Radith Membuatku (Hampir) Gila! I

191 17 11
                                    

Tadinya gue pikir bisa gitu. Namun kenyataan malah sebaliknya, gue gak bisa tidur. Lebih tepatnya takut tertidur. Gue takut ketika terlelap diam-diam Radith gerayangin dan merkosa gue! Lalu gue hamil, dan Radith gak mau tanggung jawab. Eh, tapi kan gue cowok ya, gak mungkin hamil dong. Tapi bukan berarti gue tetap mau dia perkosa!

Ngomong-ngomong soal hamil dan perkosaan. Gue jadi mikir, andai di dunia ini yang hamil adalah laki-laki. Pasti gak akan ada pemerkosaan terhadap perempuan, kecuali pemerkosanya ini nekat dan mau hamil. Namun menjadi lucu kalo ini yang menjadi kodrat manusia. Bayangin aja, misal dalam rumah tangga, masa yang hamil suaminya? Lalu si suami harus minta cuti hamil atau melahirkan dari tempat kerjanya. Bayangin lagi, misal terjadi seperti itu, bagaimana lucunya para laki-laki ini berjalan di tengah kota, atau di mall dengan perut besar hamil 7 bulan. Ngeri kali ya.

Ah, sudahlah, hentikan omongan ngaco ini. Yang harus gue pikirkan sekarang adalah keselamatan tubuh gue dari cengkraman tangan nakal Radith yang mungkin akan melakukan hal tidak senonoh.

Padahal sebagai tuan rumah, gue punya hak ngusir tamu yang gak gue harapkan. Namun mungkin karena gue gak tegaan, atau memang baik hati, atau mungkin lebih tepatnya takut kualat. Gue gak ngusir Radith. Gue hanya berharap dia cepat pulang dan melupakan atau membatalkan untuk melakukan aksi memantau gue yang sungguh gak ada gunanya ini.

"Eh, Say. Udah bobo?"
"Emm, belum." Gue merinding dengar kata 'udah bobo'-nya.
"Oh... gue mau pamit."

Gue ngedip-ngedipin mata, mimpikah ini? Apa kah doa gue di kabulin secepat ini?

"Pamit? pulang maksud loe?" Gue bangkit dari tempat tidur saking senangnya.
"Iya, habis loe tiduran. Gue kan bingung mau ngapain. Makanya mau pulang dulu ngambil barang-barang dirumah gue."
"Ngambil barang, maksudnya?"
"Ya ngambil barang-barang supaya gue betah disini dan ada yang di kerjakan."
Gue nganga, "Ja, jadi ceritanya ntar balik lagi?"
"Iya Say, tenang aja, gak lama kok. Jadi loe gak perlu sedih atau merasa kesepian."

GUE MALAH SENANG KALO LOE GAK BALIK BEGO!

Dan benar saja, beberapa jam kemudian, tepatnya pukul tiga diri hari Radith kembali. Padahal gue pikir dia gak bakal datang karena kecelakaan entah dimana dan mati. Iya, gue malah berpikir lebih senang jika mahluk seperti Radith ini tidak ada, lebih tepatnya tidak ada di kehidupan gue.

Radith membawa dua ransel gede yang biasanya di pake kemping. Apa dia bermaksud kemping dirumah gue? Gak perlu nunggu lama jawaban pertanyaan gue. Radith sudah ngeluarin bantal, selimut, dan tenda dari tas kempingnya.

Mata gue molotot, "Dith, loe mau bangun tenda dalam kamar gue?"
Radith natap gue heran, "Iya, kenapa? Aneh?"
"Fiuh... sudahlah, terserah loe!" Gue baring dan nyembunyikan diri dalam selimut. Entah apa yang terjadi setelahnya, gue terlalu ngantuk untuk tau apa yang di lakukan mahluk terkutuk itu.

Aku dan Anya [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang