💥FWY➖50💥

469 33 1
                                    

"Ny. Prilly kemungkinan kecil akan sulit mempunyai keturunan karena ada tumor kecil di rahimnya"

⚜⚜⚜

Tak terasa buliran air mata Prilly menetes begitu saja. Sepanjang perjalanan Prilly tak kuasa menahan tangis. "Udah sayang jangan nangis terus, mungkin kesempatan kita untuk mendapatkan buah hati ditunda Allah. Kamu positive thingking aja dulu" Prilly mengusap puncak kepala Prilly "Aku minta maaf Li, aku emang ga becus jadi seorang istri" Prilly menyalahkan dirinya sendiri.

Setelah sampai rumah orang tua Prilly, mereka berdua di sambut hangat oleh Mama, Papa dan kedua Mertuanya.

Di sepanjang perjalanan Ali sudah memberitahu kedua orang tuanya agar segera ke rumah kedua orang tua Prilly karena ada hal penting yang harus di bicarakan.

Ully mengusap lembut rambut Prilly "Jangan putus asa Prill, Mama yakin kamu pasti kuat. Terus berdoa aja ya sayang siapa tahu keajaiban datang menghampiri kamu" Prilly tak kuat lagi dengan semua cobaan yang ia hadapi di dalam kehidupan pernikahannya.

"Kamu berdoa aja sayang, Mama pasti yakin kalian berdua pasti akan punya anak mungkin hari ini kalian belum di karuniai anak dulu" kini Resi angkat suara "Iya bener Prill, aku pasti bakal sabar kok nunggu kamu hamil" Ali tersenyum hangat seolah ia sudah menerima kenyataan bahwa ia belum bisa menjadi sosok ayah kali ini.

"Tapi.. Prilly merasa bersalah, yang seharusnya dalam jangka waktu pendek ini prilly sudah mengandung tapi kenyataan nya enggak. Prilly emang ga bisa jadi apa yang Ali mau Mah" Prilly menundukkan kepalanya tak kuasa menahan tangis, sungguh ini sangat menyiksa Prilly!

⚜⚜⚜

Setelah seminggu kejadian kelam itu berlalu, Prilly makin tak enak hati dengan Ali. Tetapi, perlakuan Ali ke Prilly masihlah sama dengan pertama kali mereka menikah, tidak berubah sama sekali.

"Prill, nanti aku pulang telat deh kayaknya, enggak apa-apa 'kan?" Ali menyeruput susu putih buatan Prilly

"Iya enggak apa-apa kok Li" Prilly tersenyum hangat ke arah suaminya

"Yaudah kalau gitu aku berangkat dulu ya" Ali mengecup kening Priily hangat "Iya Li, hati-hati ya"

⚜⚜⚜

Ali sibuk memainkan gadget nya sampai-sampai ia tak melihat orang di depannya.

Brukk

"Aduh, maaf saya ga...."

"Ali?!"

Kedua bola mata Ali membulat saat melihat wanita cantik bak model di hadapannya. "Alesta? Kok lu ada di sini?" Ali tersentak kaget saat tahu siapa yang baru saja ia tabrak,

Alesta wanita yang pernah mengincar Ali saat masa SMA dulu sekaligus mantan pacarnya Reza.

"Iya gua di terima jadi resepsionis di rumah sakit ini" Alesta tersenyum penuh arti saat melihat cowok yang menjadi alasannya untuk melamar kerja di rumah sakit itu. "Bukannya lu udah kerja di kantor bokap lu ya?"

"Iya Li, tapi gua bosen kerja di kantor mulu mangkanya gua coba aja ngelamar di rumah sakit sebagai resepsionis eh taunya di terima" ucap Alesta semangat.

Permainan pertama dimulai, siap-siap mengikuti alur permainan gua Tuan Ali yang terhormat- batin Alesta

⚜⚜⚜

"Wah gila si Alesta kerja disini bro!" Reza masuk ke dalam ruangan Ali "Ya terus kenapa?"

"Itu bahaya Li, nanti gua ga bisa move on gimana?" Ali menjitak kepala Reza membuat si empunya meringis "Inget udah punya istri di rumah!"

⚜⚜⚜

Ali hendak pulang ke rumah, saat ia hendak menutup pintu ruangannya ia di kagetkan dengan sosok Alesta yang sudah berada di hadapan Ali.

"Loh kok belum pulang?"

"Iya Li gua bingung mau pulang naik apa, soalnya gua gak bawa mobil" Alesta memasang wajah prihatin membuat Ali tidak tega melihatnya.

"Gua boleh nebeng ga Li?"

Ali berpikir sejenak sambil melihat jam yang melingkar di tangannya

"Yaudah yuk gua anter"

Perkataan Ali membuat Alesta tak henti-hentinya tersenyum, kali ini ia menang!

Setelah sampai di depa rumah Alesta, ia tersenyum tak henti-hentinya kepada Ali, bagaimana tidak? Untuk pertama kalinya permintaan Alesta dikabulkan oleh Ali.

"Makasih banyak ya Li udah mau anter gua, mau mampir dulu?" tawar Alesta basa-basi, Ali menggeleng "Gak dulu deh Les, gua mau pulang dulu kasihan Prilly pasti udah nunggu gua di rumah"

Mendengar nama Prilly membuat Alesta mengeraskan rahangnya. Sedetik kemudian Alesta tersenyum palsu ke hadapan Ali "Yaudah Li gak apa-apa gua masuk dulu ya"

⚜⚜⚜

"Duh Ali kemana si kok jam segini belum pulang sih? Biasanya kan udah di rumah" cemas Prilly sambil mengintip jendela luar.

Tin-tin

Senyum Prilly merekah saat tahu mobil Ali sudah terparkir di halaman rumahnya. Tak lama kemudian sosok Ali muncul di balik pintu "Tumben Li pulangnya telat" Ali membantu Ali membawakan tas kerjanya "Iya Prill, tadi rumah sakit lagi rame sama pasien, maklum lagi musim sakit" Prilly menganggukkan kepalanya paham. "Kamu mau makan malam ga Li? Nanti aku siapin dulu ya."

⚜⚜⚜

Hari-hari Ali di kantor selalu ditemani oleh Alesta. Alesta merasa menang banyak kali ini. Siang ini Ali ditemani makan siang oleh Alesta "Li, gimana enak ga makanan nya?" Alesta meraba tangan Ali. "Iya enak kok" Ali berusaha menyingkirkan tangan genit Alesta.

"Hmm.. Li aku mau ngomong boleh?" Alesta memasang wajah serius "Ngomong aja" Ali tampak acuh "Sebenarnya aku masih ada perasaan sama kamu, dan perasaan itu nggak pernah berubah sampai sekarang" Ali yang sudah menduga Alesta akan berkata seperti itu "Iya gua tau" Ali cuek menanggapi nya.

"Terus respon kamu gimana?" Alesta mulai mengeluarkan jurus menggoda nya. "Lu tau kan gua cuman cinta sama siapa?"

Bagai di hantam ribuan batu, Alesta tertegun mendengar jawaban Ali yang sangat menjengkelkan hati Alesta. "Kenapa si Li, kamu kok bisa sampe stuck di Prilly? Apa hebatnya Prilly coba?" Ali yang mendengar nya mulai panas "Jelas

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hola! Apa kabar guys? Maaf yaa aku baru update lagi:))

Jadi gimana nih sama kelanjutan kisah cinta Ali dan Prilly? Semakin rumit sepertinya yaa~

So, jangan lupa ditunggu kelanjutannya ya!

Like dan VOMMENT nya yaa!!

With love❤️

Forever With You (Aliando & Prilly) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang