Chapter 12 - I will help you but...

4K 128 2
                                    

"Halo, Chyntia."

"Bagaimana kabar di sekolah? Apa ada hal penting?"

"Rupanya benar apa kata Jen waktu itu bahwa dia pacaran dengan William. Bahkan, William sekarang pindah ke kelas Jen."

"Sial! Lalu, Cindy di mana sekarang?"

"Cindy sedang makan di kantin."

"Kalian tidak bersama?" tanya Chyntia bingung.

"Tidak. Aku lagi di toilet."

"Oh ... ya sudah kalau begitu. Tetap pantau mereka! Setelah aku kembali, akan kukasih pelajaran bitch itu. Berani sekali dia merebut William dariku!"

"Chyntia ... jangan sakiti Jen lagi. Nanti William makin membencimu. Kau tahu Chyntia, aku pernah baca kalimat di sebuah novel bahwa jodoh pasti bertemu seperti lagunya Afgan."

Chyntia mengernyit bingung. "Siapa Afgan?"

"Astaga, Chyntia! Kamu tidak up to date sekali. Afgan itu penyanyi solo pria dari Indonesia. Suaranya bagus dan dia mempunyai lesung pipi hingga dia terlihat tambah tampan."

"Aaarrgghhh .... Itu tidak penting saat ini," kesal Chyntia lalu memutuskan teleponnya. Chyntia melempar ponselnya ke atas ranjang dan mengepalkan kedua tangannya. "Kau menggali lubang kuburmu sendiri, Jennifer Anlikie."

***

William bangkit dari kursinya setelah menyelesaikan tugasnya.

"Tumben sekali kau mau mengerjakan tugas, William. Apa ini semua karena Jen?" tanya Jaz.

"Kau banyak berubah tanpa kau sadari, William," timpal Sam.

William dan teman-temannya tengah berkumpul di kelas 03.

"Bukan urusan kalian."

"William .... Kenapa kalian berpacaran?" tanya Justin bingung.

"Kami dijodohkan," jawab William singkat.

"Bukan karena kau memanfaatkan Jen buat menjauhi Chyntia?" tanya Rey sarkastik. Semua yang ada di sana melototkan matanya.

"Brengsek kau!" pekik William penuh emosi dan langsung melayangkan satu pukulan pada wajah tampan Rey.

"Are you crazy???" pekik Justin kaget.

Jaz dan Justin segera menghalangi William yang ingin memukul Rey lagi. Sedangkan, Rey hanya menatap William datar.

"Jahat sekali kau, William! Bagaimana jika Jen tahu? Bagaimana jika Jen malah menyukaimu? Atau jangan-jangan kau yang sudah menyukainya?" tanya Sam.

"F*ck!" umpat William sambil mengacak rambutnya frustrasi. "Aku harap kalian tutup mulut kalian itu. Jangan sampai aku mendengar hal ini keluar dari kelas ini. Mengerti?"

Semua mengangguk paham.

"Sayangnya aku sudah mendengar itu semua," ucap Rachel yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu. Sam membelalakkan matanya saat melihat Rachel di sana.

"Kau!" pekik William emosi. William hendak menghampiri Rachel, tetapi Sam segera mencegahnya.

"Jangan, William! Ingat! Dia perempuan," peringat Sam.

"Kau melawanku hanya karena gadis itu, Sam?" tanya William tak percaya.

"Sudahlah, William. Dan kau Rachel, jangan ikut campur!" ucap Jaz tegas.

Rachel bersidekap lalu melangkah mendekati pria-pria populer nan tampan itu. "Satu sekolah heboh saat tahu King mereka berhubungan dengan gadis bar-bar dan bagaimana ya reaksi Queen di sekolah ini alias Chyntia saat tahu rencana busukmu, William."

"Apa maumu sebenarnya?" tanya William tajam.

"Hmm .... Kau punya kuasa di sekolah ini, bukan? Aku ingin kau menghentikan rencana Madam mencabut beasiswaku."

"Kenapa beasiswamu dicabut?" Tanya Sam kaget.

"Gadis tengil bernama Jennifer itu yang melakukannya," gerutu Rachel.

William mengangkat satu alisnya sambil tersenyum miring. "Rupanya gadisku bertindak cepat juga. Baiklah. I will help you but ... tutup mulutmu itu."

"Aku tidak akan mengingkari ucapanku, William."

William mengangguk lalu segera berjalan melewati Rachel dan keluar kelas.

"Harusnya kau tak melibatkan diri dalam urusan pribadi Jen dan William, Rachel. Bagaimana jika hal ini tersebar? Pasti kau tersangka utamanya," seru Samuel.

"Hanya ini satu-satunya cara supaya aku bisa tetap sekolah di sini, Sam."

"Aku bisa membantumu," jawab Sam cepat.

Rachel menggeleng. "Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu dan untuk kali ini tidak lagi."

Sam menghembuskan napas pasrah lalu memegang kedua pundak Rachel.

"Aku mencintaimu, Rachel. Aku serius. Jadi, kau tak perlu sungkan begitu padaku dan aku harap kamu tidak membocorkan rahasia hubungan Jen dan William. Aku tidak mau kau kena masalah. Kamu telah mempertaruhkan masa depanmu."

Rachel menarik tangan Sam turun dari bahunya lalu menggenggamnya erat. "I know ... aku akan segera mencari cara supaya hal itu tidak terjadi."

"Dengan cara apa?" tanya Sam penasaran.

Rachel mengangkat kedua pundaknya. "Entahlah ...."

TBC

***

Gaje? Memang.

Maaf ya readers jika terkesan membosankan. Soalnya otak author sedang buntu nih.

Adakah yang mau membantu author untuk menyalurkan idenya kedalam cerita ini?

Jika iya, chat me.😊
Instagram : (at)funggzz_

Thank You.

SevenTeen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang