Sesuatu Dari Masa Lalu III

213 18 4
                                    

Waktu terasa melambat, dimata gue gerakan makan Anya terlihat slow motion. Kalo ada pintu kemana saja, gue akan bawa kabur Anya dari hadapan Radith yang pasti akan ngoceh gak jelas lagi setelah ini, ocehan yang bikin kuping terasa terbakar, dan tangan mengepal kuat. Gue pikir Anya juga gak pengen lama-lama disini akibat mahluk menjengkelkan itu. Dari makannya yang sampai temonyong-monyong, gue yakin selera makan Anya sudah hilang.

Gue memberi isyarat lewat WA ke Anya : Anya... selesai makan, rute kita salamin Bernard dan bintang serta keluarga, lalu pergi tanpa menghiraukan 'Si Sesuatu', ok?
Anya membalas cepat singkat : Ok.

Dan sesuai instruksi gue, Anya menunaikan dengan baik. Sementara Radith, seperti yang diramalkan, menguntit dari belakang sambil ngoceh gak jelas karena gue dan Anya gak dengar, suara Radith kalah keras sama kebisingan nyanyian lagu tembang irama musik nada dari elektone, halah! Kepanjangan!!

Tentu saja Radith gak nyerah sampai disana. Dia tetap ngoceh hingga akhirnya perlahan suaranya kedengaran jelas ketika gue dan Anya sudah sampai di motor.

"Nya, gak bisa ya loe dengerin gue, loe berubah kayak gini apa karena rakyat miskin ini?"

Kenapa sih orang menjengkelkan ini gak bisa ngomong normal, setidaknya ngomong tanpa menyakiti hati orang lain.

"Dith, Anya memang berubah, tapi menurut Anya ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, kayaknya malah kamu yang gak ada perubahan. Masih gak bisa menghargai orang lain. Lagi pula, cinta bukan urusan mata atau harta. Cinta itu urusan hati, kalo Anya udah sayang dan senang orang itu, ya udah. Yang penting Anya nyaman aja sama Say."

Lagi-lagi Anya bikin gue takjub. Pacar gue ini memang mengejutkan. Ternyata dia bisa memberikan jawaban yang nonjok. Bahkan sampai ke hati gue.

Tetapi Radith, tanpa memedulikan jawaban Anya, masih akan ngoceh, menurut gue... soalnya sepertinya Radith bukan tipe yang mau ngajak atau dikalahkan.

"Nya, loe sadar gak dengan yang barusan loe bilang?" tuh kan dia ngomong... "Apa hanya dengan itu si rakyat jelata ini mampu bahagiain loe? Yang gue yakin kata 'miskin' pasti di ciptakan untuk dia." tambah Radith sambil nunjuk gue, sopan banget kan? "Dan lagi Nya, ini rahasia gue, selama ini gue gak percaya dengan adanya orang miskin. Gue pikir yang di TV itu acting aja. Tapi setelah liat pacar loe yang super kumuh ini. Gue baru percaya." lanjutnya ngeluarin semua umpatan kekesalannya. Gue ngeliatin pakaian yang nempel di badan. Kayaknya gak kumuh-kumuh amat. Termasuk rapi dan sopan menurut gue.

Anya diam, ngambil nafas, lalu natap tajam Radith. "Sebenarnya apa tujuan kamu ngomong gini, gak jelas banget tau gak? Memangnya kamu siapa sih dalam hidup Anya? Cuma sesuatu dari masa lalu yang kebetulan ketemu lagi. Artinya bukan siapa-siapanya Anya. Lalu buat apa ngomong gitu? Asal tau aja, yang ngejalanin hidup kan Anya sendiri. Mau pacaran dengan siapa, gak ada urusan dengan kamu. Ok, hari ini kamu banyak harta, dan pacar Anya ini hanya orang biasa. Besok siapa yang menjamin ini gak akan berubah? Roda kehidupan terus berputar! Udah ah, Anya malas berurusan dengan kamu. Yuk Say." Anya ngajak gue ninggalin Radith yang mukanya memerah...

Brum Brum Brum.

Apa kah gue akan bertemu Radith lagi?

Aku dan Anya [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang