Claire berjalan mondar-mandir di kamarnya sambil menggigit kuku-kuku jarinya. Dia sedang menunggu berita dari Morgan. Tadi pagi saat dirinya masih di kelas, Morgan mengirim pesan bahwa dia sudah sampai di London dan sedang on the way menuju rumah grandpa-nya. Dan sekarang pukul 1 siang, sudah pasti Morgan telah bertemu dengan grandpa-nya. Tetapi, sampai detik ini juga Morgan sama sekali tidak menghubunginya. Apa mungkin terjadi masalah?
Claire berdecak sebal lalu melempar tubuhnya ke atas ranjang empuknya lalu menutup mata. Pikirannya berkelana mengingat perbincangan mereka tadi malam dan entah mengapa hal itu membuatnya sulit bernapas. Rasa enggan untuk melepas Morgan tiba-tiba saja menghantuinya. Membuatnya bimbang antara melepas atau mempertahankan. Tetapi, Claire percaya pada takdir.
Jika seseorang itu memang diciptakan untukmu, maka sejauh apa pun mencoba, dia tetap akan kembali ke sisimu.
Dan Claire percaya bahwa apa pun hasilnya nanti maka itulah yang terbaik.
***
Morgan tengah menikmati makan siangnya dengan seseorang yang berarti dalam hidupnya. Jennifer Anlikie ....
Ya, Morgan memang ke London untuk menemui grandpa-nya, tetapi dia membawa Jen ikut serta. Dia ingin membatalkan pertunangannya dengan Claire sekaligus memperkenalkan Jen pada grandpa-nya. Tetapi, siapa yang menduga bahwa di saat dia malah bertemu dengan seseorang yang sangat tidak diharapkannya hadir. William Johansson ....
Flashback On—
"Morgan, buat apa kamu kemari malam-malam seperti ini?" tanya Jen bingung begitu menemukan Morgan berdiri di halaman rumahnya dan terdapat sebuah helikopter yang baru saja mendarat di halaman rumahnya yamg cukup luas.
"Ayo ikut aku!" seru Morgan sembari menarik tangan Jen.
"Hey! Apa-apaan kamu ini!" teriak Jen sambil mencoba memberontak, tetapi Morgan malah semakin mengeratkan pegangannya.
"Morgan! Lepaskan!"
"Diam, Jen! Kamu cukup ikut aku dan jangan tanyakan apa pun. Kamu tenang saja, aku tidak menculikmu dan tidak akan mencelakaimu."
"Tetapi, ini kamu sedang membawa paksa aku!" bentak Jen.
Mereka lalu menaiki helikopter itu.
"Kamu mau bawa aku ke mana, Morgan?" tanya Jen begitu mereka duduk.
Morgan tidak menjawab, dia hanya menunjukkan wajah datarnya, dan memilih untuk sibuk pada ipad-nya. Jen mendengus kesal lalu memilih untuk memandang keluar jendela.
Tak lama helikopter pun lepas landas.
Hari yang semakin malam, membuat Jen mengantuk dan pada akhirnya tertidur. Morgan menoleh lalu tersenyum, dia meletakkan ipad-nya di tempat khusus, lalu menyandarkan kepala Jen ke pundaknya. Tangannya tergerak untuk mengusap rambut Jen dan menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajah cantik gadisnya itu. Morgan tersenyum senang lalu mengecup kening Jen lembut.
"Sleep tight, princess ...."
***
Jen mengerutkan keningnya bingung begitu turun dari mobil. Morgan membawanya ke sebuah mansion bergaya mediterania yang sungguh megah. Jen menoleh ke arah tangannya yang digenggam Morgan, lalu beralih kewajah tampan pria itu. Terlihat Morgan tampak gugup. Tetapi, kenapa? Ini rumah siapa? Dan siapa yang mau mereka temui sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SevenTeen ✅
RomanceCOMPLETED ✅ DON'T COPY MY STORY!!! Mohon maaf sebelumnya apabila ada kesamaan nama tokoh atau tempat. Mungkin hanya kebetulan karena ini murni inspirasi dari Author. ---------------------------------------------------- Siapa yang tidak mengenal Jenn...