40

2.7K 371 30
                                    

-misunderstood-

Jimin


"jangan dekati aku!"

"jadi begini ya kelakuanmu, jalan-jalan dengan yang lain!"

"pergi!"

Seulgi berteriak marah kepadaku berkali-kali. Sudah kesekian kalinya aku mencoba menjelaskan alasanku tapi istriku itu tetap kolot dan tak mau menerima alasan apapun.

"seul" panggilku

"jangan bicara padaku!"

"dengarkan aku dulu sayang"

"apa?!"

Aku menghela nafas berat. Jika sudah seperti ini, maka semuanya yang aku lakukan akan sia-sia.

Saat ini istriku itu tengah menangis sambil meringkuk diatas ranjang.

Aku tau apa yang aku lakukan hari ini salah. Aku keluar rumah tanpa memberitahunya, tapi aku punya alasan tersendiri mengapa aku tak mengatakannya padanya.

Melihatnya seperti ini membuat hatiku sakit.

Ku dekati tubuhnya yang meringkuk membelakangiku. Aku naik keatas ranjang dan memeluknya dari belakang.
Awalnya ia memberontak tapi tanganku menahannya dan dia hanya bisa pasrah.

Aku bisa merasakan tubuhnya yang bergetar karena menahan tangis. Ku eratkan pelukanku.

"sayang maaf"

Seulgi tidak menjawab.

"aku yang salah, maaf aku gak kasih tau kamu"

Aku menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya.

"aku kan cuma keluar jalan-jalan sebentar sama polar, aku gak bangunin kamu soalnya kamu keliatan capek banget"

Seulgi menghela nafasnya dan berhenti menangis.

"masa aku harus bangunin kamu cuma buat nemenin aku jalan-jalan"

Ku kecup ringan leher mulus istriku itu.

Seulgi memutar tubuhnya sehingga berhadapan denganku. Matanya sembab, bibirnya mengerucut lucu sekali.

"tapi kamu jalan-jalannya sama—"

"jangan bilang kamu cemburu sama polar?!" tanyaku

Seulgi mengangguk kecil. Ia terlihat malu.

"yaampun sayang, polar kan kucing kamu. sebelum kita nikah dia juga udah sama kamu"

Dasar ibu hamil.

"iyaa maafin aku, habis mood aku lagi jelek terus waktu bangun tidur tiba-tiba liat kamu gak ada di samping aku rasanya—"

Ku lumat bibirnya sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya.

"aku juga yang salah, tapi aku keluar tadi niatnya beliin cheese cake kesukaan kamu. katanya kemarin pingin makan"

Seulgi tersenyum lebar. Ia lalu mengecup kedua pipiku, tandanya moodnya sudah kembali baik.
Susah ya ternyata berurusan dengan ibu hamil.

"mau makan cheese cake sekarang?" tanyaku

Seulgi menggeleng. Kedua tangannya menangkup pipiku.

cup.

cup.

cup.

cup.

cup.

Setelah mengecup bibirku berkali-kali ia memelukku.

"udah gak marah?"

"hehe enggak, maaf ya jim"

"enggak aku maafin, ciumnya kurang banyak!"

Seulgi mencubit pinggangku. Ugh! cubitannya sakit sekali.

"dasar mesum"

Aku tertawa dan menarik tubuh Seulgi agar tetap dalam pelukanku. Entah besok-besok ibu hamil ini akan marah lagi atau tidak, yang penting aku mencintainya.


















yang sabar ya polar haha.
enaknya di lanjut apa engga ini cerita?

LIVE TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang