Jen duduk di bangkunya lalu melipat kedua tangannya di atas meja.
"Hey, bitch! Aku mencarimu dari tadi."
Jen menoleh lalu memutar bola matanya saat melihat Chyntia dan rekan-rekannya. Chyntia memukul meja Jen keras hingga mengeluarkan suara nyaring membuat orang-orang yang ada di kelas memperhatikan mereka.
"Jangan membuat kehebohan di kelas orang lain, Ms. Hilbert."
Lili memajukan langkahnya lalu memperhatikan penampilan Jen. "Hey, Jen. You look so beautiful today," puji Lili antusias.
Jen tersenyum lalu berdiri. "Kau tetap saja polos, Lili. Kenapa kau mau bergabung dengan mereka? Aku berani taruhan kalau sejujurnya kamu tidak nyaman bersama mereka."
"Ah, Jen! Kenapa kamu pengertian sekali?"
Chyntia langsung melotot lalu menarik Lili untuk berdiri di belakangnya.
"You better keep quiet if you do not want to die," bisik Cindy.
Tubuh Lili menegang dan wajahnya memucat. Lili segera menggeleng cepat.
Chyntia memelototi Jen, tetapi Jen hanya menatapnya datar.
"Kau tahu, mulai hari ini hidupmu tidak akan pernah tenang, Jen."
Jen tersenyum kecut lalu menggeleng kecil. "Hidupku memang sudah tidak tenang setelah aku mengenalmu, Ms. Hilbert."
Chyntia tersenyum kemenangan lalu melipat kedua tangannya di depan dada. "Jadi, kau takut sekarang?"
Jen terkekeh geli lalu disusul oleh Lili yang ikutan terkekeh. Sharon langsung mencubit lengan Lili untuk mendiamkannya.
Jen tersenyum mengejek. "Aku tidak pernah takut pada siapa pun, lady. Apalagi jika orangnya kau. Aku sama sekali tidak takut."
Chyntia mengepalkan kedua tangannya lalu mendengus kesal. "Diam kau, little bitch!"
Tangannya hendak menampar Jen, tetapi dia segera mengurungkan niatnya saat melihat Wlliam dan Justin masuk ke kelas.
"Aku akan melanjutkannya nanti," bisik Chyntia tajam.
Jen menyeringai. "Kau mau memasang topeng sekarang?" sindirnya.
"Ada apa ini?" tanya William.
"Hi, baby! I miss you so much. Kamu tega sekali membuatku diskors," ucap Chyntia dengan nada manja. Tangannya bergelanyut di lengan kokoh William.
Jen berdecih tak suka. "See ... siapa little bitch di sini?" Setelah mengucapkan itu, Jen langsung keluar kelas dan tanpa sengaja dia menyenggol bahu Justin.
"Hey you!" pekik Justin kesal karena Jen melewatinya begitu saja.
William menepis tangan Chyntia lalu menatapnya tajam. "Jauh-jauh dariku!" geram William lalu segera menyusul Jen.
Chyntia melongo tak percaya dan matanya memerah. Kali ini dia benar-benar harus keras pada Jen.
***
Jen mempercepat langkahnya saat merasa ada yang mengikutinya. Tiba-tiba tangannya tertarik ke belakang sehingga tubuhnya ikut berputar ke belakang.
"Kenapa kau pergi begitu saja?"
"Kenapa juga aku harus tetap berada di sana?" Jen malah balik bertanya. Jen berusaha menarik tangannya, tetapi William malah mengeratkan pegangannya.
"Apa Chyntia mengganggumu lagi?"
Jen membuang muka ke arah lain. "None of your business."
William mengacak rambutnya dengan sebelah tangan yang bebas. "Ingat! Kamu adalah calon tunanganku."
Jen mendengus kesal mendengarnya. "Kenapa kamu tidak bersama Chyntia saja? Dia juga cantik walaupun lebih cantik aku. Look, we will not be happy with this fake relationship."
William melepaskan pegangannya lalu bersidekap. Dia menatap Jen lekat dengan satu alisnya terangkat. "This is not a fake relationship," ujarnya santai.
Jen menggeleng. "Tetapi, hubungan ini didasari atas perjanjian." Kali ini senyumannya menggembang karena berhasil membuat wajah William menegang.
Tetapi, William segera menormalkan ekspresinya. Kali ini dia tersenyum menyeringai. Jen dapat merasakan ada yang tidak beres.
"It can be canceled anytime, Ms. Anlikie. Apakah kamu lupa bahwa kita tidak pernah membuat hitam di atas putih? Jadi, ini bukan perjanjian atau kontrak seperti maksudmu."
Jen menatap William tak percaya. Kedua tangannya terkepal. "Omong kosong apa ini! Kamu menipu dan menjebakku!"
William menatap Jen datar lalu menghela napas. "Aku tidak merasa melakukan itu."
Jen menatap William tajam. "What do you want?"
"I want you, baby."
"You jerk!" maki Jen sambil menunjuk wajah tampan William.
"Tutup mulutmu atau aku yang akan melakukannya untukmu!"
Jen menurunkan tangannya lalu segera pergi meninggalkan William.
William hanya tersenyum miring menatap punggung Jen yang semakin menjauh.
TBC
***
Huft... Sejujurnya author lagi bad mood jadi sampai disini saja ya.
Terima kasih yang sudah mengikuti sampai sejauh ini. Semoga tidak bosan ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SevenTeen ✅
RomanceCOMPLETED ✅ DON'T COPY MY STORY!!! Mohon maaf sebelumnya apabila ada kesamaan nama tokoh atau tempat. Mungkin hanya kebetulan karena ini murni inspirasi dari Author. ---------------------------------------------------- Siapa yang tidak mengenal Jenn...