Aku bersyukur memiliki Jimin sebagai suamiku. Akhir-akhir ini aku menyadari sifatnya lebih hangat dari pada biasanya.
Saat hormon ibu hamilku memintanya untuk tetap tinggal dirumah atau tetap bersamanya, tanpa banyak bicara Jimin langsung mengiyakannya dan tersenyum.
Suamiku itu bilang kalau aku dan baby park lebih penting dari pekerjaannya, jadi sebisa mungkin ia membuatku nyaman.
Kali ini aku sedang ingin jalan-jalan di taman menikmati udara musim gugur. Awalnya Jimin tidak setuju karena cuacanya sedikit berangin dan dingin. Ia takut aku akan terkena flu.
"sekali aja ya jim, aku pingin jalan-jalan" rengekku sambil bergelayut manja di lengannya.
Ia menangkup pipiku dan mencium bibirku.
"yaudah, tapi bentar aja ya" balasnya
Aku tersenyum dan menghadiahkannya kecupan sebagai tanda terimakasih.
Setelah mengganti pakaian dengan pakaian yang lebih hangat, Jimin menggandeng tangan kananku, menelusupkannya kedalam kantong jaketnya. Dan memasukkan hot pack kedalam kantong jaketku sebelah kiri.
"kalau kedinginan bilang aku ya" kata Jimin
"emang kenapa?"
"biar aku hangatkan pakai cintaku"
Aku tertawa mendengar leluconnya yang bahkan terdengar menjijikkan.
"seul"
"hmm?"
"seul"
"apa?"
"park seulgi"
"apa si—"
Jimin memegang kedua pipiku, aku bisa merasakan kehangatan menjalar disekitarnya. Setelah itu ia sedikit merunduk lalu melumat bibirku.
Aku suka saat Jimin menciumku, itu bukan karena ia adalah pencium yang handal. Tapi karena aku bisa merasakan ia benar-benar mencintaiku dari setiap lumatan yang diberikannya.
Jimin melepaskan ciuman kami dan menempelkan dahinya ke dahiku.
"i love you" bisiknya
Pipiku memerah.
"i love you too park jimin"
Tiba-tiba angin musim gugur berhembus dengan kencang. Jimin refleks memeluk tubuhku, melindungiku dari hembusan angin kencang. Menjaga tubuhku agar tetap hangat.
"rambutmu berantakan tuh" kataku sambil membenarkan rambutnya
"uuhh istriku perhatian banget sih" balasnya
Ku pukul lengannya dan ia hanya tertawa sambil membenarkan sisa rambutnya yang masih berantakan.
Untung sayang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.