Hari ini weekend dan Jen berencana untuk pergi ke toko buku. Dia sudah janjian dengan Vivian untuk bertemu di sana. Hari ini Jen mengendarai mobilnya sendiri dan kebetulan Mommy-nya sedang berbaik hati hingga mengizinkannya. Saat mobil Jen baru melewati perempatan, Jen menghentikan mobilnya lalu sedikit mundur ke tepi. Untung saja tidak ada kendaraan lain di belakangnya. Jen menyipitkan matanya saat melihat seseorang tengah berkelahi dengan tiga pria bertubuh besar.
Jen menghela napas kasar lalu membuka seatbelt-nya dan keluar dari mobil. Jen berjalan dengan langkah santai menghampiri mereka dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, bahkan kacamata hitam masih bertengger manis di hidungnya. Terlihat bahwa orang itu sudah kewalahan menghadapi preman-preman itu.
"Hei kalian! Beraninya keroyokan! Pengecut sekali!" teriak Jen menantang.
Tiga pria itu langsung menoleh dengan wajah sudah merah padam menahan emosi.
"Kau gadis kecil ... cari mati, ha?!" bentak salah satu dari mereka.
Jen tidak dapat melihat orang yang dipukuli preman itu karena terhalang oleh tubuh besar preman-preman ini. "Badan besar, tetapi nyali ciut. Masa tiga lawan satu, tidak gentle sekali," ucap Jen tajam. Bahkan preman-preman itu sedikit terkejut karena gadis seperti Jen rupanya punya lidah yang tajam.
"Tutup mulut busukmu, Nona! Sepertinya kau memang cari mati!" ucap pria yang lain.
"Kau mengantarkan nyawamu sendiri, jadi jangan salahkan kami, Nona," sahut pria yang ketiga.
Jen masih menatap mereka dengan santai. Ketiga pria itu segera mendekati Jen dan ....
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Jen menjauhkan tubuhnya dari tiga pria itu saat mereka semua sudah terkapar.
"Jangan macam-macam makanya!" ucap Jen sambil menendang paha seorang pria yang sepertinya ketuanya.
"Jen ...."
Jen menoleh saat mendengar namanya disebut. Dia terperanjat kaget saat tahu siapa orang yang ditolongnya itu. "Kau!" pekik Jen sambil menunjuk orang itu.
"Terima kasih karena kau sudah membantuku. Ternyata benar apa kata Vivian bahwa kau rupanya orang baik."
Jen memutar bola matanya dan memasang wajah datar. "Rasanya aku menyesal sudah menolongmu, mengingat apa yang kau lakukan terhadapku." Setelah mengatakan itu, Jen berbalik hendak kembali ke mobilnya.
"Tunggu, Jen!" Rachel segera berlari mengejar Jen dan menyamakan langkah kaki mereka. "Aku minta maaf telah berkata kasar padamu waktu itu. Aku kira kamu sama saja dengan Chyntia melihat kamu membentak Vivian."
"Aku hanya refleks karena dia menggangguku." Jen hendak membuka pintu mobilnya tetapi, Rachel segera menghalanginya.
"Singkirkan tanganmu itu!"
"Tidak!"
Jen menghembuskan napasnya lalu bersidekap. "Apa maumu sebenarnya?"
"Aku ingin minta maaf dan menjadikanmu temanku." Rachel mengulurkan tangannya, tetapi Jen langsung menepisnya.
"Aku tidak mau."
Rachel menarik kembali tangannya lalu tersenyum kecil."Tidak mau artinya mau."
Jen mendengus kesal sambil menghentakkan kakinya. "Jangan sok tahu kau!"
"Kau mau ke mana? Aku ikut."
"Tidak! Tidak!"
"Kenapa? Apa kau mau berkencan dengan William?" tanya Rachel bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SevenTeen ✅
RomanceCOMPLETED ✅ DON'T COPY MY STORY!!! Mohon maaf sebelumnya apabila ada kesamaan nama tokoh atau tempat. Mungkin hanya kebetulan karena ini murni inspirasi dari Author. ---------------------------------------------------- Siapa yang tidak mengenal Jenn...