimin lagi. Kali ini, Jimin benar-benar serius.
Sakura berdehem pelan. Suasana jadi canggung se canggung-canggungnya.
"Sejak kapan kau mulai menyukaiku?" Tanya Sakura.
"Sejak kematian ibumu," jawab Jimin jujur.
Sakura tertawa kecil.
"Kau yakin itu perasaan cinta? Bukan belas kasihan?" Tanya Sakura sarkatis.
Jimin mengangguk.
"Dengar, mungkin saja perasaanmu itu salah. Kau tak mungkin mencintai musuhmu sendiri," kata Sakura.
Jimin memegang tangan Sakura lalu mengarahkan tangan itu kearah dimana jantungnya berada.
BLUSH!
Sakura dapat merasakan detak jantung Jimin yang berpacu 2x lebih cepat.
"Kau merasakannya bukan?" Tanya Jimin. Sedangkan Sakura hanya diam.
"Kau tahu, aku gila karenamu. Jantung ini berdetak cepat jika aku berada didekatmu. Dan jangan pernah menangis dihadapanku. Hatiku akan sakit jika melihatmu menangis," ungkap Jimin.
Sakura menarik kembali tangannya. Ini tak boleh terjadi. Jimin tak boleh menyukainya.
"Kalau begitu, hilangkan perasaan itu Jimin,"
~~ ~~
Jungkook tengah berjalan sambil menikmati semilir angin di sore hari. Saat ia tengah asyik-asyik nya berjalan menyusuri taman, matanya menangkap sosok Hayeon tengah duduk di bangku taman sambil memandangi rerumputan hijau. Entah apa yang gadis itu pikirkan.
Entah dorongan dari mana, Jungkook berjalan menghampiri Hayeon yang tengah duduk. Laki-laki itu juga ikut duduk disamping Hayeon.
"Hai, musuh!" Sapa Jungkook sambil memperlihatkan gigi kelincinya. Hayeon mendengus kesal. Kenapa dunia benar-benar jadi sempit sekarang? Tak disekolah dan tak di kompleks rumah. Ia dan Jungkook selalu saja bertemu.
"Aku tak sempat meladeni orang sepertimu," ujar Hayeon.
"Benarkah? Bukannya di sekolah kau malah sempat meladeni orang sepertiku?" Tanya Jungkook.
"Tak bisakah kau sopan sedikit? Aku lebih tua 2 bulan darimu Jungkook," kata Hayeon kesal.
Jungkook terkekeh pelan.
"Kau iri padaku kan? Makanya kau membenciku," tanya Jungkook. Sedangkan Hayeon malah menatap Jungkook tajam.
"Aku bisa segalanya. Sedangkan kau?" Jungkook kembali mengejek Hayeon.
"Kalau begitu, mau balapan sepeda denganku?" Tanya Hayeon sambil mengembangkan senyum mengejeknya. Satu hal yang mereka berdua ketahui. Mereka mempunyai gigi kelinci yang sama. Dan kadang, itu yang membuat mereka berdua mirip jika tertawa.
"Kau mengejekku?" Tanya Jungkook. Hayeon menganggukkan kepalanya.
"Kau memang selalu menang dariku. Dan kau bisa segalanya. Tapi satu hal yang membuatmu terlihat lemah dimataku. Kau tak bisa naik sepeda," tutur Hayeon pelan namun menyakitkan.
"Kau ini menyebalkan. Kenapa harus disandingkan dengan sepeda?" Tanya Jungkook.
"Itu kenyataan Tn. Jeon," sindir Hayeon.
"Kalau begitu. Ayo main batu gunting kertas," ajak Jungkook. Hayeon mengerutkan keningnya. Bermain permainan keberuntungan itu? Oh, ayolah. Seumur hidupnya, Hayeon tak akan pernah bermain permainan kuno tersebut. Ia akan selalu kalah.
"Untuk apa?" Tanya Hayeon.
"Jika aku menang, ajari aku naik sepeda. Dan jika aku kalah maka aku akan minta maaf padamu karena telah mengejekmu," jelas Jungkook.
Sebenarnya Hayeon tak mau. Tapi, tawaran Jungkook menggiurkan juga. Ia juga bisa merekam permintaan maaf Jungkook dan memutarkannya diseluruh penjuru kelas. Tapi, jika dia kalah? Ia tak mau mengajari Jungkook naik sepeda!
"Baiklah,"
Jungkook tersenyum.
~~ ~~
Kesialan selalu menimpa Hayeon. Disinilah ia berada. Di tempat penyewaan sepeda dekat taman. Biasanya orang-orang menyewa sepeda untuk berkeliling taman yang luas ini. Jungkook menang dengan mengeluarkan kertas. Hayeon juga coba minta pada Jungkook untuk mengulangi permainan tersebut sebanyak 5x. Namun, tetap saja ia kalah.
Jungkook telah siap dengan sepedanya.
"Hei, kau melamunkan apa? Terima saja kekalahanmu," ejek Jungkook.
Dengan terpaksa, Hayeon mengajarkan Jungkook cara menggunakan sepeda. Mulai dari hal-hal kecil, sampai akhirnya Jungkook menjadi terbiasa. Ia yang tadinya harus meminta bantuan Hayeon untuk menjaganya dari belakang, kini ia bisa sendiri. Tanpa harus ada Hayeon yang menjaganya.
Jungkook memberhentikan sepedanya disamping Hayeon.
"Kenapa lagi?" Kesal Hayeon.
"Ayo jalan-jalan," ajak Jungkook dan membuat Hayeon mengerutkan dahinya.
Jungkook segera turun dari sepedanya dan menyerahkan sepeda itu pada Hayeon.
"Kau yang membonceng ku," suruh Jungkook. Hayeon menghembuskan nafas kesal. Bagaimana bisa seorang wanita bertubuh kecil ini membonceng Jungkook yang berat badannya 2x lipat dari dirinya?
"Kau kan sudah kalah tadi. Kau harus bermain sportif," kata Jungkook.
"Kau kan hanya memintaku untuk mengajarimu bermain sepeda?" Tanya Hayeon tak terima.
"Hmm.. aku berubah pikiran sejak 5 menit yang lalu," ucap Jungkook sambil mengembangkan senyum tanpa dosa nya.
Hayeon merampas sepeda itu dari tangan Jungkook kemudian segera menaikinya.
"Naik," suruh Hayeon.
Setelah memastikan jika Jungkook sudah duduk dengan benar di kursi penumpang, Hayeon kembali berkata, "pegangan yang kuat. Aku tak tanggung jika kau jatuh."
Hayeon mulai mengayuhkan sepedanya. Dapat Hayeon rasakan terpaan angin yang mengenai wajahnya. Sangat lembut. Ia suka dengan angin sore.
Jungkook memegang kedua sisi pinggang Hayeon. Gadis ini tak takut jatuh. Buktinya ia mengendarai sepeda dengan kecepatan sedang walaupun ada beban dibelakangnya.
Saat mereka melewati jalanan berbatu, Jungkook agak mengeratkan pelukannya. Kini tangannya melingkar manis di pinggang Hayeon. Ia memeluk Hayeon dengan erat.
Ah... sore hari yang indah bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End