Senyum Yang Ingin Selalu Dilindungi

185 16 0
                                    

Demi ngembalikan suasana hati Anya yang sudah amburadul gak karuan. Gue inisiatif bawa dia ke tepian sungai mahakam dan ngejorokinnya biar dimakan buaya. Ya nggak lah, hehe.

Hari masih sore, namun udara disini terasa dingin sampai gue mengira sedang berada di Bandung, meski belum pernah kesana sih....

Gue sapukan pandangan ke sekitar. Ada beberapa pasangan lain gak jauh dari gue dan Anya nongkrong. Namun gak sedikit juga orang yang menyendiri, tenggelam dalam pikiran, entah sedang meng-galau atau hanya menghabiskan waktu sore sembari melepas lelah setelah di sibukan dengan rutinitas memuakan di kantor.

Gue buka kotak pizza yang dibeli sebelum kesini bersama lime squash dingin yang menyegarkan. Gue pikir lengkap sudah semua pendukung dalam rangka mengajak Anya kembali tenang dan nyaman tanpa harus memikirkan masalalu atau kejadian bersama Radith. Pasalnya gue rasa, Anya terlalu berlebihan menyikapi tentang mantannya itu. Toh dia hanya masalalu Anya, kejadian di masa itu telah berlalu cukup lama. Kenapa Anya tidak melupakannya saja? Padahal yang gue tau Anya kan pelupa, namun entah kenapa ia malah gak melupakan kesalahan Radith dan pasti naik darah kalo ketemu mahluk itu. Apa kesalahan Radith begitu dalam hingga seolah tak ada kata damai? Atau Anya merasa tertipu oleh pacar pertamanya itu yang ternyata jauh dari harapan dan bayangannya? Kalo gitu, kenapa Anya gak menyalahkan dirinya sendiri aja?

Gue sendiri biar dikatain Radith dan barusan di utangin, gue gak dendam. Sebab gue yakin, tidak ada manusia lahir yang langsung baik, begitu juga sebaliknya. Pribadi seseorang terbentuk melalui proses dari pergaulan, lingkungan, dan kondisi keluarga. Radith pun gue rasa begitu. Pasti ada alasan atau sesuatu yang membentuk pribadinya menjadi seperti sekarang. Bukan tidak mungkin, sebenarnya Radith orang yang baik. Cuman gak ada yang ngajarin tentang kebaikan padanya karena orang tuanya sendiri membebaskan Radith berbuat apa saja tanpa turun langsung ngawasin apa yang anaknya lakukan. Mungkin saja kan?

Balik ke misi ngembalikan suasana hati Anya. Gue pandangi dia yang natap jauh ke depan, ke kapal-kapal yang lewat hingga berhenti di satu kapal yang menarik perhatiannya. Mungkin Anya mikir, "Dalam kapal itu, isinya manusia juga apa alien ya?" yah, sejauh kita mengenal Anya, gue pikir dalam kepala Anya gak jauh-jauh dari pikiran semacam itu.

"Nya... kamu masih mikirin... emm, marah sama Radith?"

Anya noleh, "Marah? gak, dari pada marah sama Radith, mending Anya nonton konser."

GEDUBRAKKK.

Hahahh... kumat lagi deh...

"Apa hubungannya Anya..." giliran gue mandang kapal lewat. Gue makin yakin, gue gak mampu membaca jalan pikiran Anya. Tadinya gue pikir dia masih mikirin kejadian menjengkelkan ketemu Radith. Nyatanya, apa yang gue pikir salah besar.

" Ya ada dong... dari pada mikirin masalah itu, mending kita nonton konser."
"Konser, memangnya ada konser apa?" gue ngernyitin dahi ngikutin arah pembicaraannya. Tumben-tumbenan Anya ngomongin konser. Gue curiga yang dia maksud 'konser' adalah 'pertunjukan kuda lumping'. Saat ini gue gak boleh mempercayai perkataan Anya seratus persen. Mungkin saja berbeda pengartian dengan arti sebenarnya. Kali ini, demi kebenaran mending gue mastiin, "Tunggu, emang kamu tau konser?"

Anya mendengus, "Say... ya Anya tau lah. Konser kan semacam pertunjukan sekelompok pemain musik, band, solois, apa pun itu yang dilakukan ditempat luas entah di ruang terbuka atau tertutup dan biasanya di tonton orang banyak. Say kira Anya gak tau ya..."

"Yah... bukan gitu Nya... sapa tau aja kan, kalo Anya tau ya bagus." Gue berkilah atas kesalahan yang seolah menganggap bodoh pacar gue itu.

"Besok malam Armada konser Say. Anya pengen nonton, boleh?"

Gue gak boleh nanya 'emang kamu tau Armada' kan? Anya pasti tau.

"Boleh... tapi ntar aku ijin sama Mama kamu dulu ya. Ijin sama temanku juga buat tukar sif kerja." Gue seruput lime squash dengan perasaan lega atas keadaan normal ini. Bahkan sepertinya Anya sudah lupa kejadian di mall barusan.

"Ok, makasih ya Say..." Anya senyum, gue senyum, dan saat ini lah gue merasa pengen selalu menjaga senyum Anya agar gak berubah menjadi kesedihan. Apa gue mampu? Selama gue mampu, semampunya gue akan berusaha melindungi senyumnya, senyum cewek yang gue sayang...

Aku dan Anya [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang