Chapter 79 - Never praise another man

2.3K 69 1
                                    

"Apa? Kamu mau kembali ke UCLA?" tanya William sambil memandang Jen dengan ekspresi terkejut.

"Yeah. Aku mengundurkan diri saat itu karena untuk melarikan diri dan sekarang semua masalah sudah selesai. Jadi, kupikir akan lebih bagus bila aku melanjutkan kuliahku lagi."

William masih menampilkan ekspresi terkejut beberapa detik sebelum memijat pelipisnya. "Baiklah .... Kalau begitu, aku akan ikut ke UCLA juga."

Kali ini Jen yang terkejut dibuatnya. "Kamu ingin kuliah juga?" tanyanya tidak percaya.

William mengangguk sekali. "Right. Ke mana pun kamu pergi, maka aku akan ikut."

Jen mendengus kesal. "Hei! Kamu masuk ke sana hanya untuk mengawasiku?"

William mengangguk lagi. "Benar. Dan bonusnya adalah aku mendapatkan gelar yang bagus."

Jen memijat pelipisnya. Astaga! Semudah itukah pemikiran pria itu? Jen benar-benar tidak habis pikir.

"William .... Aku ke sana bukan untuk bermain-main. Aku serius untuk melanjutkan studi."

William menaikkan sebelah alisnya. Memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana. "Aku tahu. Aku tidak berkata jika kamu ke sana untuk bermain. Hanya saja ... aku tidak bisa membiarkanmu sendirian di sana. Bagaimana jika nanti pria-pria UCLA ada yang mendekatimu?"

Jen memutar bola matanya. "Astaga! Kamu meragukanku?"

William menggeleng. "Aku tidak meragukanmu, baby. Tetapi, pria-pria itu—"

Jen berusaha untuk menahan senyum. Dia kemudian mengangkat tangan kirinya. Memperlihatkan cincin yang melingkar di jari manisnya. "See? Aku juga akan melakukan ini apabila ada yang mencoba mendekatiku. Menunjukkan padanya bahwa aku sudah dimiliki seseorang."

William mengangguk semangat. "Right, you do the right thing."

Jen tersenyum kecil, lalu memeluk William erat. "Aku suka kehangatan ini, jadi bagaimana mungkin aku berpaling pada yang lain."

William terkekeh kecil dan turut membalas pelukan Jen sembari mengecup puncak kepala gadis itu bertubi-tubi. "Ya, kamu memang tidak boleh berpaling. Oh, ya! Apa kamu sudah mendengar jika Rey dan Chyntia akan bertunangan?"

Jen membulatkan matanya dan langsung melepaskan pelukannya. "Benarkah?"

William mengangguk. "Acaranya digelar dua minggu lagi."

"Wah! Ternyata Rey gerak cepat."

William mengerucutkan bibirnya. "Kamu memuji Rey?"

Jen mengangguk kecil.

"Jangan memujinya di depanku! Lagipula aku lebih cepat darinya. Mereka hanya bertunangan sedangkan, kita akan menikah."

Jen memutar bola matanya. "Oh, ayolah .... Haruskah kita meributkan hal ini?"

William mendengus kesal lalu memeluk Jen lagi. "Aku cemburu, you know?"

Jen terkekeh geli. "I know ...."

"Jangan pernah memuji pria lain, terutama Jaz. Aku curiga dia masih menyimpan perasaan untukmu."

"Tidak mungkin."

"Mungkin saja," ucap William tidak mau kalah.

"Well, jika itu benar, aku akan memotong tangannya, karena secara tidak langsung dia menyakiti Vivian."

William mengangguk setuju. "Ya, kamu benar."

Jen mengelus punggung lebar William. "Tidak ada yang bisa menghilangkan dirimu dari hatiku, William. Karena jika bisa, mungkin sekarang tidak akan sesakit ini. Kamu paham maksudku, bukan?"

SevenTeen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang