Interlude #4 : Rachel & Samuel

2.5K 88 1
                                    

Author POV

"Aunty ...."

Aunty Maria—Ibu dari Rachel—berjalan tergesa-gesa menghampiri Samuel dengan kedua tangan menenteng plastik besar berisi belanjaan di pasar. "Kamu kenapa bisa ada di sini, Sam? Kamu tidak sekolah? Apa ada masalah dengan Rachel? Rachel baik-baik saja, 'kan?"

Samuel menggaruk tengkuknya sendiri karena gugup. Dia bingung harus jawab apa. "Maaf, Aunty."

Maria mengalihkan perhatiannya kepada Jen yang sudah berdiri di sampingnya sambil tersenyum lembut. Sam meneguk ludahnya kasar karena baru kali ini dia melihat Jen tersenyum dengan sangat manis dan itu ... cantik.

"Perkenalkan, Aunty, saya Jennifer—teman sekolahnya Rachel dan Sam. Kami ke sini karena mendengar kabar bahwa Rachel mau menerima beasiswa untuk sekolah ke Belanda."

Maria membulatkan kedua matanya. "Dia jadi menerima beasiswa itu? Padahal waktu itu dia menolaknya mentah-mentah karena tidak mau meninggalkan keluarga dan Sam."

Samuel tersenyum kikuk saat mendengar kenyataan itu bahwa Rachel sempat menolak beasiswa itu deminya. Tapi lihatlah sekarang ... dia telah mengacaukan segalanya dan Rachel sudah pergi.

"Lalu, di mana Rachel sekarang? Dia tidak bersama kalian?" tanya Maria.

"Tadi saya bersama Rachel, tetapi dia turun di minimarket dekat sini dan menyuruh saya untuk pergi ke rumahnya lebih dulu," jawab Jen.

Sam membelalakkan matanya. Namun, sedetik kemudian menyipitkan mata ke arah Jen. Jen sendiri hanya membalasnya dengan senyum miring.

Maria mengangguk mengerti. "Kalau begitu, ayo masuk dulu! Tidak baik berdiri di luar."

Mereka pun berjalan di belakang Maria.

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi, hah?" bisik Sam.

"Kenapa aku harus bilang sama kamu?" tanya Jen balik dengan berbisik juga.

"Loh, ponsel siapa ini?" tanya Maria sambil memungut sebuah ponsel hitam yang layarnya sudah retak di lantai.

"Itu ponselnya Sam, Aunty," jawab Jen sambil menyengir ke arah Samuel yang sudah memelototinya.

Maria berbalik lalu mengerutkan keningnya.

"Anu, Aunty. Itu ... tadi ...."

"Pasti Sam tidak sadar kalo ponselnya jatuh, Aunty. Soalnya tadi dia terpeleset di depan pintu," jawab Jen cepat.

Samuel melongo tak percaya mendengar jawaban asal Jen itu. Gadis itu benar-benar pintar mencari alasan.

Maria pun mengembalikan ponsel itu pada Sam dan membuka pintu rumahnya. Dia masuk terlebih dahulu untuk meletakkan barang belanjaannya di dapur. Sementara, Sam dan Jen menunggu di ruang tamu. Tak lama Maria datang dengan membawa dua gelas minuman.

"Ini diminum, ya," ucap Maria sambil memindahkan gelas itu dari nampan ke meja.

"Aunty hanya tinggal berdua dengan Rachel?" tanya Jen membuka pembicaraan karena sedari tadi mereka semua diam.

"Tidak, kami bertiga di rumah ini. Ada adiknya Rachel lagi namanya Raditya. Kalau Papa anak-anak merantau ke luar kota."

Jen hanya manggut-manggut.

"Ma ...."

Semuanya menoleh saat mendengar suara Rachel. Dan ternyata gadis itu sudah berdiri di ambang pintu.

"Rachel ...," lirih Sam.

Maria berdiri lalu menghampiri putrinya untuk kemudian menjewernya. "Anak nakal! Beraninya kamu bolos sekolah! Mama juga dengar dari teman-teman kamu, katanya kamu mau ke Belanda. Kenapa tidak bilang dulu?"

Rachel meringis kesakitan. "Aduh, Ma! Lepaskan dulu! Sakit tahu!"

Maria pun melepaskan jewerannya lalu berkacak pinggang.

"Mama buat Rachel malu di depan teman Rachel," adu Rachel dengan wajah memelas.

"Mama butuh penjelasan kamu sekarang!"

Rachel menghela napas lalu menatap Jen seolah minta tolong.

"Sabar, Aunty. Lebih baik duduk dulu. Rachel 'kan baru pulang juga. Kasihan kalau langsung dimarahi,' ucap Jen menengahi.

Tiba-tiba Sam berdiri lalu menghampiri Rachel.

"Saya pinjam Rachelnya sebentar, Aunty," ucapnya tegas seraya menarik tangan Rachel keluar rumah.

Maria dan Jen mengerutkan kening, tetapi Jen tersadar terlebih dahulu pun mengajak Maria berbincang—sekadar berbasa-basi.

"Lepas, Sam!" pekik Rachel sambil menepis tangan Sam yang memeganginya.

"Kita perlu bicara."

"Bicara saja."

Sam memejamkan matanya. "Aku tidak mau kamu pergi ke Belanda," ujarnya dengan satu tarikan napas.

Rachel melongo walaupun dia bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Sam.

Sam kemudian membuka matanya dan menatap Rachel sendu. "Aku tahu aku salah. Aku sudah buat kamu kecewa. Aku cuma terlalu kalut dan tidak bisa menerima kenyataan. Namun, kamu tenang saja ... aku tidak apa-apa jika kamu menolak aku. Aku tidak akan membenci kamu, tetapi aku mohon jangan pergi. Aku sadar aku sudah melanggar janji aku untuk tidak memegang benda haram itu, maaf .... Kali ini tidak akan mengingkarinya lagi. Aku akan berhenti demi kamu asalkan kamu tetap di sini. Please ... stay with me."

"Aku tidak bisa, Sam."

Sam terkejut dan langsung menggeleng. "Kumohon .... Bila perlu aku bersujud di kaki kamu."

"Aku tidak bisa, Sam. Aku tidak bisa meninggalkan kalian semua .... Maafkan aku Sam dan aku cinta sama kamu," jawab Rachel.

Sam terdiam. Dia masih terkejut dengan kejujuran Rachel.

"Aku sudah memaafkan kamu. Aku tidak bisa marah sama kamu karena aku juga salah sama kamu. Aku memang berencana menerima beasiswa itu, tetapi saat aku melihat motor kamu di halaman rumahku, aku berubah pikiran."

Sam tersenyum lalu membawa Rachel ke dalam pelukannya. "Aku janji akan selalu bersama kamu, Hel. Aku akan membahagiakan kamu."

Rachel tersenyum lalu membalas pelukan Sam. Sesudah pelukan itu terlepas, keduanya kembali ke ruang tamu. Namun, Jen sudah tidak ada. Gadis itu langsung pulang ssaat mendapatkan telepon penting dari seseorang.

"Kamu yakin?" tanya Maria memastikan selepas putrid sulungnya memberi keputusan.

"Aku yakin kalau aku tidak akan menyesalinya," jawab Rachel tegas.

Maria tersenyum lalu memeluk Rachel. "Mama tahu, itu semua pasti karena Sam yang minta," bisik Maria.

Rachel melepaskan pelukannya dan tersenyum. "Mama memangyang paling mengerti aku."



TBC

***

Akhirnya Rachel tidak jadi pergi.

By the way ada yang suka dengan chapter khusus Samuel dan Rachel?

Hihihi...

Sudah selesai bukan berarti happy ending cerita cinta mereka. Masih ada satu rintangan lagi. Ditunggu ya...

Siapa disini yang sudah kangen chapter Jen dan William???

Chapter selanjutnya sudah kembali ke mereka.

See you...

SevenTeen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang