Aku sudah merencanakan dinner berdua dengan Seulgi sejak bulan lalu karena hari ini hari ulang tahunku.
Hanya makan berdua. Tapi sepertinya rencana itu harus dibatalkan.
Sejak pagi tadi badan Seulgi terlihat pucat, berkali-kali ia bolak balik ke kamar mandi karena mual. Memang sudah sejak seminggu yang lalu Seulgi selalu mengeluh pusing.
Ku hampiri Seulgi yang sedang terduduk lemas di lantai kamar mandi, tanganku memijat pelan tengkuk lehernya.
"nanti malem gak usah keluar aja ya" kataku
Ia menatapku dengan tatapan rasa bersalah.
"tapi ini kan hari ulang tahunmu" balas Seulgi sedih
"aku tidak ingin memaksa istriku yang sedang sakit"
"maaf, gara-gara aku kita—"
Ku peluk tubuhnya. Aroma harum tubuh Seulgi memenuhi indra penciumanku.
"aku bilang gakpapa, lagian kita bisa kesana setiap saat" kataku
Setelah dirasa Seulgi lebih mendingan, ku gendong tubuhnya keluar dari kamar mandi.
Aku ikut berbaring disebelahnya. Seulgi membenamkan kepalanya di dadaku sambil memejamkan mata.
"kamu ingin hadiah apa jim?" tanyanya tiba-tiba
Hadiah? Aku tak pernah berpikir ingin meminta hadiah apa pada istriku. Karena melihatnya sehat dan selalu ada disampingku sudah cukup.
Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum. Seulgi mendongakkan kepalanya sehingga pandangan kami bertemu.
"kamu yakin tidak ingin hadiah?" tanya Seulgi lagi
"ya aku yakin. aku hanya ingin kau selalu ada denganku sampai tua nanti"
Seulgi tersenyum. Istriku itu melepaskan pelukan kami dan berjalan menuju lemari.
Aku melihatnya heran. Ia kembali dengan membawa sebuah kotak kayu kecil.
"happy birthday sayang" katanya
Seulgi menyuruhku untuk membukanya. Di dalamnya terdapat barang-barang yang tidak aku mengerti. Seperti baju bayi, apa hubungannya?
"apa ini?" tanyaku sambil mengangkat sebuah alat yang terlihat familiar
Seulgi mendengus kesal.
"itu testpack tau!"
"oh testpack, terus hubungannya apa?"
Istriku itu terlihat semakin kesal. Tunggu, jika Seulgi memberiku testpack, apa itu artinya ia hamil?
Aku menatap Seulgi tak percaya dan ia membalasnya dengan senyuman.
"sayang kamu hamil?" tanyaku ragu
"hmm aku hamil anak kita"
Oh Tuhan! Kau mengabulkan doaku.
"sejak kapan?" tanyaku lagi
"sudah hampir seminggu tapi aku menunggu hari ulang tahunmu untuk memberitahumu"
Ku peluk tubuhnya erat sekali, air mataku tiba-tiba saja menetes. Aku tak peduli jika dibilang cengeng, aku hanya terlalu bahagia sekarang.
Seulgi mengusap punggungku pelan.
"makasih seul" bisikku
Ia hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.
Ini hadiah terindah yang pernah aku dapatkan, bayi yang terkandung didalam rahim istriku.
"i love you seul"
"i love you too jim"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ada yg masih bangun? haha kabar buruk nih, kalo aku udh mulai aktif kuliah kayaknya agak slow ya. maklum maba :'))) tapi bakal aku usahain update tiap hari😘
mana nih yang dari kemarin minta debay mulu haha, maaf kalo ga sesuai ekspektasi kalian.