💥FWY➖22💥

2.7K 120 0
                                    

"Jika menyakiti diriku sendiri bisa membuatmu bahagia aku rela menyakiti diriku sendiri demi kamu"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Prilly membulatkan matanya saat melihat Ali bersama wanita bule di samping nya, mereka jalan berdua, bak pasangan serasi membuat mata dan hati Prilly memanas.

Ohh, jadi selama ini lo enggak pulang ke Indonesia gara-gara ini? Lo tega sama gue, selama hampir 5 Tahun gue enggak ngeliat lo dan ternyata pas gue ngeliat lo lagi bersama cewek lain? Percuma gue simpen rasa cinta dan sayang gue ke lo selama ini, dan ini balasan ketiga yang gue terima? Setelah lo gantungin gue, ninggalin gue, dan sekarang? Lo malah ninggalin gue demi wanita lain? Sia-sia gue punya perasaan ini buat lo!-Batin Prilly.

Prilly mencoba mengalihkan matanya ke arah lain, matanya sudah memerah dan berkaca-kaca sambil menahan sesak di hatinya.

Ternyata yang jalan bersama Ali itu adalah Yola-teman-kuliah-Ali, tetapi Prilly menyangka kalau perempuan itu adalah pacar nya Ali, Prilly mana tahu kalau mereka itu hanya sebatas teman enggak lebih.

Gilang menghampiri Prilly yang sedang mengalihkan pandangannya ke arah jalanan, Gilang terkejut setelah melihat mata Prilly sudah basah dengan air mata, Gilang langsung menghampiri dan bertanya kepada Prilly.

"Prill, lo kenapa? Kok nangis?" tanya Gilang dengan nada panik. "En---ggak gue enggak apa-apa" Prilly menyeka kasar air matanya karena ia takut kalau Gilang tau sebab Prilly menangis.

"Enggak apa-apa gimana? Orang gue jelas banget ngeliat lo nangis, jujur sama gue Prill" Gilang memegang kedua bahu Prilly sambil menatap Prilly dengan tatapan cemas.

"Gue iri ngeliat pasangan kayak itu" alibi Prilly sambil menunjuk pasangan bule di jalan.

Maaf kak, gue harus bohong sama lo-Batin Prilly

Gilang langsung terkekeh melihat tingkah laku Prilly yang seperti anak kecil. "Lo mau kayak gitu?" tanya Gilang sambil menunjuk ke arah pasangan tersebut dan Prilly mengangguk antusias.

Gilang langsung membangunkan badannya dan tangan Gilang terulur untuk menggandeng tangan Prilly, sedangkan Prilly hanya bingung dengan perilaku Gilang yang sok manis di hadapannya.

"Ehh, Kak Gilang mau ngapain?" tanya Prilly dengan tampang polos. "Katanya mau kayak pasangan itu, yaudah sini gue praktekin" Gilang membawa Prilly untuk berjalan, Prilly hanya menurut dengan semua kemauan Gilang.

Di saat gue sedang sedih lo selalu ada buat gue Kak, thanks ya udah buat gue bahagia lagi, dan maaf kalo hati lo belum gue terima di hati gue-Batin Prilly di sertai senyum merekah di bibirnya

"Thanks ya Kak, udah mau ngabulin permintaan gue" ucap Prilly setelah sampai di depan kamar, senyuman Prilly tak pernah pudar setelah kejadian tadi.

"Iya sama-sama, lain kali kalo mau sesuatu bilang gue aja ya, apalagi kalo soal kek gini, gue siap banget dahh bantuin lo" Gilang tersenyum miring di hadapan Prilly membut Prilly salah tingkah di hadapan Gilang.

"Ishh, apaan sih Kak" Prilly memalingkan wajahnya karena malu mukanya sudah blushing.

"Udah ahh, gak usah blushing kek gitu, sini muka lo" Gilang memegang kedua pipi Prilly dengan kedua tangannya, mata mereka bertemu membuat detak jantung Gilang berdegup lebih kencang, ohh apakah ini jatuh cinta?

Kadang cinta datang tanpa permisi, tanpa kenal waktu dan tanpa melihat siapa orang yang dicintainya. Aku hanya bersyukur bahwa tuhan telah meng-anugerahkan cinta ku untuk dia, aku merasa orang paling beruntung telah di beri nikmat untuk mencintai dia, walau dia tidak mencintaiku seperti aku yang sangat-sangat mencintai dia.

⚜⚜⚜

08.00

Prilly membangunkan dirinya setelah melihat jam sudah pukul delapan pagi, Prilly bergegas untuk mandi dan sarapan.

30 menit ia keluar dari kamar mandi dan memakai rok span berwarna hijau tosca dan atasan kemeja putih lengan panjang, rambut yang di gerai dan make up natural membuat ia seperti bidadari yang jatuh dari langit.

Prilly langsung memakai sepatu hak berwarna hitam miliknya dan ia langsung ke kamar sebelah, membangunkan Gilang.

"Kak Gilang? Udah bangun belum?" Prilly mengetuk pintu kamar Gilang.
"Bentar Prill, gue lagi pake baju!" teriakan Gilang membuat Prilly tertawa.

"Tumben bangun pagi" Prilly tersenyum. "Yaiyalah gue kan anak rajin, bangunnya harus pagilah" kata Gilang membuat Prilly tertawa.

"Yaudah yuk, kita cari makan, mau makan apa?" tanya Gilang setelah keluar dari kamarnya. "Hmm, terserah Kakak aja, aku mah ikut aja" Prilly dan Gilang mulai berjalan menuju basement.

Setelah 1 jam berada di restoran, Gilang dan Prilly pun bertemu dengan Client yang ingin mengunjungi perusahaan cabang di Amsterdam.

"Di sinilah kami memproduksi properti yang ada di Amsterdam" Gilang menunjuk setiap ruang yang ada di perusahaannya.

"Wah, megah sekali ya Pak" Client itu memperhatikan sekeliling perusahaan sambil menggelengkan kepala nya takjub. Gilang hanya tersenyum karena perusahaan milik keluarganya banyak yang memuji.

"Yausudah, saya percaya dengan perusahaan milik Bapak, saya siap untuk bekerja sama dengan perusahaan milik Bapak, senang berbisnis dengan anda" Client menjabat tangan Gilang.

"Prill, kita jalan-jalan nya besok aja ya, soalnya hari ini gue capek banget" kata Gilang. "Ohh, yaudah gak apa-apa Kak" jawab Prilly sambil tersenyum.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dont forget for

Comment, vote and follow me:)

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang