"Terima kasih karena engkau selalu hadir di saat yang tepat"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Prilly mengikuti pemakaman Gilang dengan perasaan yang berkecambuk matanya tak henti-henti mengalir bulir air mata sehingga membuat matanya bengkak
Prilly duduk di samping batu nisan suaminya berharap dengan sangat dalam agar tuhan bisa membangunkan Gilang sekarang juga
Prilly POV
Aku masih tidak bisa terima suamiku meninggalkanku secepat ini, perlahan aku akan mencoba agar aku bisa mengikhlaskan kepergian Gilang, aku tak ingin pulang saat ini karena aku masih mau menemani Gilang di sini.
Tidak ada lagi sosok penyemangat di hidupku
Tidak ada lagi seseorang yang menemani hari-hariku
Tidak ada lagi orang yang mencintai setulus Gilang
Tidak ada lagi orang yang bisa membuatku tersenyum serasa tidak ada beban lagi
Terkadang aku sedih, tuhan sangat tidak adil untukku
Mengapa ia mengirimkanku orang yang tulus mencintaiku kalau akhirnya orang itu akan kembali lagi ke sisi-Nya
Begitu cepat tuhan mengambil Gilang di saat aku sedang belajar untuk mencintainya
Aku sudah belajar mencintai Gilang namun, sekarang Gilang pergi meninggalkanku selamanya
Rasanya hidupku sudah tak berguna lagi, ingin rasanya aku menyusul Gilang di sana namun, itu tidak mungkin aku tidak mau melanggar janjiku pada Gilang karena aku sudah berjanji bahwa aku tidak lagi bersedih karena tidak ada sosok dirinya di hidupku lagi.
Author POV
Prilly masih terdiam dengan perasaan yang sesak
Bagaimana tidak?
Orang yang selama ini ada menemani hari-hari Prilly sekarang malah pergi meninggalkan Prilly untuk selama-lamanya
"Kakak jahat! Kenapa Kakak pergi di saat aku sedang belajar untuk mencintai Kakak?" Prilly menggigit bibir bawahnya menahan rasa sesak dan tangisnya agar tidak pecah namun, semuanya tidak bisa Prilly masih saja menangis berseru-seru meratapi kuburan Gilang.
"Nak pulang yuk udah sore, kasihan Gilang kalau dia melihat kamu dengan keadaan yang lemah seperti ini. Di sana pasti Gilang tidak akan tenang nak" Ully membelai punggung Prilly Prilly hanya mengangguk lemah benar kata Mamanya ia tidak bisa seperti ini terus-terusan karena ini bisa membuat Gilang bersedih.
Prilly menyeka air matanya dengan punggung telapak tangan dan berdiri mengikuti Ully untuk pulang ke rumah
⚜⚜⚜
Setelah seminggu kematian Gilang hidup Prilly menjadi suram, tidak ada lagi sosok penyemangat yang selalu rela mengisi hari-harinya dengan lawakan garing, gombalan receh bahkan sikap sweet yang Gilang berikan untuk Prilly.
Prilly mengusap wajahnya kasar menghela nafas panjang lalu menghembuskannya
"Gue gak bisa galau mulu gue harus move on" Prilly menyemangati dirinya sendiri
Tiba-tiba notif handphonenya berdering Prilly langsung merampas ponselnya
Tubuh Prilly menegang seketika saat melihat siapa yang chat
Hatinya berdegup kencang tetapi dengan cepat Prilly membaca notif line nya
Ali: Prill, jalan yuk mumpung gue libur nih
Prilly mematung saat membaca chat dari Ali. Tanpa sadar seulas senyum mengembang di bibir mungilnya
Dengan lincah Prilly mengetik balasan chat dari Ali
Prilly: Boleh mau jalan jam berapa?
Tanpa membuang banyak waktu notif balasan dari Ali muncul di layar ponsel Prilly
Ali: Sekarang gue jemput lo ya
Prilly: Jangan jemput gue, tunggu aja di depan komplek
Ali: Oke gue tunggu yaa
Read/10.43 WIB
Setelah membaca pesan dari Ali, Prilly langsung bergegas mengganti pakaian.
Prilly keluar dengan mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna maroon dan levis putih sepatu snekers dan tas kecil yang ia gantung di samping badannya
Setelah memoles bedak dan limpblam tipis ia mengikat rambutnya menjadi satu dan keluar dari kamarnya
"Loh Prill, mau kemana kok rapih banget?" Ully mengerutkan keningnya melihat Prilly dari atas sampai bawah dengan pakaian perginya
"Mau jalan sama temen SMA Mah, Prilly pamit pergi ya Mah" Prilly mencium telapak tangan Ully dan berlenggang pergi keluar dari rumah untuk menemui Ali
Maaf ya Mah, Prilly harus bohong padahal Prilly mau pergi sama Ali-Batin Prilly
Prilly berlari kecil ke arah Ali senyum Prilly mengembang saat melihat sosok Ali yang sudah menunggunya dengan sabar
Ali langsung membukakan pintu penumpang untuk Prilly lalu ia mengitari mobilnya dan duduk di kursi pengemudi
"Loh Li, kok gak pake motor? Cie udah punya mobil baru nih ye" Prilly tersenyum lebar Ali hanya menggeleng sambil ikut tersenyum di hadapan Prilly
"Alhamdulillah uang kerja jadi Dokter bisa beli mobil" Ali tersenyum tipis lalu menyalakan mesin mobil dan menjalankannya.
"Sekarang lo kerja di mana Prill?" tanya Ali memecah keheningan yang sempat terjadi di antara mereka berdua
"Belum tau nih besok gue baru mau cari kerja" Ali hanya mengangguk paham mendengar jawaban dari Prilly
⚜⚜⚜
"Makan kok kayak anak kecil sih" Ali mengelap bercak coklat di ujung bibir Prilly dengan tisu
Prilly tertegun melihat tingkah laki-laki di hadapannya itu
Prilly tersenyum tipis, perlakuan Ali kembali menghangat seperti dulu lagi
Seketika dunia Prilly kembali seperti dulu lagi, tanpa ada rasa bersedih karena di tinggal dengan Gilang
Perlahan-lahan mungkin Prilly bisa memulai hidup baru tanpa harus terlalu larut dalam kesedihannya karena di tinggal oleh Gilang
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
VOMMENT nya Kakak😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever With You (Aliando & Prilly)
Fanfiction"Tapi sekarang gue cintanya sama lo Prill" "Telat Li! Sekarang gue udah bahagia sama Kak Gilang!" "Maaf Prill gue baru sadar kalo lo punya perasaan lebih buat gue" "Sorry gue gak mau banyak berharap lagi sama lo! Percuma ujung-ujungnya bikin gue sak...