💥FWY➖32💥

2.7K 104 1
                                    

"Belajarlah untuk menghargai pengorbanan orang lain, karena seseorang yang berkorban untuk dirimu adalah orang yang dengan tulus menyayangimu"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gadis itu berusaha membuka suara, isakannya semakin menjadi-jadi.

"Gue tau kalo ini semua udah telat tapi, kalo gue cinta sama lo gak apa-apa kan?" tanya Ali dengan tampang polos

"Sorry Li gue udah punya suami, selama beberapa tahun lo kemana aja? Baru sadar sekarang kalo selama ini gue berjuang buat lo sendirian? Haha.. Udah terlambat Li, sekarang mah gue cuman minta satu pesan buat lo, lain kali jangan terlalu sibuk sama dunia lo sendiri sampai-sampai lo gak tau kalo di belakang lo itu ada permpuan yang mati-matian berjuang buat lo"

"Jangan sia-siain orang yang tulus mencinta lo, dan jangan menyesal kalo di kemudian hari orang yang berjuang buat lo itu nyerah buat mempertahankan lo, karena berjuang sendirian itu gak seperti kita membalikkan telapak tangan! Berjuang itu ada masanya, jadi hargailah mereka yang masih berusaha memperjuangkan lo, jangan buat lo menyesal kalo suatu saat mereka pergi dari lo" Prilly menekan kata di akhirnya.

"Gue udah bahagia sama Kak Gilang" Prilly berusaha membuat senyuman manis di bibirnya agar mereka yang melihatnya tidak mengira Prilly merasa sedih sepenuhnya

"Semoga aja lo dapat perempuan yang baik-baik ya Li" pesan Prilly membuat Ali hanya tersenyum getir.

"Maaf Prill, gue udah banyak nyakitin hati lo selama bertahun-tahun" ucap Ali lirih

"Gak apa-apa kok Li, sekarang gue cuman pengen bahagia aja sama Gilang" Prilly memaksakan senyuman pahitnya, Prilly menarik nafas dan membuangnya kasar

"Ini sebagai pelajaran aja buat lo Li, Belajarlah untuk menghargai pengorbanan orang lain, karena seseorang yang berkorban untuk diri lo itu adalah orang yang dengan tulus menyayangi lo. Jangan buat orang lain menyerah karena keberadaan lo yang tidak menentu seperti ini" Prilly tersenyum getir sambil mengucap kata demi kata yang menurutnya sangatlah menyakitkan bila ia rasakan selama beberapa tahun lamanya.

Menunggu dan berjuang sendirian itu gak enak! Itulah umpatan yang selalu Prilly lontarkan di dalam hatinya.

"Gue juga mau berterima kasih sama lo, selama ini lo udah mau jadi sahabat gue, nunggu gue, menyayangi dan mencintai gue dengan tulus sekali lagi gue minta maaf sama lo" Ali tersenyum tulus di hadapan Prilly.

"Iya.. Gue masuk ke dalam dulu" Prilly menarik tangan Gilang untuk masuk ke dalam rumah, meninggalkan Ali yang masih saja diam, mencerna setiap kata demi kata yang Prilly katakan.

Ternyata selama ini Ali telah membuat orang yang ia sayangi itu tersakiti bahkan terluka dengan menunggunya selama bertahun-tahun lamanya

Ali hanya bisa menyalahkan dirinya karena ia selama ini tidak pernah menoleh ke arah Prilly, ia hanya menganggap Prilly hanyalah sebatas sahabat, di pikiran Ali Prilly tidak mempunyai perasaan lebih untuknya

Ali tersenyum kecut sambil melangkahkan kakinya ke luar rumah milik Gilang.

Ternyata benar, memiliki sahabat laki-laki itu lebih menyenangkan tetapi risikonya harus merasakan jatuh.

"Lho Prill kamu kenapa?" tanya Ully cemas

"Gak apa-apa Mah"

"Tadi Prilly ketemu sama Ali di depan" ucapan Gilang

kedua bola mata Ully terbuka sempurna, ia terbelalak mendengar nama anak yang paling ia benci itu.

"Ali ngapain ke sini? Dia mau ngemis-ngemis biar kamu bisa nerema dia lagi?" amarah Ully mulai memuncak, Prilly hanya diam membisu tak berani menatap mata Mamanya yang sedang murka itu.

"Dia ngomong apa aja sama kamu?" tanya Ully kepada sang anak semata wayangnya yang masih saja menunduk

Sofi dan Ricard di buat bingung dengan omongan yang di lontarkan oleh Ully, mereka memilih diam menyimak apa yang sedang di bicarakan oleh Ully dan Prilly.

"Jawab Prill!" tegas Ully dengan tatapan memanas

"Ali cuma minta maaf doang kok" jawab Prilly seadanya

"Yakin itu aja?" Ully masih sedikit kurang percaya dengan omongan anaknya

"Iya, dia juga nyesel udah nyia-nyiain aku, udah aku mau ke kamar dulu" Prilly meninggalkan Mamanya yang masih saja tidak percaya dengan omongan Prilly

Gilang mengekori Prilly.

Mereka berdua masuk ke kamar, Prilly menidurkan badannya di kasur sedangkan Gilang duduk di sofa ujung kamar

Hanya ada keheningan yang menyergapi mereka berdua

Prilly melirik sekilas ke arah Gilang, lalu menarik nafas dalam Gilang berubah menjadi orang yang dingin sekarang.

Prilly mencoba membuka suaranya

"Kak Gilang marah ya?" tanya Prilly hati-hati

"Enggak"

"Kok jadi dingin gitu sih ke aku"

"Gak apa-apa"

"Maaf" ucapan Prilly melirih

"Gak perlu minta maaf"

"Kamu tau dari mana kalo aku sering merindukan sosok Ali?" tanya Prilly

"Aku gak sengaja liat aja, asal kamu tau Prill setiap malam aku selalu denger isakkan halus kamu tapi, aku cuma bisa diam aja" jelas Gilang

"Maaf kak selama ini aku belum bisa ngerelain Ali pergi dari hidupku, aku pun masih punya harapan lebih padanya, aku masih ada rasa sama Ali, aku bakal buang semuanya dan memulai belajar mencintai Kak Gilang" Prilly menunduk tidak berani menatap manik mata Gilang yang menyorot dingin

"Cinta itu bukan sesuatu hal yang harus di pelajari, cinta itu muncul di hati seseorang yang tulus merasakannya. Aku gak maksa kamu buat cinta sama aku, aku juga gak ngelarang kamu ada perasaan lebih pada Ali tapi, tolonglah hargai aku, hargai perasaan aku yang terlanjur ada buat kamu" Gilang menarik nafas dalam

"Hargai aku bisa Prill? Aku cuman mau kamu selalu ada buat aku, temani hari-hariku. Walaupun aku sangat tersiksa dengan kehadiranmu yang sepenuhnya tidak kamu inginkan ini, tapi seenggaknya kamu itu hargai perasaan aku Prill, please buatlah seolah-olah kamu benar-benar mencintaiku supaya aku bahagia saat bersamamu yah walaupun itu lebih menyakitkan sih" Gilang menyorot dengan penuh harapan

"Insya allah aku bakal bisa melakukan apa pun yang kak Gilang mau" Prilly berusaha mengulas senyum.

Ternyata bersama orang yang hatinya gak tau buat siapa itu lebih menyakitkan di banding di tolak balikan sama mantan-Batin Gilang

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang