"Mengapa tuhan hanya mengirimkanku orang yang sangat tulus mencintaku sesaat? Mengapa tidak selamanya?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gilang POV
Apakah ini saatnya merelakan Prilly bahagia bersama orang yang ia cintai?
Aku bakal rela saat melihat orang yang aku cinta bisa tersenyum wakaupun itu bukan karenaku
Aku...
Aku akan membiarkan Prilly bersama dengan Ali lagi
Semoga kamu bahagia Prill.
Author POV
Setelah kepergian Ali, Gilang membuka matanya dan mendapati Prilly sedang tersenyum manis ke arahnya
"Hai kak" sapa Prilly lembut
"Hai juga" Gilang memaksakan seulas senyum agar Prilly tidak tahu bahwa sekarang dirinya sedang terluka karenanya
"Kak makan dulu ya" Gilang mengangguk sekilas dan Prilly langsung mengambil semangkuk bubur dan mulai menyuapi Gilang dengan perlahan
"Aakkk"
Gilang membuka mulutnya saat Prilly menodorkan sendok di hadapan mulutnya
"Aku kapan pulang ya Prill?" tanya Gilang sambil menelan buburnya
"Enggak tau, nanti coba aku tanya Dokter Ali" Gilang mengangguk sekilas lalu kembali sibuk mengunyah bubur yanh di suapi oleh Prilly
"Kaaakkk Giiiilaaanggg!!!" teriakan Shela berhasil menggema di ruangan Gilang, sedangkan Gilang dan Prilly langsung menutup kuping mereka masing-masing
"Lo bisa gak sih gak teriak sehari aja! Mulut lo tuh gak bisa di kontrol apa, ini rumah sakit woyy bukan hutan!" celoteh Gilang yang di hadiahi cengiran tak berdosa dari Shela
"Hehe maaf Kak abisan gue seneng banget lo udah sadar" Shela menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu berhambur ke pelukan Gilang
"Kan udah ada Shela aku pulang dulu ya mau mandi, nanti malem aku ke sini lagi" Prilly membalikkan badannya setelah melihat anggukan Gilang
⚜⚜⚜
Alunan lagu love yourself menggema di telinga Prilly, Prilly segera merampas ponselnya yang berada di atas nakas menggeser tombol hijau untuk menyambungkan sambungan telepon nya
Halo Mah, ada apa?
Cepetan ke rumah sakit, Mama tunggu
Lho kenapa Mah? Kan Prilly ke rumah sakit nya nanti malem
Udah gak ada penolakan! Sekarang kamu harus ke rumah sakit atau semuanya bakalan terlambat
Tutt.. Tutt... Tutt...
Nada teleponnya terputus begitu saja, Prilly hanya diam dengan pertanyaan yang ada di benaknya
"Mama kenapa sih tiba-tiba nelpon? Terus nyuruh aku ke rumah sakit segala lagi" gerutu Prilly
Beberapa detik kemudian Prilly tersadar alasan Mama nya menelponnya
"Kak Gilang?"
Prilly langsung loncat ke kamar mandi untuk membereskan dirinya ia memakai baju dan langsung bergegas ke rumah sakit dengan debaran jantung yang tak bisa di netralkan
Berharap Gilang di sana baik-baik saja tidak seperti apa yang Prilly bayangkan.
Tetapi, langkah Prilly terhenti saat berada di depan ruangan Gilang ia dapat mendengar jelas tangisan dari Mama mertuanya yang sangat pedih
Degupan jantung Prilly makin berdebar kencang ia takut kalau terjadi apa-apa pada Gilang
Prilly langsung membuka knop pintu ruangan Gilang dan mendapati Gilang sedang ngap-ngapan dengan nafas yang terengah-engah
Prilly berlari mendekati sang suami dengan mata yang memanas ia memeluk suaminya
"Kak" Prilly terisak di pelukan Gilang
"Prill, aku mau ngeliat kamu senyum untuk yang terakhir kalinya"
Prilly langsung mendongakkan kepalanya melepas pelukan Gilang dan menatap Gilang dengan tatapan tak terbaca
"Jangan nangis kalau aku gak bisa ada lagi di samping kamu, aku mau kamu nikah sama Ali"
Prilly terbelalak kaget saat mendengar nama 'Ali' yang keluar dari mulut Gilang, sedangkan Ali yang berada di ruangan itu juga ikut tersentak namanya di bawa-bawa oleh Gilang
"Ke-kenapa harus Ali?" tanya Prilly sambil menangis
"Karena hanya dia lah yang bisa ngebuat kamu tersenyum"
"Mama gak setuju!" Ully menatap Gilang dengan tajam
"Please Mah ini permintaan Gilanh yang terakhir"
"Tapi gak sama dia bisa kan?" Ully melirik sinis ke arah Ali yang masih terdiam
"Tapi hanya dia lah yang membuat Prilly tersenyum, memangnya Mama gak seneng ngeliat Prilly senyum karena bisa menikah dengan pria yang selama ini ia cintai? Aku merasa umur aku udah gak lama lagi Mah, aku mau pergi bebas tanpa ada beban karena aku meninggalkan orang yang aku sayang sendirian"
"Aku mau liat Prilly bahagia setelah aku pergi nanti"
Gilang menghela nafas dan membuangnya
"Mama, Papa, Shela maaf selama ini aku tidak bisa jadi anak sekaligus kakak yang baik buat kalian, aku juga mau setelah aku pergi kalian gak nangis lagi, kalian tetap menjalankan aktivitas tanpa ada aku"
"Mama dan Papa jaga diri baik-baik, jaga kesehatan dan buat kamu Shela, jangan sering-sering buat Mama sama Papa kecewa buat mereka bangga karena punya anak perempuan kayak kamu"
Gilang tersenyum dan melirik ke arah Prilly
"Apus air mata kamu dan kembali lah hidup normal tanpaku, Prilly kamu harus janji sama aku kamu harus mau sama Ali kembali lah sama Ali karena dia lah yang berhak membahagiakanmu selain aku dan maaf aku gak bisa membahagiakan kamu"
"Engga kak kakak gak boleh pergi ninggalin aku sendirian, kakak selama ini udah buat aku senyum bahkan bahagia! Hanya kakak lah satu-satunya yang aku harapkan yang bisa mengisi hari-hariku" Prilly terisak dengan luruhan air mata yang deras ia berusaha untuk berbicara kepada Gilang
Gilang menarik nafas panjang dan perlahan mata Gilang tertutup sempurna.
Isakan Prilly menjadi saat melihat sang suami sudah tidak bernyawa
"Kak Gilang Kakak gak boleh pergi ninggalin aku sendirian!" teriak Prilly di sela-sela tangisnya
Prilly memeluk erat tubuh Gilang yang sudah terbujur kaku tak bernyawa
"Gilang jangan tinggalin Mama nak" Sofi tak kalah heboh melihat anak laki-laki meninggalkannya.
Di usia yang terbilang masih muda Gilang meninggalkan keluarga besarnya yang masih syok dengan meninggalnya Gilang.
Prilly, Sofi dan Shela mencium kening Gilang bergantian sebelum Ali menutup tubuhnya dengan kain putih
Yang tenang di sana nak, Mama selalu mendoakan mu dari jauh-Batin Sofi
Semoga aku di sini ikhlas menerima kepergianmu-Batin Prilly
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hmmm syedihhh😢
Emang alurnya udah begini jadi mau di apain lagi_-
Di tunggu VOMMENT NYA😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfiction"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...