💥FWY➖41💥

2.6K 106 0
                                    

"Mengapa terlalu mudah bagiku untuk jatuh ke dalam pesonamu lagi?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Mah, Hari ini Prilly mau ke rumah yang ada di Bandung ya soalnya barang-barang Prilly masih ada di sana" kata Prilly yang sedang memakai sepatu hells.

"Iya nak hati-hati, kamu ke sana naik apa?" tanya Ully melirik ke arah Prilly yang sedang sibuk dengan sepatunya

"Hmm... Prilly naik mobil aja deh, nanti minta tolong Pak Maman anter" Prilly menghampiri Mamanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu, tangannya terulur untuk mencium telapak tangan Mamanya.

⚜⚜⚜

Prilly menatap nanar ke arah rumah besar yang masih berdiri kokoh di atas tanah yang luas. Prilly menutup mulutnya dengan telapak tangan, menahan agar deru air matanya tidak mengalir begitu saja.

Kakinya melangkah memasuki rumah itu. Matanya tak henti-henti menatap keadaan seisi rumah yang masih lengkap dengan barang-barang rumah tangga.

"Rumahnya aja masih kokoh masa pemilik rumahnya udah terbujur kaku di balik tanah" Prilly menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam kamarnya mengambil pakaian yang harus Prilly bawa ke rumah orang tuanya di Jakarta.

Pembantu rumah tangganya sudah pulang ke kampung halaman semenjak kepergian Gilang. Jadi, rumahnya di tinggal tak berpenghuni.

Prilly membuka lemari bajunya mengambil pakaian dan memasukkannya ke dalam tas yang ia bawa. Tangan Prilly terhenti saat melihat secarik kertas yang berada di dalam laci lemari. Tangan Prilly terulur untuk mengambil kertas itu.

Prilly membuka dan membacanya, matanya membulat saat tahu siapa orang yang sudah menulis surat tersebut.

For my wife❤

Prill maaf, hari ini aku hanya bisa menyampaikan pesanku hanya perantara sebuah kertas. Mungkin kalo kamu udah mendapatkan kertas ini itu tandanya aku udah gak ada lagi di sisi kamu.

Jangan sedih gitu dong mukanya jelek tau:p oh ya aku cuma mau kasih tau aja ke kamu kalo aku udah bahagia di atas sana jadi, kamu juga harus bahagia di sini.

Carilah kebahagiaan kamu yang bisa menjadi pengganti aku. Mungkin Ali adalah orang yang tepat untuk menggantikan posisi aku dan dengan kehadiran sosok Ali di hidup kamu itu membuat kebahagiaan kamu kembali seperti dulu lagi.

Cobalah membuka hati lagi, kalo mama kamu gak izinin kamu untuk menikah lagi dengan Ali cobalah kasih surat ini ke mama kamu siapa tau setelah dia membaca surat ini dia jadi tau kalo kamu butuh pengganti.

Tolong kasih semua keceriaan kamu ke Ali seperti dulu kamu kasih semua keceriaan ke aku. Aku mau titip salam buat keluargaku, semoga aja dia baik-baik saja tanpa aku.

From your husband😘
Gilang Arta Guna

Air mata Prilly mengalir sempurna ke pipi chuby miliknya. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan air matanya agar tidak mengalir semakin deras. Dadanya sesak saat membaca setiap kalimat yang mengumpul menjadi paragraf yang sangat menyayat hati bila di baca dan di pahami dengan jelas.

Kepalanya seketika pening. Tak kuasa menahan beban yang sangat melelahkan itu. Prilly menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan berusaha menetralkan perasan yang berkecambuk ini.

Dengan langkah gontai ia keluar dari rumah milik keluarganya dulu. Matanya sembab, hidung mancungnya memerah, dan bibir yang tak henti-hentinya mengeluarkan isakan mendalam yang sangat membatin.

⚜⚜⚜

Setelah sampai di Jakarta, Prilly menemui Ali. Sekarang mereka berdua sedang berada di cafe yang berada di pinggir jalan.

Ali menatap Prilly dengan tatapan bingung. Pasalnya Prilly tiba-tiba mengajak Ali untuk bertemu.

"Prill lo kenapa kok tiba-tiba ngajak gue ketemuan?" tanya Ali. Prilly berdehem dan menjelaskan semua yang akan ia utarakan di hadapan Ali. Prilly berusaha agar tetap kuat di hadapan Ali, padahal jauh di dalam lubuk hatinya ingin menangis sekencang-kencangnya.

"Gue nemu surat ini di rumah Gilang yang ada di Bandung" Prilly menyerahkan kertas putih yang di balut oleh amplop, Ali menatap kertas itu sebentar lalu tangannya mengambil dan membuka kertas, membacanya dengan seksama.

"Ini yang nulis Gilang?" Ali mengalihkan pandangannya menatap Prilly yang sedang diam.

Kepala Prilly mengangguk "Dan ini surat buat lo" Prilly kembali menyerahkan secarik surat yang masih tersegel rapih. Ali mengambil surat itu dan memasukkannya di dalam saku jaketnya, Prilly mengernyitkan keningnya "Kok di masukkin? Gak di baca?" tanya Prilly sambil melihat Ali memasukkan surat pemberian Gilang ke dalam saku jaketnya.

"Iya bacanya nanti aja di rumah" jawab Ali santai "Oh ya kok muka lo bingung gitu, kenapa?" tanya Ali kedua bola matanya tak henti-henti menatap Prilly.

Sepertinya Ali memang sangat paham dengan keadaan Prilly sekarang, Prilly menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Gue bingung Li, kak Gilang nyuruh gue buat nikah sama lo sedangkan Mama kan gak ngerestuin hubungan kita dari dulu" Prilly gusar raut wajahnya nampak bimbang untuk menghadapai semua pilihannya.

"Gue pengen lakuin semua keinginan terakhir kak Gilang, tapi di satu sisi gue juga gak mau ngebantah omongan Mama" Prilly mengusap wajahnya kasar.
"Gue juga gak paham sama kelakuan Mama gue yang gak mau banget kita bersatu" Ali jujur karena memang Resi sangat tidak setuju kalau dirinya bersatu dengan Prilly.

Setelah itu suasana hening menyergap mereka. Ali dan Prilly sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Ali memulai berbicara dan menghilangkan keheningan di antara mereka "Bagaimana kalo kita cari tau aja Prill, kenapa keluarga kita bisa seperti itu. Siapa tau dengan kita cari tau dan menyelesaikan masalah yang terjadi di antara keluarga kita, Tante Ully dan Mama Resi bisa setuju kalo kita bersatu?" ide Ali membuyarkan lamunan Prilly.

"Nah betul tuh, gue juga ada kemauan buat cari tau" balas Prilly semangat. "Dulu kan perusahaan keluarga kita sempet bekerja sama, gimana kalo kita tanya Pak Daniel tangan kanannya alm. Papa" usul Ali dan Prilly mengangguk antusias.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kantor alm. Papa nya Ali yang sekarang sedang di urus oleh Pak Daniel-tangan kanan-Papa-Ali.

"Ali? Ada apa ya kok tumben ke kantor?" tanya Pak Daniel setelah ia mempersilahkan Ali dan Prilly untuk duduk. "Hehe iya Om, lagi pengen main aja" Ali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Loh ini Prilly kan? Anaknya Pak Rizal?" Mata Daniel mengadah ke arah Prilly dan sontak saja Ali dan Prilly terbelalak kaget. "Loh Bapak kenal alm. Papa saya?" tanya Prilly dan mendapat anggukan dari Daniel.
"Ya Pak Rizal itu adalah sahabatnya Pak Syarief-Papa dari Ali, meraka berdua sangat akrab sampai-sampai mereka membangun perusahaan ini bersama" Daniel menunjuk ke setiap sudut ruangan kantor yang terbilang megah.

"Tapi--"

"Tapi kenapa Pak?" sela Prilly. "Tapi gara-gara kesalah pahaman yang membuat persahabatan mereka hancur dan sampai-sampai perusahaan ini menjadi imbasnya" jelas Daniel, Ali dan Prilly hanya bisa mendengarkan penjelasan dari Daniel.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Wahh keluarganya Ali sama Prilly kenapa tuhh??

Konflik? Pertikaian? Permasalahan? Atau apa yaaa???

Mohon di VOMMENT yahh guys supaya aku lebih semangat nulis dan ngelanjutin ceritanya🙏

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang