"Percayalah bahwa aku merindukan kamu yang selalu berada di sisiku"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Karena kesalah pahaman lah yang membuat persahabatan mereka hancur" kening Prilly memgertut "Kesalah pahaman apa ya Pak?" tanya Prilly bingung.
"Dulu itu Pak Syarief dan Pak Rizal sahabatan dari SMA sampai mereka berdua memutuskan untuk menggabung kedua perusahaan yang mereka punya menjadi satu, perusahaan mereka berdua berkembang pesat hingga sekarang, suatu ketika Pak Rizal bertemu dengan seorang wanita namanya Bu... Ah ya Bu Ully mereka berdua ada perasaan satu sama lain.
Hingga suatu hari mereka berdua pacaran, tapi Pak Syarief tidak setuju dengan hubungan mereka berdua karena Pak Syarief itu juga menyukai Bu Ully. Akhirnya mereka berdua menikah dan Pak Rizal tidak pernah tau kalo Pak Syarief sangat mencintai Bu Ully"
"Hingga suatu hari tanpa sepengetahuan Pak Rizal, Pak Syarief menggantikan nama kepemilikan perusahaan mereka menjadi nama Pak Syarief. Karena Pak Syarief merasa Pak Rizal telah mengambil wanita yang sangat ia cintai, hingga suatu hari Pak Rizal jatuh miskin dan ia harus memulai semuanya dari nol. Sejak saat itulah Pak Rizal sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia"
"Bu Ully sangat membenci semua perlakuan Pak Syarief dan akhirnya Pak Syarief menikah dengan wanita namanya Bu Resi dan Pak Syarief sangat tidak suka dengan Pak Rizal karena wanita impiannya di rebut. Mereka saling dendam sampai-sampai kalian juga ikut-ikutan kena batunya kan?" jelas Pak Daniel.
"Oh jadi semuanya gara-gara Mama" kata Prilly menebak. "Bukan salah Mama kamu juga kali Prill, itu semua udah rencana Allah untuk memisahkan keluarga kita yang menurut-Nya tidak cocok untuk bersatu dan tugas kita sebagai anak adalah mempersatukan mereka kembali agar tidak ada konflik yang terus-menerus menimpa keluarga kita" Prilly tertegun karena Ali memegang telapak tangannya lembut, senyumnya merekah membuat Prilly ikut tersenyum.
Setelah pulang dari kantor Papanya, Ali tidak langsung mengantar Prilly ke rumahnya melainkan ia mengajak Prilly ke sebuah tempat.
Ali menggandeng tangan Prilly, Prilly hanya pasrah di tarik oleh Ali ke sebuah tempat yang menurutnya asing.
Mereka berdua menaiki anak tangga satu per satu, anak tangga itu lumayan banyak sehingga membuat nafas Prilly terengah-engah. Setelah sampai di tangga terakhir, alis Prilly bertaut tetapi, ia masih saja mengikuti langkah Ali. Dan ternyata Ali membawa Prilly ke lantai paling atas kantor Papanya.
Prilly menatap gedung-gedung tinggi dari atas, matanya berbinar dan mulutnya terbuka lebar "Wah bagus banget" Prilly terpesona melihat keindahan gedung-gedung pencakar langit yang begitu menawan saat di lihat dari atas, lampu-lampu kota yang menusuk mata sangat indah.
Pemandangan buatan yang jarang sekali Prilly lihat. Tanpa sadar sebuah tangan kekar mengelus tangan mungil milik Prilly. Mata Prilly mengalihkan penglihatannya ke arah tangannya yang sudah tergenggam oleh tangan Ali.
Prilly tertegun saat melihat ekspresi wajah Ali yang sangat tenang. Mata elangnya menyorot penuh kasih sayang ke arah manik mata indah milik Prilly.
Prilly meneguk saliva-nya saat Ali berkata "Prill, kamu cantik malam ini" sebuah kalimat pendek yang mampu menohok hatinya lagi Prilly hanya tersenyum kikuk mendengar kata indah dari mulut Ali.
Please Li, jangan buat gue punya perasaan lagi sama lo-batin Prilly
Pipi Prilly sudah merona, ia mengalihkan wajahnya dari tatapan mendalam milik Ali. Prilly kembali menatap gemerlap lampu yang menerangi perkotaan malam ini. Ali pun ikut memandang langit yang di taburkan oleh bintang-bintang kecil "Prill, kalo gue minta lo cinta sama gue lagu gimana?" tanya Ali kepala Prilly langsung menatap Ali yang berada di sebelahnya, sesekali Prilly mengerjapkan kedua matanya berharap agar ini tidaklah mimpi tetapi, kenyataan yang selama ini ia harapkan.
Ternyata ia tidak bermimpi, apakah Ali sedang bercanda dengannya? Tapi raut wajah Ali menatap penuh keseriusan. Oh tidak mungkin Ali hanyalah sedang terkena angin malam sehingga ia menjadi mabuk dan ngomong ya tidak-tidak.
Tetapi, sejak kapan Ali menjadi mabuk karena angin malam? Itu juga sangat mustahil.
Lalu, sekarang apakah Ali serius ngomong seperti itu? Hati Prilly bertanya-tanya dan logikanya tidak mampu menjawab saat ini karena logikanya pun ikut bertanya pada hati. Lalu Prilly harus bertanya pada siapa?
"Loh kok bengong sihh?" lamunan Prilly terbuyar tangannya terulur untuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Prilly tersenyum kaku terdengar kekehan dari Ali yang membuatnya langsung menegang.
Prilly harus menjawab apa ini? Apakah Prilly harus mencoba membuka hati lagi untuk Ali?
Karena setelah dia kembali dan meminta kepada kita kesempatan kedua kita tak pernah tau apakah ia akan berlaku lebih baik atau pun sebaliknya.
Hati berbisik kasih saja ia kesempatan kedua tetapi, logika berbisik jangan karena nanti ia akan menyakitimu lagi.
Lalu Prilly harus mengikuti yang mana?
Tapi, kata orang hati adalah sumber pengkhianatan. Dan kalau Prilly harus memakai logika nanti takut ia akan mengecewakan Ali.
Terkadang hidup memanglah harus memilih. Memilih antara baik dan buruk, memilih antara sukses atau gagal, memilih menjadi miskin atau kaya dan memilih surga atau pun neraka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfiction"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...