Double Date

644 41 24
                                    

Teman gue, Bernard, ngajak double date. Bernard bareng pacarnya, dan gue bersama siapa lagi kalo bukan bareng pacar gue yang paling ajaib, Anya.

Ajakan ini gak serta merta langsung gue terima sebelumnya. Karena harus melewati beberapa pertimbangan dulu. Tentu saja ini berhubungan dengan pacar gue yang gak ada jaminan do'i berperilaku normal layaknya cewek biasa. Seperti yang sudah kita tau bersama, pacar gue ini berkepribadian aneh yang suka mendadak bikin shock tentang apa yang akan dia lakukan. Namun pertimbangan-pertimpangan yang gue lakukan akhirnya tetap luluh oleh paksaan Bernard. Ya gak-pa-pa lah, anggap aja ini pengecualian. Sekali-kali double date boleh juga. Sapa tau ini bakal jadi pengalaman menarik untuk gue dan Anya. Hitung-hitung cari suasana baru, masa mau berduaan terus, ntar dibilang dunia serasa milik berdua, hehe.

Akhirnya fix, setelah tanggal dan waktu di atur. Gue dan Bernard bagi tugas. Urusan tempat Bernard serahin ke gue, urusan bayar gue serahin ke Bernard, adil kan?

Gue milih sebuah cafe yang lagi hits di Samarinda, tapi demi menjaga supaya tidak dibilang promosi gratis, gue gak nyebutin nama cafenya, kecuali ada yang mau gue endorse, asik. Intinya di cafe itu sering di datengin anak muda lah, walo sebenarnya gue sudah gak muda lagi buat berada di cafe itu.

Malam double date pun tiba. Gue dan Anya datang on time. Ini salah satu ciri khas gue, menghargai waktu dengan datang on time. Atau datang lebih cepat biasanya. Jadi jangan berpikir gue datang cepat ini semangat makannya di bayarin Bernard ya, hehe. Tapi gakpapa sih kalo mau mikir gitu, itu hak pembaca, gue sih cuma bisa jujur dengan tulisan gue.

Eh, tetapi gue gak nyangka, Bernard dan pacarnya datang on time juga, ikut-ikutan!
Kami saling ngenalin pacar, dan pacar kami juga saling berkenalan.
"Bintang... " ujar pacar Bernard.
"Anya..." balas pacar gue.

Kami memesan menu yang paling ngehitz di cafe. Senangnya gue, yang tadinya terlalu khawatir Anya kumat lumayan tenang sebab sampai pesanan di hidangangkan gak ada tanda-tanda kekumatannya. Sampai ketika Bintang permisi pamit ke toilet, ia terpleset dan jatuh tepat di depan gue dan Anya. Bukannya nolongin, Anya malah cepet mejamin mata dan berdoa.

"Anya, ada orang jatuh kok malah kayak berdoa gitu, bukannya nolongin?" tanya gue yang mencium ada sesuatu yang aneh.
"Lagi memohon sesuatu aja Say, kan katanya kalo ada 'Bintang' jatuh kita bisa melakukan permohonan?"

Tuh kan... tuh kan, apa gue bilang. Pasti gak ada yang beres kalo sudah sama Anya ini. Gue gak akan heran Anya bertepuk tangan sambil nyanyi 'potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga,' ketika ada teman gue bernama 'Lilin' mati (meninggal).

Gue malu banget ke Bernard, ketahuan deh kalo pacar gue gak beres.

Aku dan Anya [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang