Makan

386 21 4
                                    

Permisi, numpang tanya. Kalo pacaran kalian tujuan kalian kemana aja sih? Kalo gue sih biasanya sih paling ngajak Anya nonton, atau makan, atau bisa juga jalan - jalan gajelas ngukur jalan keliling kota tanpa bawa meteran. Standar banget kan? Emang! Namun gue dan Anya gak pernah bosen dengan rutinitas yang gitu - gitu aja. Yang penting menjalani nya dengan perasaan bahagia tanpa beban. Sebab biar kita melakukan hal kecil, kalo ada beban di dalam nya itu pasti menjadi berat.
Intinya gimana supaya kita sama-sama senang aja. Anya ngajak ya gue ikut, gue ngajak Anya ke acara cosplay ya dia manut. Selama masih positif.

Berbicara tentang makan, otomatis berhubungan dengan tempat makan. Nah, untuk tempat makan gue dan Anya gak pernah memfavoritkan sebuah tempat makan menjadi langganan. Intinya sih gak repot. Dimana kita lapar, di situ kita isi perut. Memang sih di waktu tertentu kita juga ke resto dan cafe, tapi itu kalo ada yang traktir aja, seperti waktu double date bareng Bernard dan Bintang, hehe.

Urusan bayar biasanya tergantung siapa yang punya uang lebih banyak, atau bisa juga gantian. Toh kita gak pernah menjadikan uang sebagai masalah. Kita bukan budak uang, uang lah yang harus kita perbudak, hehe. Menurut gue dan Anya uang datang dan pergi, gak seperti cinta kita yang selalu ada... suit - suit.

Kali ini seperti biasa, lagi-lagi gue dan Anya mengalami lapar mendadak. Bingung juga, kok kita laparnya barengan terus ya, hehe. Tanpa hitung satu-dua-tiga gue dan Anya mampir di warung terdekat dan memesan menu yang paling banyak di pesan orang, nasi campur dan es teh.

Bukan Anya namanya kalo gak kumat. Entah karena iseng atau terlalu kreatif. Dia ngambil tisu, membentuknya menjadi bundar seperti bola. Dan dilemparnya ke arah gue dengan belakang telapak tangannya.

"Eh Nya, ngapain?" gue gelagapan sambil melotot.
Anya nunduk, "Hehe, main bo-pi-su, alias bola-pimpong-tisu."
"Makan ya makan aja, gak boleh sambil main. Karena ini rezeki, belum tentu besok kita bisa makan." nasehat gue yang malah lebih terlihat seperti nasehatin anak. Gokil nya kok Anya nurut? Lebih gokilnya lagi tumben keluar kata-kata seperti itu dari mulut gue? Gosok gigi pake apa ya tadi pagi.

Selesai makan, gue dan Anya langsung cabut melanjutkan perjalanan...

"Say, tadi kita sudah bayar belum ya, Anya sih rasanya gak ada bayarin..." tanya Anya di boncengan.
"Ya berarti kita gak ada bayar..." balas gue santai belum nangkap, "MASA!?" tanya gue lagi kemudian sambil ngerem mendadak.

Karena gue dan Anya merasa masih terdaftar sebagai orang baik di dunia ini. Kita kembali ke warung tersebut, mumpung belum jauh, dan mumpung belum di upload penjual nya ke sosmed kalo ada sepasang muda-mudi gak bayar makan di warung mereka. Bakal bikin malu nama keluarga kalo gitu, dan gue bakal disuruh HARAKIRI!!

Gawat, apa gue sudah mulai tertular sifat Anya ya...

Aku dan Anya [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang