"Rasa takut kehilangan yg membuat aku cemburu berlebihan"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Prilly kenapa jeng?" tanya Sofi bingung
Ully duduk di sofa sebelah kanan tepat di samping Sofi.
"Jadi gini jeng, dulu pas SMA Prilly punya sahabat laki-laki namanya Ali dan Prilly sangat mencintai laki-laki itu sampai suatu hari Ali dapet beasiswa untuk kuliah ke Amsterdam, Prilly masih setia banget nunggu Ali saya sebagai orang tua kan merasa kasihan melihat anak semata wayang saya yang cintai nya bertepuk sebelah tangan"
"Akhirnya saya suruh aja Prilly untuk menikah dengan Gilang" jelas Ully membuat Sofi mengangguk paham
"Kok kamu gak suka kalo Prilly itu menikah dengan Ali? Kan Ali itu anak yang pandai buktinya dia bisa dapet beasiswa ke Amsterdam" Sofi bertanya untuk yang kedua kali
Setelah menceritakan semua yang terjadi pada keluarga Ali dan Prilly akhirnya Sofi hanya mengusap pundak Ully membantunya untuk menguatkan hati karena masalah yang datang dan menimpa dengan bertubi-tubi dan tentunya berat untuk di hadapinya sendiri.
⚜⚜⚜
"Kak Gilang masih marah ya sama Prilly?" tanya Prilly melembut
"Enggak kok" jawab Gilang seadanya
"Ihh.. Kok jawabnya dingin banget kek, ngalahin es batu di warung Mpok Odah!" gerutu Prilly sambil memanyunkan bibirnya
"Dingin apa sih sayang?" Gilang mengacak rambut Prilly gemas
Prilly hanya terkekeh geli
"Oh ya Prill, nanti malam kita pulang ya ke Bandung" kata Gilang
"Lah kok mendadak sih?" tanya Prilly mendongak ke arah Gilang yang sedang mendekamkan badan mungil Prilly ke dada bidangnya
"Iya soalnya besok aku harus cek kantor yang ada di sana, lagipula pekerjaan yang di sini udah selesai kok" jelas Gilang Prilly hanya mengangguk
"Yaudah aku mau prepare dulu" Prilly berdiri tetapi tangan kekar Gilang cepat-cepat menariknya dan mendudukkan Prilly di posisi awal
"Jangan nanti aja, kan aku masih mau deket sama kamu" Gilang mulai memunculkan sikap manjanya bak anak kecil
Prilly memutar bola matanya malas, menghadapi sikap Gilang yang manja dan dengan malas Prilly kembali ke dalam dengkaman Gilang
⚜⚜⚜
19.00 WIB
prilly dan Gilang berpamitan untuk kembali ke Bandung
"Mama baik-baik di sini ya, yah nanti Prilly bakalan kangen lagi sama Mama" Prilly memeluk Ully dengan penuh penghayatan Ully mengelus rambut anak perempuannya dengan kembut
"Kamu juga baik-baik ya, nurut apa yang di bilangi sama Gilang. Jangan sungkan buat ke rumah Mama dan Mertuamu" Ully melepas pelukannya dan mencium kening Prilly.
Setelah berpamitan dengan keluarga besarnya, Gilang menancapkan gasnya menuju Jakarta-Bandung di malam hari
Prilly tidur sejak 1 jam yang lalu, sedangkan Gilang masih fokus untuk menyetir.
⚜⚜⚜
1 bulan kemudian...
Setelah 1 bulan lulus dari kuliah Kedokterannya di Amsterdam, Ali mulai peraktik di salah satu rumah sakit terkenal dan mahal
Di sana Ali di sambut baik oleh para dokter, perawat serta beberapa jabatan yang ada di rumah sakit tersebut.
"Selamat pagi dokter Ali" sapa salah satu perawat dengan senyum sopannya
"Selamat pagi juga" jawab Ali dengan memunculkan senyuman ramahnya
Kesehariannya selama 1 bulan ini adalah melayani semua pasien yang ada di sana dengan telaten dan baik sehingga Ali sangat di sukai oleh para pasien dan banyak yang menjadi pasien tetapnya.
⚜⚜⚜
Dan selama 1 bulan ini Prilly dan Gilang menjalani aktivitasnya seperti biasa, Gilang yang selalu pulang jam 10 malam dan Prilly yang selalu setia menunggunya pulang.
"Prill nanti aku pulangnya agak telat gak apa-apa kan?" tanya Gilang sambil menyeruput kopi panas yang Prilly buatkan
"Iya gak apa-apa" Prilly menyendokkan nasi goreng dan nugget kesukaan Gilang.
Tiba-tiba ponsel Gilang berdering kencang dan membuat Gilang langsung mengambil dan menggeser tombol hijau untuk menerima panggilannya.
Halo kenapa Din?
Maaf ganggu Pak, saya cuman mau kasih tau pagi ini ada meeting mendadak di kantor
Oh iya makasih sudah mengingatkan
Setelah Gilang mematikan sambungan teleponnya, ia langsung terburu-buru untuk pergi ke kantor tanpa menghabiskan makanan yang Prilly sediakan tadi.
"Loh kok makanannya gak kamu makan?" tanya Prilly aneh dengan sikap Gilang yang terburu-buru
"Iya ntar aja aku sarapan di kantor, aku pamit dulu assalamualaikum" Gilang langsung berlalu begitu saja di hadapan Prilly, membuat Prilly mengurungkan niatnya untuk mencium telapak tangan suaminya
"Kak Gilang kok aneh? Ngapain dia buru-buru padahal kan masih jam 6 pagi" Prilly menatap punggung Gilang yang semakin menjauh.
⚜⚜⚜
Prilly memutuskan untuk menelfon suaminya, takut terjadi apa-apa pada suaminya.
Sambungan telefon Gilang tersambung tetapi, mengapa tidak di angkat olehnya?
Prilly menelfonnya berkali-kali, setelah yang ke sekian Prilly tersadar ada nada dering ponsel Gilang yang familiar di telinga Prilly, Prilly menelusuri di mana nada dering itu berasal.
Setelah menengok ke arah samping piring yang tadi pagi ia pakai untuk makan Gilang, Prilly langsung menyambar ponsel Gilang dan benar saja kalo ponsel Gilang itu tertinggal.
Prilly mengunjungi kantor Gilang sambil membawakan ponsel yang tertinggal dan makan siang untuk suaminya.
Prilly membuka knop pintu ruangan kebesaran yang Gilang tempati
Mata Prilly membelalak melihat apa yang terjadi dengan Gilang di dalam sana, mata Prilly memanas tak karuan dengan kejadian yang ia lihat sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gilang kenapa ya guys?😱
Ikuti terus next part nya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfiction"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...