"Dia yg memberimu kebahagiaan yg tak dapat kau jelaskan. Akan selalu menjadi alasan atas sedih yang juga tidak dapat kamu jelaskan"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pria paruh baya yang mengenakan pakaian formal berjalan ke arah Ali, Prilly, Ully dan Resi dengan senyuman ramah. Ully dan Resi ternganga melihat pria itu duduk di antaranya "Da-daniel?" panggil Ully dan Resi bersamaan.
"Saya ke sini di undang oleh kedua anak kalian" jelas Daniel "Saya mau menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi di antara kedua keluarga ini" lanjutnya.
"Sebenarnya Pak Syarief itu mencintai Bu Ully dan Bu Ully tidak mengetahuinya, Akhirnya Bu Ully menikah dengan Pak Rizal dan tanpa sepengetahuan Pak Rizal, Pak Syarief mengganti nama kepemilikan perusahaan mereka menjadi nama Pak Syarief. Pak Syarief dan Pak Rizal itu sebenarnya saling dendam dan karena dendam itu lah persahabatan mereka hancur" jelas Daniel
Sekarang Resi di buat bingung oleh cerita Daniel "Mas Syarief mengganti nama kepemilikan perusahaannya menjadi namanya sendiri? Berarti sama saja dong kalo Mas Syarief mengambil secara sepihak? Setahu saya itu adalah perusahaannya keluarga Mas Syarief"
"Bukan Bu, itu sebenarnya perusahaan Bapak Rizal dan Bapak Syarief" Daniel mengambil sesuatu dari dalam tas kopernya, dan menunjukkan kepada Ully, Resi, Ali dan Prilly "Ini saya ada bukti kepemilikannya" Daniel menyerahkan surat yang bertanda tangan Rizal dan Syarief.
Ali, Prilly, Ully dan Resi menatap kertas putih di atas meja. Di sana terpampang jelas bahwa perusahaan yang selama ini di handle keluarga Ali adalah milik keluarga Ali dan Prilly.
"Saya sangat menginginkan kedua keluarga ini bersatu kembali" pinta Daniel. Ully dan Resi di buat bungkam tanpa ada yang membuka suara, menyesap setiap kata demi kata penjelasan yang di ucapkan oleh Daniel-tangan kanan keluarganya.
Mereka berdua merasa bersalah karena permasalahan yang menimpanya bertahun-tahun lamanya.
Kini segala permasalahan yang menghampiri keluarga Ali dan Prilly telah usai Ully dan Resi berusaha melupakan segala percekcokan yang menimpa kedua keluarga tersebut.
"Jeng saya dan keluarga saya merasa bersalah maka dari itu saya minta maaf atas perlakuan suami saya kepada keluarga kamu" Resi tersenyum ramah kepada Ully.
"Iya jeng saya dan keluarga juga minta maaf ya..." Ully mengangguk seulas senyum tipis mengulum di bibir merahnya.
⚜⚜⚜
"Sekarang gue lega deh orang tua lo sama orang tua gue udah baikan dan udah enggak ada permasalahan yang melanda keluarga kita" Prilly tersenyum manis di depan Ali membuatnya langsung terpanah dengan kecantikan Prilly.
"Iya... Tapi ada permasalahan lagi yang belum lo selesaiin sama gue"
Prilly mengernyitkan keningnya Ali hanya tersenyum miring "Lo harus bantuin gue buat minta restu ke Tante Ully" perkataan Ali langsung menohok relung hati Prilly, seketika Prilly diam membeku. Ali hanya tersenyum puas melihat ekspresi wajah Prilly yang berubah."Haha bercanda kali, muka lo jangan panik gitu dong" Ali menertawakan Prilly sedangkan Prilly hanya menegerutkan bibirnya malas.
"Tapi kalo mau bantuin gue beneran gak apa-apa sih" satu cubitan berhasil mendarat di lengan Ali.
"Awss.. Sakit sayang kok kamu nyubit aku keras banget sih" Ali mengerutkan bibirnya manja membuat Prilly memutar bola matanya malas "Sayang-sayang pala lo pitak" Prilly mengalihkan wajahnya dari Ali berakting pura-pura marah pada Ali.
Ali hanya tersenyum melihat Prilly ngambek bak anak kecil ini. Namun, dalam lubuk hatinya sangat berharap lebih supaya Prilly beneran mau menjadi istri yang menemani hari-harinya kelak.
Ali dan Prilly sama-sama orang pertama yang paling senang karena kesalahpahaman yang terjadi di kedua keluarga mereka telah usai. Itu tandanya luang untuk Ali meminta restu pada Ully semakin besar.
⚜⚜⚜
Prilly mengguling-gulingkan badanya berulang kali di atas tempat tidurnya. Kejadian tadi sore bersama Ali sangatlah berkesan di benak Prilly sampai-sampai membuat Prilly tak bisa tidur hingga sekarang jam menunjukkan pukul 2 dini hari.
"Ini gue kenapa sih? Udah malem bukannya tidur malah ketawa-ketawa kek orang gila aja" Prilly mengomeli dirinya sendiri.
Mata Prilly menatap langit-langit kamarnya, pikirannya melayang-layang tak karuan. "Aduh Ali kenapa sih lo bisa bikin gue seneng banget dan bahkan lo bisa jadi orang yang paling gue benci sekaligus"
⚜⚜⚜
"Prill nanti kalo kamu ketemu Ali tolong ajak dia dan Mamanya buat makan malam bareng kita ya" suruh Ully "Okee Mah" Prilly menyeruput susu coklatnya.
"Mama udah enggak benci lagi kan sama Ali?" tanya Prilly hati-hati karena takut membuat Mamanya marah. Ully langsung menatap anaknya, Prilly hanya bisa menunduk pasrah apabila Mamanya ingin memarahinya.
Ully mengusap ujung rambut anaknya "Ya enggaklah sayang, malahan Mama sekarang jadi suka sama Ali, buru-buru deh Ali ngelamar kamu biar Mama bisa punya mantu kayak Ali" Prilly mengangkat kepalanya kaget atas respon yang di berikan Ully.
⚜⚜⚜
Prilly bekerja seperti biasanya di kantor milik Papanya dan Papanya Ali. Prilly di sibukkan dengan beberapan file dan layar komputer di hadapannya.
Tiba-tiba pintu ruangannya terketuk oleh seseorang, Prilly mempersilahkan orang itu untuk masuk dan duduk di hadapannya.
Prilly membelalakkan matanya saat melihat siapa yang datang ke ruangannya sepagi ini.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kira-kira siapa ya guys yang datang? Maaf aku baru update lagi:) soalnya aku lagi pusing mikirin ujian mulu hehe.. Doain deh guys supaya aku bisa cepet kelar kelas 9 nya dan bisa lulus dengan hasil name yang bagus amin...
Btw feel nya udah dapet belom sih?😁 oh yah di part ini bakalan ada konflik yang memuncak yupss..
Sekian dari aku😇 jangan lupa di VOMMENT😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfiction"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...