"Bagaimana bisa seorang perempuan tak bisa memasak?"
~~ ~~
Nareum dipaksa ayahnya untuk membantu Jin memasak di dapur. Saat ini mereka tengah berkunjung ke rumah Tn. Kim. Sebenarnya Nareum tak mau ikut. Ia tak mau bertemu dengan Jin. Namun, lagi-lagi ia kalah berdebat dengan ayahnya.
"Kenapa diam?" Tanya Jin. Ia memperhatikan Nareum yang masih diam memandangi bawang di depannya.
"Aku tidak bisa memasak," jujur Nareum.
Jin mengerutkan dahinya, "bagaimana bisa seorang perempuan tak bisa memasak?"
Nareum kini menatap Jin dengan tatapan kesalnya.
"Kau mengejekku?" Tanya Nareum sembari menunjuk wajah Jin dengan pisau yang ia pegang.
"Kau mau membunuhku?" Tanya Jin. Nareum langsung menurunkan pisau yang tadi ia acungkan. Kemudian ia kembali menatap bawang dihadapannya.
Nareum mulai mengiris bawang dihadapannya.
"Yak! Jangan memotong bawangnya seperti itu," ucap Jin.
"Aku kan tidak tahu," gumam Nareum. Ia baru kali ini menyentuh alat-alat dapur.
Jin memegang pisau yang sama dengan Nareum. Membuat tangan mereka bersentuhan. Dan lihatlah, posisi mereka saat ini. Jin yang berada di belakang Nareum dan mengajari Nareum cara memotong bawang.
Nareum menoleh kesamping. Ia bisa melihat wajah Jin dari dekat saat ini. Nareum akui. Jin benar-benar sangat tampan.
"Kenapa melihatku?" Tanya Jin.Nareum mengerjapkan kedua matanya lalu mengalihkan pandangannya.
"Aku tahu kau tampan. Hei, jangan bilang kau terpesona denganku," goda Jin sambil mencolek pipi Nareum.
Bagaimana bisa Nareum jadi seimut ini?
"Siapa yang terpesona denganmu?" Kata Nareum. Ia melanjutkan memotong bawangnya.
"Aku tidak tanggung jika kau jadi kecanduan dengan wajah tampanku," ucap Jin.
Tn. Kim dan Tn. Shin memperhatikan kedua anak mereka sambil tersenyum.
"Bukankah mereka cocok?" Tanya Tn. Kim.
Tn. Shin mengangguk.
"Kuharap nanti kita bisa berbesan," tawa Tn. Shin.
Jin memperhatikan Nareum yang tengah memotong sayuran. Kemudian karena gemas, ia menarik hidung Nareum kuat hingga membuat gadis itu meringis.
"Kenapa hidungmu ini sangat pesek sekali?" Gurau Jin.
"Yak!" Pekik Nareum kesal.
"Kau mau kutinju lagi?" Tanya Nareum.
Jin menggeleng. Tentu saja ia tidak mau.
Nareum kembali melanjutkan aktifitasnya. Sedangkan Jin masih memperhatikan Nareum sambil tersenyum.
"Kau harus belajar masak supaya bisa jadi istri yang baik nanti," ujar Jin.
"Aku akan menyuruh suamiku nanti untuk delivery makanan setiap hari," balas Nareum.
Jin langsung menjetikkan jarinya di dahi Nareum.
"Jika nanti kau itu istriku, akan ku hukum kau karena tak bisa memasak," ucap Jin.
"Aku tidak akan menjadi istirmu. Siapa juga yang mau punya suami sepertimu?" Tanya Nareum.
Jin terkekeh pelan.
"Jika nanti kau menikah denganku bagaimana?" Tanya Jin.
"Ck, itu tak akan terjadi," tawa Nareum.
"Kalau nanti kau jadi istriku, siap-siap saja dapat hukuman dariku," sindir Jin.
"Hukuman apa? Aku bisa meninjumu kapan saja. Jadi aku tidak takut," balas Nareum.
"Hukuman diranjang," goda Jin dan langsung mendapat pukulan dari Nareum.
"Dasar, Byuntae!!!"
Jin tertawa keras. Sedangkan Nareum wajahnya sudah memerah seperti tomat.
"Jangan harap aku akan jadi istrimu nanti,"
~~ ~~
"Caramel macchiato nya satu,"
Jungkook dan Hayeon memesan kopi yang sama di kedai yang sama juga. Bahkan mereka sendiri kaget kenapa mereka bisa bertemu di kedai kopi.
"Kau mengikutiku ya?" Tuduh Hayeon.
Jungkook memutar bola matanya malas. Untuk apa dia mengikuti Hayeon?
"Aku juga ingin minum kopi. Lagipula apa untungnya mengikutimu?" Balas Jungkook.
Tak berapa lama, pesanan mereka datang. Jungkook dan Hayeon sama-sama mengeluarkan uang 10ribu won.
Pelayan tersebut tersenyum.
"Kami sedang tidak ada uang kecil untuk kembalian. Jadi, maukah salah satu dari kalian membayar kopi ini?" Tanya pelayan itu ramah.
"Uangku saja," kata Jungkook.
"Tidak, uangku saja. Aku tak mau berhutang," kata Hayeon.
"Karena aku laki-laki, aku yang bayar," gumam Jungkook.
"Aku lebih tua 2 bulan darimu. Jadi aku saja yang bayar," balas Hayeon tak mau kalah.
"Jadi, siapa yang akan bayar?" Pelayan itu bingung karena 2 orang didepannya ini berdebat tak henti-henti.
Jungkook langsung memberikan uangnya pada pelayan tersebut, lalu ia langsung pergi.
"Yak! Jeon Jungkook!" Teriak Hayeon.
Hayeon mensejajarkan langkahnya dengan Jungkook saat ini.
"Kan sudah kubilang, aku yang akan bayar," kata Hayeon.
"Kau bisa diam tidak? Aku mau menikmati kopiku," ucap Jungkook.
"Menyebalkan," gumam Hayeon.
Jungkook dan Hayeon sama-sama menghentikan langkahnya saat melihat seekor anak anjing berbulu lebat didepan mereka. Lalu mereka sama-sama menghampiri anjing tersebut.
Jungkook mengusap lembut kepala anjing tersebut.
"Lucunya," ucap Hayeon.
"Holly.. Holly," panggil Hayeon.
Jungkook menatap Hayeon heran.
"Sejak kapan namanya Holly?" Tanya Jungkook.
"1 menit yang lalu," jawab Hayeon santai.
"Kau akan membawanya pulang?" Tanya Jungkook. Hayeon mengangguk.
"Sepertinya aku akan sering kerumahmu nantinya," kata Jungkook.
Hayeon mengernyitkan keningnya.
"Untuk apa?" Tanya Hayeon.
"Melihat Holly," jawab Jungkook sambil mengusap lembut kepala anjing tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOOL LUV AFFAIR ( 1 )
Fanfiction[ COMPLETED ] ✔ . . "Kami seperti kutub magnet yang berbeda arah. Namun, kami bisa menyatu." Start 6 Agustus 2017 ~ 21 September 2017 End