Playlist : My Love - Westlife 🎶
***
"Hotel?" tanya Jen bingung begitu mobil berhenti di sebuah hotel.
William mengangguk.
"Mau apa kita ke sini, William?"
William memutar bola matanya malas. "Kita mau menginap di mana jika bukan di hotel? Dan ini hotel terbaik di sini. Kamu cukup mengikutiku saja."
Jen menggeleng. "Aku tidak mau! Aku mau pulang. Sekarang!"
William mengangkat jari telunjuknya lalu menggerakkannya ke kiri dan ke kanan. "Kita sudah jauh-jauh ke sini, jadi sebaiknya kamu nikmati saja liburan kita ini."
Jen mendengus kesal. "Aku merasa menyesal mau ikut denganmu tadi."
William tersenyum kecil. "Itu karena kamu terlalu bodoh. Sudahlah .... Sebaiknya kita turun sekarang."
William dan Jen turun dari mobil. Beberapa penjaga yang ada di depan pintu masuk hotel tersebut pun menunduk hormat. William merangkul pinggang Jen dan berjalan masuk ke dalam hotel tersebut. Para kaum hawa yang ada di sana menatap lapar William yang tampak sangat mempesona hari ini. Tatapan mereka berubah menjadi datar saat melihat wanita di sebelah William yang tak lain tak bukan adalah Jen. Jen sendiri merasa risi diperhatikan begitu dan ditambah lagi William semakin memeluk pinggangnya erat. Mereka sampai di depan meja resepsionis dan wanita yang menjadi resepsionis itupun tersenyum pada William. Hanya William.
"Good Night, Mister. Can I help you?"
"Kamar atas nama William Johansson," ucap William dengan aura dinginnya, sedangkan Jen memutar bola matanya. Dia tahu bahwa William sedang berpura-pura cool.
Resepsionis itu mengangguk lalu menyerahkan sebuah kunci kamar dengan nomor 301. William segera mengambilnya lalu menarik Jen ke arah lift. Saat pintu lift terbuka, mereka langsung masuk ke dalam.
"Wait! Kenapa kunci kamarnya hanya satu? Mana kunci kamarku?"
"Ini ...." William mengangkat tinggi-tinggi kunci dengan nomor 301 itu.
"Apa maksudmu, William? Jangan bilang bahwa kamu hanya memesan satu kamar."
William menyeringai lalu mengangguk kecil.
"Shit! Kau ini keterlaluan sekali. Aku akan pesan kamarku sendiri."
"Coba saja jika bisa. Setahuku hotel ini sudah full."
Jen menggeram kesal. "You jerk! Jika tidak ada maka aku akan mencari hotel lain asal tidak sekamar denganmu."
William memandang tajam Jen. Tatapannya membuktikan bahwa dia marah. Dia segera menekan tombol yang ada di dinding lift dan lift pun berhenti bergerak. William mendorong Jen hingga punggung gadis itu terjebak di antara dinding lift dengan tubuh William.
"Hei! apa yang kau lakukan, heh?!" pekik Jen sambil menatap tajam William. Dia tidak takut sama sekali.
"Jangan melawanku, Jen!"
"Aku berhak melawanmu karena aku tidak mau bersamamu. Kau pasti sengaja 'kan membawaku ke sini lalu memesan satu kamar saja. Kau pasti sudah merencanakan ini semua. Kau mau berbuat jahat padaku, 'kan?!"
Brak!
William memukul dinding lift tepat di sebelah kiri kepala Jen. Jen menutup matanya karena terkejut dan hal itu membuat William tersenyum meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SevenTeen ✅
Roman d'amourCOMPLETED ✅ DON'T COPY MY STORY!!! Mohon maaf sebelumnya apabila ada kesamaan nama tokoh atau tempat. Mungkin hanya kebetulan karena ini murni inspirasi dari Author. ---------------------------------------------------- Siapa yang tidak mengenal Jenn...