Morning, Heart Attack

10.7K 809 9
                                    

Pengen banget dapet 50 votes sebenernya

Tapi udah bersyukur banget sama 46 Votes di Last chap

Thankiestttt semuanya yang bikin aku semangat

Tidak lupa juga Thankiest buat Ghost Riders

Karena kalian aku mengulur2 waktu buat update wkwkwk

keep read and vomments buat yang punya

apreaiasi besar buat cerita ini, maksih ya ^^

Peni

HARRY POV

Aku belum tertidur, aku masih merasakan rasa dingin dari sapu tangan itu menelusuk dahi ku. Nafas ku tercekat ketika mendengar kalimat terakhirnya. Aku merasa begitu buruk baginya.

Mata ku bergerak namun aku masoh memejamkannya. Aku takut Kate menyadari jika aku belum tidur. Sehingga aku berhumam tidak jelas untuk menutupinya. Biar saja dia berfikir jika aku sedang mengigau.

Aku sudah berulang kali mengatakan aku menyukainya, aku berani bertaruh sudah lebih dari tiga kali aku mengatakan hal yang sama.

Ketika di Hotel, Apartmentnya, Apartment ku, Taman, ah! Aku pusing jika mengingatnya.

Namun, dia selalu menganggap tidak serius.

Apa lagi yang harus ku lakukan agar dia mengerti dan percaya?

AUTHOR POV

Harry terbangun dengan lebih segar, Kate disebelahnya.

"Hi sleepyhead, kau lelah ya?"ucap Harry dengan suara seraknya.

Namun Kate tetap terjaga dalm tidurnya.

Harry tersenyum dan memilih membersihkan tubuhnya.

Ketika Harry keluar dari kamar mandi, Kate membuka matanya perlahan.

"Harry?"tanya Kate masih belum sepenuhnya sadar.

"Aku dimana?"tanyanya.

"Kaulupa? Wah berarti kau lupa apanyang kita lakukan semalam?"Harry menggoda Kate dan membuat Kate terlonjak.

"Memangnya apa yang kita lakukan?"Kate bangkit dari tidurnya.

"Kau ingin seperti apa yang kita lakukan? Haruskah aku membantu mengingatnya"tanya Harry tersenyum nakal sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Kate mengingat apa saja yang di lakukannya tadi malam, dan dia merasa kalau...

"Terus saja kau membohongi ku"ucap Kate setelah tersadar.

"hahaha, kau ingin sarapan apa?"tanya Harry.

"Aku ingin langsung pulang saja"ucap Kate.

"Baiklah ayo ku antar"ucap Harry.

Ketika Kate dan Harry baru saja keluarbdari flat ada Lucy yang sudah menunggu di depan flat Harry.

"Aku bisa pulang sendiri"ucap Kate tersenyum.

"Tapi Kate"Harry baru saja akan menahan Kate namun?

'Kau tidak mendengarnya?"ucap Lucy yang membuat harry mendengus.

Harry membiarkan Lucy duduk di ruang tengah apartmentnya, sedangkan dia sibukbdengan iphone miliknya.

"Kau serius dengan kate?"tanya lucy.

"Ya"ucap Harry tanpa melihat ke arah matanya.

"Namun kenapa kau belum juga pacaran dengannya, sepertinya dia menyukaimu."ucap Lucy.

"Aku sudah mengatakannya, namun dia tidak pernah menjawab"ucap Harry.

'Ternyata kesempatan ku masih ada' fikir Lucy.

"Ku kira kau masih mencintaiku"ucap Lucy.

"Ku kira juga begitu, namun ternyata aku salah"ucap Harry tersenyum mengalihkan tayapannya ke arah Lucy.

"Kau tau kan? Jika aku masih mencintaimu, itunyang membuat ku sulit melepaskanmu"ucap Lucy melihat Harry.

"Itu yang kurasakan satu tahun lalu"ucap Harry tersenyum.

"Aku masih menginginkanmu"ucap Lucy mendengus.

"Kau harus move on dari ku,ayolah jangan memulai pembicaraan yang akan menyakitimu. Bagaimana kalau kau ku traktir breakfast?"tanya Harry tersenyum.

-skip

KATE POV

Aku hanya bisa tersenyum pahit ketika mengingat tadi. Sebenarnya, apa yang diinginkan Harry.

"MORNING, HEART ATTACK!"aku berteriak ketika merebahkan tubuh ku di bed ku.

Saat ini aku sudah berada di apartement ku, Niall dan Liam baru saja selesai mandi dan langsung ku buatkan sarapan.

Baru saja aku berniat untuk mandi namun seseorang mengirimi ku pesan.

From : Victor

Whre ar ya? I wanna see you, i miss youuuuu!!!! xx

Aku tersenyum membacanya.

To : Victor

come! xx

Vuctor apabila aku hanya berkata seperti itu, dia langsung mengerti aku dimana. Dulu ketika aku masih berpacaran dengannya, kata 'Come' aku biasakan untuk mengatakan jika aku ada di rumah.

Kau ingat bukan? Jika dulu aku pernah mengatakan, sebenarnya rumah keluarga ku ada di kota lain? Yah, itu di Manchester.

Aku dulu berpacaran dengan Victor ketika aku masih di Manchester, yah dua tahun lalu. Rumah Victor juga disana, namun beruntungnya dia. Keluarganya pindah ke London. Sehingga dia tidak seperti ku, tinggal di apartment sendirian.

Baru saja aku akan mandi namun seseorang menelfon ku aku terlonjak membaca usernamenya !

eaaaaa!!!!

siapa yah yang nelfon Kate wkwkwk

keep read and vomments babe.

I Love You, My AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang