28

3K 398 32
                                    

-in the middle of the night-

Jimin

"sayang" panggil Seulgi

Tubuhku yang tadinya tidur membelakangi Seulgi jadi berganti menghadapnya.

Aku melirik kearah jam yang terpasang di dinding kamar kami.

Jam satu malam. Dan istriku ini belum juga tidur.

Seulgi menghimpitkan tubuhnya dengan tubuhku. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.

"apa hmm?" tanyaku sambil mengelus rambutnya, mataku setengah terpejam karena mengantuk

Tangan Seulgi melingkar di pinggangku.

"aku gak bisa tidur" katanya

"emang kenapa?"

"lagi ngidam"

"kamu pingin apa sih?" tanyaku

Seulgi tiba-tiba mencium bibirku dan tersenyum senang.

"aku lagi pingin steak"

Steak? Di tengah malam begini?
Aku menghembuskan nafas dengan sedikit kasar.

"jimin sayangg" rengek Seulgi

Seulgi memang tau bagaimana cara membuatku agar selalu menuruti kemauannya.

Kutatap wajahnya yang sedang tersenyum senang itu.

"tapi kan ini udah malem"

"kan baby nya yang mau"

Mata Seulgi mulai berkaca-kaca. Oh tidak, jangan sampai membuatnya menangis, bisa-bisa jatah bulananku di potong.

Aku mengecup kedua mata Seulgi agar ia tidak menangis.

"iya aku beliin, tapi jam segini mana ada yang buka?"

"ada kok" Seulgi menunjukkan ponselnya

Sial. Ternyata masih ada saja yang buka 24 jam.

Dengan malas aku meraih kaos dan jaket yang tergantung di dekat lemari pakaian. Setelah mengecup bibir istriku, aku keluar untuk membelikannya steak.

Udara di malam hari terasa lebih dingin jadi aku mempercepat laju kendaraanku.

Tak sampai setengah jam aku sudah kembali ke rumah. Kulihat Seulgi menanti steaknya dengan mata berbinar. Senang sekali rupanya.

"ini sayang steaknya" kataku sambil memberikannya bungkusan plastik

"steak ayam kan?" tanyanya senang

What the hell.

Mataku memerah. Kepalaku mulai berputar. Keseimbangan tubuhku goyah. Aku terjatuh lemas diatas lantai.

"kenapa jim?" tanya Seulgi panik

"kenapa kamu gak bilang dari tadi kalo steak ayam sih seul"

Seulgi cuma menyunggingkan senyumannya yang seperti anak kecil itu. Kalau begini sudah jelas aku tidak akan bisa menolak permintaannya lagi.

Dengan gontai, aku keluar dari apartement ku untuk yang kedua kalinya.

Semua ini gara-gara steak ayam!



























Besok gak tau update apa engga wkwk, jangan tampol aq qaqa :(

LIVE TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang