💥FWY➖16💥

2.9K 138 1
                                    

"Aku masih di sini dengan perasaan yang sama untuk orang yang sama"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Prilly memasuki area kantor properti milik Ricard-Bapak-Gilang dan Shela.

"Permisi, bisa bertemu dengan Pak Gilang?" Tanya Prilly kepada resepsionis "Apakah anda sudah ada janji?" Jawab resepsionis yang bername tag Khoirunisa

"Saya ingin wawancara dengan Bapak Gilang" Kata Prilly "Oh, silahkan mbak ruangan Bapak Gilang ada di lantai 5" Jawab Resepsionis itu "Yaudah makasih ya mbak" Prilly tersenyum kepada resepsionis itu dan langsung berjalan menuju lift.

"Permisi, Pak saya mau wawancara" Ucap Prilly sopan "Yaudah, mana berkas-berkas kamu?" Tanya Gilang dan Prilly langsung memberikan setumpuk file nya "Kamu saya terima sebagai sekretaris saya, dan mulai hari ini kamu bisa bekerja di sini" Ucapan Gilang membuat Prilly membulatkan matanya

"Sekretaris bapak? Memangnya bapak belum mempunyai sekretaris?" Tanya Prilly dengan tampang polosnya, Gilang terkekeh melihat ekspresi wajah Prilly

"Kebetulan sekretaris saya baru saja saya pecat karena kerjanya enggak becus" Jawab Gilang dengan muka tak bersalah

"Di pe-pecat?"

"Iya di pecat, jadi kamu harus kerja yang bener biar kerjaan kamu saya terima" Gilang tersenyum miring

"Ruangan kamu ada di sebelah sana, kalau saya butuh kamu, kamu harus ada" Kata Gilang dan diangguki oleh Prilly.

"Permisi Pak, ini berkas-berkas yang harus Bapak tanda tangan" Prilly menyodorkan setumpuk file

"Yaudah taro di situ aja" Ucap Gilang yang sibuk memerhatikan laptop dihadapkannya "Kalo gitu saya permisi dulu Pak" Prilly keluar dari ruangannya Gilang.

Baru saja 5 menit Prilly keluar dari ruangan Gilang, pekerjaan Prilly di protes oleh Gilang, Gilang mengetuk pintu ruangan Prilly dan memasukinya.

"Prill, kamu gimana sih, pekerjaan kamu berantakan banget nih" Gilang mengembalikan map-map yang tadi Prilly sudah berikan kepada Gilang

"Apanya yang berantakan sih Pak? Orang saya kerja udah bener banget kok" Prilly menyela semua perkataan Gilang membuat Gilang membulatkan matanya, berani-beraninya sekretaris memarahi CEO di sini

"Kamu ini udah salah malah ngotot lagi, pokoknya saya enggak mau tau ini berkas harus di revisi dan harus kelar siang ini juga!" Perintah Gilang, Gilang langsung berlalu dari hadapannya Prilly

"Dasar, perfeksionis banget jadi orang" Cibir Prilly sambil mengulang semua pekerjaannya

Setelah kurang lebih 1 Jam berkutat dengan laptop akhirnya pekerjaan merevisi berkas-berkas pun kelar.

"Huft, akhirnya kelar juga" Prilly menghela nafas

"Makan siang dulu ahh" Prilly membangunkan badannya untuk membeli makan siang di kantin

Prilly berjalan menyusuri koridor kantor dan menaiki sebuah lift.

Ketika ingin keluar kantor Prilly dihadapkan dengan orang yang dari tadi ia kesali, Ya dia adalah Gilang seorang CEO yang perfeksionis, membuat Prilly memutarkan bola matanya.

"Mau bareng sama gue gak?" Tanya Gilang dihadapkan Prilly

"Hmm.."

Gilang langsung menarik pergelangan tangan Prilly membuat Prilly meringis kesakitan.

"Awwss, sakit Pak" Prilly mengelus pergelangan tangannya sendiri

"Kita mau kemana sih?" Tanya Prilly penasaran "Jangan-jangan Bapak mau culik saya ya? Kalo sampe Bapak mau culik saya nanti saya akan teriak sekencangnya" Oceh Prilly membuat Gilang menutup kedua telinganya

"Bisa diem gak? Gue enggak akan nyulik cewek bawel bin lebay kek lo" Gilang kembali memfokuskan menyetir "Dan satu lagi kalo di luar kantor enggak usah sok formal! Panggil gue Kak Gilang aja enggak usah Pak, entar kesannya gue tua banget" Gilang melirik sekilas ke arah Prilly yang sedang nyengir kuda

"Hehhe... Iya.. Pak ehh-Kak" Prilly menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Gilang dan Prilly memasuki restoran megah dan Gilang langsung duduk di bangku yang sudah tersedia

"Mau mesen apa?" Tanya Gilang sambil melihat-lihat menu yang di sediakan "Samain aja" Kata Prilly

"Yaudah deh Mbak, chiken steak nya 2 sama jus jeruk mandarin nya 2" Kata Gilang pada waiter.

Setelah kurang lebih 15 menit makanan yang mereka pesan pun datang, mereka berdua sibuk dengan urusan makannya sampai-sampai lupa dengan suasana.

⚜⚜⚜

Ali sudah kembali ke Amsterdam karena liburan sudah berakhir, dengan berat hati Ali kembali meninggalkan Mamanya dan Prilly. Ali sudah lega karena rasa rindu pada Mamanya sudah terbayar namun, rasa rindu kepada Prilly masih ada dan belum terobati.

Ali berdecak dalam hati mengapa Prilly bisa setega itu melupakan Ali yang terbilang belum lama Ali dan Prilly berpisah, Ali masih geram dengan laki-laki yang beraninya mendekati Prilly dan memberikan sebuket bunga yang tak tahu apa tujuan laki-laki yang namanya Ali tak kenal.

Namun, Ali juga berpikir bahwa mana mungkin Prilly masih setia di sampingnya,

tohh, Ali juga enggak pernah merespon semua rasa yang Prilly punya, dan 'itu' yang membuat Ali menyesal dan Ali berjanji kalau seandainya Prilly masih menunggu kepastian darinya ia tidak akan pernah menyia-nyiakan Prilly.

Tapi, apakah rasa yang dulu Prilly berikan kepada Ali masih ada?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vote and Comment nya guys :)

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang