Curhat Saykelon

330 19 2
                                    

Kasian ya Saykelon... mungkin itu yang terbersit di pikiran beberapa pembaca setelah membaca cerita-cerita dari Aku dan Anya ini. Kasian karena seolah pacaran dengan Anya adalah musibah. Ya dari sifat ajaibnya, dan seabrek kekonyolan tak terduga yang terjadi ketika bersamanya.

Sial, mungkin itu juga sempat terlintas dipikiran beberapa pembaca lainnya. Sebagian orang, mungkin akan memilih menghindari orang seperti Anya dari pada berurusan dengannya dan dibikin malu. Lantas apa kah menurut gue juga begitu? Ok, mungkin awalnya ada merasa seperti itu. Namun lama kelamaan hal itu gak pernah ada lagi terlintas di kepala, sedikit pun! Why? Gue kurang bisa jawab, kalo ada jawaban soal itu, mungkin karena sudah terbiasa. Sial itu biasa. Malah kadang gue nunggu saat - saat Anya kumat, gue kayak ketagihan kekumatannya. Rasanya aneh kalo saat bersama Anya tapi dia gak kumat.

Lagi pula kalo kita pikir lagi. Kesialan itu bisa menimpa siapa saja. Gak peduli si kaya atau si miskin, siang atau malam. Kalau kesialan pengen mendekapnya sesaat, maka sialah orang itu tanpa bisa menolak. Bahkan untuk orang yang penuh kehati-hatian, rasanya gak mungkin menghindari jika sudah saatnya dia mengalami hari sial. Jadi gak ada alasan kenapa gue harus merasa sial menjadi pacar Anya ketika mengalami hal ajaib bersamanya.

Intinya boleh dong gue menikmati kesialan - kesialan itu dan merubahnya menjadi kesenangan? Terus terang, pacaran dengan Anya juga membuat hati dan pikiran gue berubah. Gue kayak menjadi lelaki bermental baja. Merasa makin kuat. Lahir dan bathin!

Bayangin aja andai gue langsung mencari alasan putus begitu tau sifat Anya yang sebenarnya, mungkin gak ada gue yang sekarang. Saykelon si lelaki kuat luar dan dalam. Lagi pula nyokap Anya sudah menanyai gue tentang kesiapan pacaran dengan anaknya. Nyokap Anya juga sudah jujur duluan tentang keajaiban anaknya itu, tentang penyakitnya. Dan saat itulah gue menyatakan siap dengan segala apa yang terjadi. Itu merupakan hari bersejarah dimana gue dipercaya jagain Anya yang sebelumnya jarang keluar rumah kalo gak di kawal sang nyokap. Dan jujur lagi, gue nerima Anya apa adanya, seperti Anya yang juga nerima gue apa adanya. Apa itu masih kurang?

Aku dan Anya [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang