HARRY POV
Aku tersentak dengan kata-kata Liam, dan Lucy gadis yang sudah lama ku cintai itu masuk ke dalam ruangan private kami. Oh Tuhan! Dia semakin cantik saja. Ah apa yang ku fikirkan, aku sudah tidak mencintainya lagi aku hanya kagum saja melihat dirinya yang yah masih tetap indah.
The Boys meninggalkan ku di ruangan ini bersama Lucy. Aku menatpnya, hanya menatapnya. Fikiran ku masih ada Kate yang setengah jam lalu masih bersama ku.
"Hi Harry"ucapnya menyadarkan lamunan ku.
"Hi Lucy, sit down"ucap ku lembut.
Dia duduk di sebelah ku.
"Kau baru selesai tour?"tanyanya lembut.
Matanya itu selalu saja menatap ku dengan cara yang yah bisa ku sebut itu indah.
"Yes, and what about you? How you come here?"tanyaku masih saja heran.
"Why? Aku tidak boleh mengunjungimu?I miss you harry"ucapnya mengenggam tangan ku.
Aku hanya tersenyum merasakan kehangatan jemarinya. Sungguh aku tidak mengerti apa aku masih mencintainya, aku hanya merasa sedikit nyaman di dekatnya.
"Kau tidak merindukan ku lagi?"tanya tersenyum kembali.
Aku hanya tersenyum. Dia memelukku, dia menatap ku dan dapat kurasakan bibirnya bertaut di bibir ku sepersekian detik sungguh aku tidak membalasnya. Aku masih terkejut dengan apa yang dilakukannya. Seketika itu juga pintu terbuka.
"Harry, Iphone mu... Sorry maybe i come in wrong time"suara Kate mengagetkan ku.
Dia langsung meninggalkan Iphone ku di meja lalu berlalu dan aku langsung mengejarnya. Aku bisa melihat keterkejutan yang sangat jelas di mata Kate. Aku bisa melihat hal itu dengan sangat jelas.
Sial! Tangan ku di pegang erat oleh Lucy.
"She is just your assistant right? Just stay with me Harry"ucapnya tersenyum.
"Dia bukan hanya sekedar assitant ku!"aku membentak Lucy aku bisa melihat keterkejutan di matanya.
Aku tidak perduli aku hanya berusaha mengejar Kate yang tidak ku lihat lagi keberadaannya Sial!!!
KATE POV
Aku terkejut setengah mati ketika melihat Harry dengan perempuan itu. Sungguh ingin mati saja rasanya. Namun untung saja, tangan ku di tarik oleh Niall yang langsung mengajak ku pergi bersama Liam,Louis,and Zayn.
Oh God! Now here i am, Nandos! Apa mereka tidak mengrti aku ingin sekali menangis sekarang. Rasa sakit seperti apa yang sebenarnya ada pada ku.
"Kau ingin ku pesankan hal lain selalin coke diet itu?"tanya Niall tersenyum prihatin.
'Oh kenapa kau tersenyum seperti itu pada ku' fikirku.
"Terima kasin namun, aku sudah makan"ucap ku tersenyum pahit ketika kejadian di restaurant satu jam lalu terlintas di benakku.
"Jadi apa yang kau lihat?"tanya Zayn to the point. 'Bodoh sekali kau Zayn!' Fikirku.
"Aku tidak melihat apa-apa"aku pun berbohong dan meneguk coke ku.
"Sudahlah jujur saja pada kami, jika dia tidak membuat kesalahan tidak mungkin dia selalu menelfon mu sejak tadi dan selalu kau matikan"ucap Niall terkekeh.
'Sial! Aku terjebak'
"Yah mungkin aku datang di waktu yang salah"ucapku kembali meneguk coke ku.
"Her name is Lucy, first love Harry. But their mengakhiri hubungan mereka dua tahun yang lalu, karena Lucy tidak suka dengan hidup Harry sekarang. Dia tidak suka Harry sering pergi meninggalkannya" ucap Niall menjelaskan pada ku.
'Oh Tuhan aku menderita lagi. Aku tidak pantas memiliki rasa cemburu ini'
"Yah kau tahu? Harry sangat gila waktu itu. Dia yah badboy menjadi playboy yang tidak bisa kami hentikan. Aku tidak suka menebak, namun tampaknya dia menyukaimu"ucapan Zayn itu membuatku terperangah.
Suara Lenka mengalun lagi di Iphone ku, ouch aku kira itu Harry. Namun, deretan nomor asing. Aku menjawabnya di depan The Boys karena aku tidak tahu mau pergi kemana soalnya di Nandos sangat sesak karena banyak sekali orang disini. The Boys sangat penasaran begitu juga aku.
"Hallo, who is there?"tanya ku.
"It's me Jake"ucap seseorang di seberang sana.
Oh Tuhan malas sekali aku mendengar suaranya.
Baru saja satu jam lalu aku melihatnya.
"Kau kenapa?"tanya ku.
"Kate, i just maybe i miss you"ucap Jake.
"I hate you too!"tukas ku ketus.
Jake tertawa mendengar ku, aku bingung dengannya mungkin dia sudah gila bersama Jane.
"Susah sekali menghubungimu, semenjak kau menjadi assistantnya." Aku malas sekali seseorang mulai membicarakan Harry sekarang.
"It's not you problem! We are over remember that!"ucap ku ketus dan mematikan sambungan telfon.
Kulihat The Boys tampak menahan senyum melihatku. Aku tidak mengerti.
"Kalian kenapa?"tanya ku kesal.
"Kau kenapa ketus seperti itu with your ex, right?" Zayn bertanya. Oh Zayn kau peka sekali.
"Aku hanya muak dengan semua playboy bermulut manis!"Kate kesal.
"Ayolah, kau jangan seperti ini. Apa kau ingin menenangkan diri? Kau tahu? Lusa kita akan tour selama tiga hari dan kau sudah pasti ikut"ucap Louis.
Ingin menangis saja rasanya.
"Bisa tidak jika aku mengambil day off saja?"tanya ku putus asa.
"Ku sarankan kau biasa saja, terhadapnya. Kau harus menunjukkan padanya jika kau tidak ada masalah. Tunggu saja sampai kau tidak mampu lagi bertahan"ucapan Zayn langsung mendapat anggukkan The Boys.
"Hei! Live must go on ya! Who do you think i am! I'm just his assistant Zayn. Seharusnya aku tidak perduli dengannya selain yang berkaitan dengan pekerjaan ku"ucap ku.
Aku benci sekali dengan tatapan mereka.
"Hei!! Jangan melihat ku dengan iba seperti itu! Aku tidak akan menunggu siapa pun, karena aku tidak memiliki seseorang yanag harus ku tunggu. Aku tidak menjawab telfonnya, bukan karena aku kecewa, aku hanya tidak ingin mengganggu waktunya bersama gadis yang di cintainya. Aku hanya ass yang akan selesai dalam waktu dua bulan lagi masa kerjaku, remember!"ucap ku tersenyum sungguh sangat menyakitkan rasanya.
Aku bisa melihat keterkejutan mereka dengan kata-kataku. Whos care?!
-skip
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, My Assistant
Fanfiction"Kau harus makan, jika kau tidak makan kau akan sakit, jika kau sakit siapa yang akan menyakitiku, Harry"ucap Kate terkekeh. Bagaimana rasanya menjadi Assistant dari seorang artis terkenal? Itu yang dirasakan Kate. Menjadi Assistant salah satu perso...