Playlist : I Need U - BTS 🎶
***
William dan Jen sudah menghabiskan makanan mereka. Jen juga sudah mabuk karena terlalu banyak minum. Tampaknya gadis itu sangat frustrasi hingga tidak dapat mengendalikan diri.
Jen hampir saja terjatuh jika William tidak segera menahan pinggangnya. William menghela napas kasar. Seharusnya dia menahan Jen tadi jika dia tahu akhirnya akan seperti ini.
Dengan sigap William membopong Jen. Membawa gadis itu keluar restoran dan mendudukkan Jen di kursi penumpang. William menutup pintu dan memutari mobilnya. Memasuki bagian pengemudi dan menyalakan mesin. Mobil hitam itu mulai berjalan meninggalkan parkiran restoran.
Jen bergerak gelisah, tubuhnya terasa panas. Dia membuka matanya sedikit dan mengernyit saat tahu ternyata dia berada di dalam mobil. Jen melirik ke kiri dan terlihat William tengah serius menyetir. Jen terkekeh, dia mendekatkan tubuhnya ke arah William, kemudian mengecup pipi pria itu. William spontan terkejut dan mengerem mobilnya.
"Jen, kamu sudah sadar?"
Jen memainkan jarinya di kancing kemeja William sambil tersenyum menggoda. "Aku cinta sama kamu, William."
William berusaha menjauhkan tangan Jen. Bagaimana pun dia adalah pria dewasa dan dengan sikap Jen seperti ini, membangkitkan sesuatu dalam dirinya.
"Jen ...."
Jen mengecup bibir William berkali-kali. "Aku tidak mau berpisah lagi dari kamu. Kamu tahu seberapa sakitnya hati ini?" Jen menunjuk hatinya sendiri, tatapan matanya berubah sendu. "Rasanya sakit sekali saat tahu kalau kamu sudah pergi. Rasanya tujuan hidup aku tidak ada lagi. Pria yang mendekatiku pertama kali, pria yang memelukku pertama kali, pria yang mencuri ciuman pertamaku, pria yang membuatku merasa nyaman dan merasakan apa itu cinta sudah pergi selamanya."
William menggenggam kedua tangan Jen erat. Mengecupnya satu persatu. "Maafkan aku, Jen. Tetapi, saat ini yang perlu kamu tahu adalah aku milik kamu saat ini dan begitu juga sebaliknya, kamu adalah milikku. Tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan kita."
Jen menganggukkan kepalanya dan memeluk William erat.
"So, will you be my girl?"
Jen melepaskan pelukan, dia menatap William dengan mata berbinar bahagia. "Of course!"
William tersenyum bahagia lalu meraih Jen ke dalam ciumannya. Malam ini bulan dan bintang menjadi saksi atas cinta mereka berdua.
***
Chyntia turun dari mobilnya dengan kacamata berwarna hitam bertengger di hidungnya. Akhirnya dia kembali juga ke kampus.
Chyntia berjalan dengan langkah angkuh tanpa melirik kiri-kananya, hingga Claire datang dan menghalangi jalannya.
"Hai ...."
Chyntia membuka kacamatanya dan menatap Claire tajam. "Ada apa?"
"Kukira kamu tidak akan kuliah lagi berhubung alasan kamu masuk ke sini karena perintah Morgan," ucap Claire sembari menyeringai.
Chyntia mendengus kesal. Baru saja dia ingin membalas perkataan Claire, seseorang sudah menerobos terlebih dahulu.
"Jangan ganggu wanitaku, Claire. Sekarang Chyntia tidak ada urusan lagi dengan keluarga Johansson dan kuperingatkan untuk bersikap lebih baik padanya."
Claire memandang Rey dengan kening berkerut. Mengapa pria itu tiba-tiba membela Chyntia?
"Aku bukan lagi menjalankan tugas dari Morgan, Claire. Asal kau tahu bahwa mengawasimu dan Jen hanya membuang-buang energiku," ucap Chyntia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SevenTeen ✅
RomanceCOMPLETED ✅ DON'T COPY MY STORY!!! Mohon maaf sebelumnya apabila ada kesamaan nama tokoh atau tempat. Mungkin hanya kebetulan karena ini murni inspirasi dari Author. ---------------------------------------------------- Siapa yang tidak mengenal Jenn...