LIVE TOGETHER

17

-gosong-

Seulgi

Dua minggu yang lalu Jimin membeli buku resep makanan dan memberitahukannya padaku jika hari ini ia akan masak salah satu makanan yang tercantum didalamnya.

Padahal ia belum pernah menyentuh kompor sama sekali tapi gayanya sudah seperti chef international saja.

Jimin menyuruhku untuk duduk diam di meja makan.

"tenang aja kamu seul, selain jago di ranjang aku juga jago kalo urusan beginian"

Decakan kesal keluar dari mulutku. "apaansi gak banget, lagian kamu kan gak pernah masak jim"

"pernah kok dulu masak telor ceplok" balasnya sambil mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas

"iyaa itu juga dapurnya hampir kamu buat gosong kaya telormu gara-gara lupa matiin kompor" omelku

Jimin memberikanku kedipan nakal agar aku tidak mengomel lebih lama.

Jika dilihat dari bahan-bahan yang dibeli Jimin, aku rasa lelaki menyebalkan itu akan membuat steak.

Jimin mulai fokus dengan pekerjaannya sedangkan aku hanya memperhatikannya dengan bosan.

Setelah semua selesai, Jimin memasukkan daging yang sudah dibumbui kedalam oven.

"pasti enak" kata Jimin

"berdoa saja!"

"kali ini pasti berhasil kok"

Aku cuma menganggukkan kepalaku dan kami mulai mengobrol tentang atasanku yang selalu saja sensi setiap Jimin datang mengunjungiku.

"atasanmu gak banget deh seul" keluh Jimin

"gak boleh gitu"

"ya masa tiap kali aku main dia marah-marah"

"ya habis kamu berisik sih kaya sales aja"

"kok gitu sih sayang"

Jimin bergelayut manja di tanganku.

Tak terasa obrolan kami semakin menyenangkan sehingga Jimin dan aku lupa jika sedang menaruh daging di dalam oven.

Bau gosong mulai memenuhi ruangan, dengan cepat Jimin membuka oven dan sayang sekali. Dagingnya tidak bisa diselamatkan.

Aku ingin tertawa sebenarnya tapi melihat Jimin yang tampaknya sedih membuatku tak enak.

"padahal aku mau bikin buat kamu"

Uh lucunya saat jimin sedang bersedih, minta dicubit aja itu pipi.

"gakpapa, lain kali kita buat bareng aja"

Tapi sepertinya Jimin masih menyesal.

"udah gakpapa sayang" kataku

Ia masih menundukkan kepalanya. Kukecup bibir tebalnya baru ia tersenyum senang.

Sialan!

Jangan pada ngiler wkwk
Aku mau tanya nih, gimana menurut kalian tentang short story ini? hehe