Jam satu malam, sepulang kerja. Gue menuliskan kejadian buruk hari ini dibuku. Dari Radith mendadak tidur di sebelah gue, ketahuan Anya kalo gue nyelundupin Radith yang berakhir dengan kemarahannya. Bahkan sampai sekarang gue belum Anya maafin, padahal sudah beberapa kali gue sms minta maaf, lewat jalur telpon juga gak di angkat. Dan terakhir... di perlakukan layaknya pencuri padahal niat gue hanya ingin balikin smartphone Ibu itu.
Gue gak habis pikir, kenapa hari ini banyak banget kejadian mengesalkan yang gue alami? Apa hidup gue akan seperti ini terus?
Semua kemarahan berkumpul dalam kepala bikin gue susah tidur. Apa lagi Radith su Rodith sialan itu belum pulang juga. Memang dia gak membangun tenda lagi. Tapi tetap aja sifat menjengkelkannya gak hilang-hilang. Dengan gaya gak bersalahnya seolah disini adalah rumahnya. Radith main PS2 dengan volume keras. Mengganggu konsentrasi menulis gue. Mungkin dia jengkel karena gak bisa main PS3, TV tabung gue gak mendukung.
"Dith, bisa tolong pelankan suaranya?"
"Hah? Gue gak bersuara dari tadi." Katanya dengan mata tak lepas dari TV dan tangan yang asik memencet tombol stick.
"Bukan loe brengsek! Volume TV-nya!!" akhirnya gue keluarin juga kemarahan yang gak mampu terbendung lagi. Yah, walo ini masih skala kecil.Radith bungkam, dia matikan PS2 dan TV sekaligus, lalu berbaring.
Tadinya gue pikir dia gak akan ganggu lagi, ternyata gue salah. Radith nyalain musik lewat smartphone dengan volume gak kalah keras seperti tadi. Mau marah lagi rasanya percuma, gue biarin aja. Sampai akhirnya Radith nanya.
"Loe insomnia Say?"
Hah? Rasanya beberapa hari ini gue tidur aman-aman aja dan normal, dan Radith tau itu. Buat apa dia nanya tentang insomnia? Yah, kecuali mungkin malam ini, gue pengen nulis, begadang. Begadang bukan berarti insomnia kan? Lagian ini salah satu aktifitas gue kalo sedang banyak pikiran, tumpahkan semua ke tulisan.
Gue malas ladenin Radith, jadi gue jawab aja 'iya'. Namun jawaban itu malah berlanjut dengan pernyataan Radith berikutnya, "Sama, gue juga insomnia."
GUBRAKK!
LOE ITU MANANYA YANG INSOMNIA? RASANYA DUA HARI INI LOE TINGGAL DAN TIDUR DISINI!!
Gue ngelus dada dan hanya bilang, "Oh..."
Gue nulis lagi, dan musik yang berkumandang dari smartphone Radith benar-benar gak bisa didiemin, mengganggu konsentrasi. Kayaknya harus gue tegur.
"Dith, bisa dimatikan aja musiknya? Gue jadi susah nulis."
... hening, gak ada jawaban. Dan Radith juga gak ada mematikan.
"Dith?" Gue balik badan, dan... RADITH MALAH SUDAH TERTIDUR!? INI YANG NAMANYA INSOMNIA?
Ya sudahlah, gue matikan sendiri aja, lumayan gak ada gangguan lagi. Akhirnya gue bisa bernafas lega, dan kembali menulis... sampai pagi...
Gue benar-benar puas. Semua yang pengen gue tulis sudah tertuang jelas dan lengkap dibuku. Gue liat jam, pukul tujuh! Astaga, gak nyangka sudah jam segini. Gue lirik Radith, mendadak dia membuka mata, gue kaget.
"Say? Belum tidur loe?" Radith menggeliat, "gak tau nih, mendadak tidur tadi malam. Padahal biasanya gue insomnia. Dua malam kemaren aja gue gak tidur."
RADITH! KALO BOHONG BISA YANG BERMUTU DIKIT? DUA MALAH KEMAREN LOE KAN TIDUR DI TEMPAT GUE!
Gue geleng kepala, memainkan mata ke atas, kemudian tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Anya [TAMAT]
HumorRank #64 [09-09-2017] [Comedy - Slice of Life - Psycological - Romance]. Cerita tentang Saya, dan pacar saya yang entah error entah gimana ya, hehe. Disini nanti ada juga mantan pacarnya yang sombong dan gak bisa menghargai orang lain. Ada juga kep...